Untuk menghindari cedera setelah mengikuti tiga turnamen beruntun di Eropa, Gregoria Mariska Tunjung batal tampil di Orleans Masters. Dia akan fokus pada persiapan untuk Kejuaraan Asia.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·4 menit baca
MADRID, SENIN — Tur dalam tiga turnamen di Eropa memberi hasil baik bagi pebulu tangkis tunggal putri, Gregoria Mariska Tunjung. Namun, dengan tubuh yang tak lagi prima karena jadwal padat, dia batal tampil di Orleans Masters agar bisa mempersiapkan diri dengan lebih baik untuk Kejuaraan Asia.
Rangkaian turnamen di Eropa dijalani pebulu tangkis sejak Jerman Terbuka pada 7-12 Maret, dilanjutkan dengan All England, Swiss Terbuka, dan Spanyol Masters pada tiga pekan berikutnya, ditutup oleh Orleans Masters di Perancis, 4-9 April. Jadwal padat tersebut tak pelak membuat atlet kelelahan hingga beberapa di antaranya mengalami cedera dan tak bisa menyelesaikan tur sesuai rencana.
Gregoria, misalnya, batal tampil di Orleans karena merasa sakit pada pinggang dan paha kanan bagian belakang saat tampil di Spanyol Masters. ”Melihat kondisi yang kurang bagus, Gregoria akan mundur dari Orleans Masters. Kami khawatir kalau dipaksakan bisa menjadi cedera yang lebih parah. Lebih baik diistirahatkan dan ditangani dokter dulu,” kata pelatih tunggal putri Herli Djaenudin di Madrid, Spanyol, Senin (3/4/2023).
Untuk mencegah rasa sakit menjadi semakin parah, Gregoria tampil dengan paha kanan dibebat saat melawan Pusarla V Sindhu dalam laga final, Minggu. Dia tampil gemilang mengalahkan peraih medali perak Olimpiade Rio de Janeiro 2016 dan perunggu Tokyo 2020 itu dengan skor 21-8, 21-8. Kemenangan itu menghasilkan gelar pertama bagi Gregoria dalam ajang BWF World Tour sejak skema turnamen tersebut digunakan pada 2018.
Dengan batal tampil di Orleans, juara dunia yunior tunggal putri pada 2017 itu akan kembali ke Indonesia untuk beristirahat, lalu bersiap untuk Kejuaraan Asia. Tahun ini, ajang tersebut digelar di Dubai, Uni Emirat Arab, pada 25-30 April.
Selain Gregoria, ganda campuran Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti juga tak meneruskan perjalanan ke Orleans setelah kalah dari Mathias Christiansen/Alexandra Boeje (Denmark) pada final Spanyol Masters. Juara All England 2020 itu bahkan telah menjalani empat turnamen beruntun sejak Jerman Terbuka.
Seperti dikatakan pelatih ganda campuran PB Djarum Wifqi Windarto, Praveen/Melati lebih baik kembali ke Indonesia untuk persiapan menghadapi Kejuaraan Asia. Wifqi menilai, setelah absen dari turnamen selama paruh kedua 2022, Praveen/Melati sering ragu-ragu mengambil keputusan saat di lapangan. Mereka menepi dari turnamen pada tahun lalu karena cedera pinggang yang dialami Praveen.
Absennya Gregoria dan Praveen/Melati menambah jumlah pemain Indonesia yang tak jadi tampil di Orleans Masters, turnamen berkategori BWF World Tour Super 300. Rinov Rivaldy/Pitha Haningtyas Mentari dan Chico Aura Dwi Wardoyo bahkan tak jadi tampil sejak Spanyol Masters karena cedera.
Cedera lengan dialami Rinov hingga tak bisa menyelesaikan semifinal saat berhadapan dengan Ye Hong Wei/Lee Chia Hsin (Taiwan) di Swiss Terbuka. Rinov/Pitha mundur setelah kehilangan gim pertama dengan skor 18-21. Adapun Chico cedera kaki kiri saat melawan Viktor Axelsen pada babak pertama.
Pada turnamen yang sama, Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva Ramandhanti mundur saat melawan Yuki Fukushima/Sayaka Hirota pada semifinal. Ganda putri nomor satu Indonesia itu tak menyelesaikan pertandingan karena cedera bahu kanan yang dialami Apriyani.
Melihat kondisi yang kurang bagus, Gregoria akan mundur dari Orleans Masters. Kami khawatir kalau dipaksakan bisa menjadi cedera yang lebih parah.
Meski beberapa pemain batal bermain di Orleans, Indonesia masih memiliki wakil pada turnamen yang digelar sejak 1994 tersebut, di antaranya tiga ganda putra pelapis pelatnas utama yang tampil sejak All England. Mereka adalah Leo Rolly Carnando/Daniel Marthin, Bagas Maulana/Muhammad Shohibul Fikri, dan Pramudya Kusumawardana/Yeremia Erich Yoche Yacob Rambitan.
Pelatih ganda putra pelatnas Herry Iman Pierngadi memastikan ketiga pasangan itu akan tampil di Orleans. Herry mengatakan, dirinya akan memantau perkembangan permainan dan kondisi fisik ketiga ganda tersebut dalam turnamen keempat beruntun di Eropa.
Pada nomor tunggal putra, Indonesia diwakili satu pemain, yaitu Christian Adinata. Di tunggal putri, Putri Kusuma Wardani akan ditemani Ester Nurumi Tri Wardoyo dan Komang Ayu Cahya Dewi yang bermain dari babak kualifikasi. Adapun pada ganda putri akan ada tiga wakil, sedangkan ganda campuran menurunkan lima wakil.
Perjuangan Gregoria
Terkait gelar juara yang didapat Gregoria di Spanyol, Herli menilai, hasil tersebut merupakan buah perjuangan pemain berusia 23 tahun tersebut sejak dia merasa berada di titik terbawah pada 2022.
”Performanya selama di Madrid semakin baik dari hari ke hari. Dia juga semakin tenang dan percaya diri meski dalam kondisi fisik yang tidak prima kareka kelelahan. Namun, semangat untuk tidak mau kalahnya sangat luar biasa,” tutur Herli.
Sebelum juara di Spanyol Masters, Gregoria mencapai semifinal Swiss Terbuka dan perempat final All England. Dalam perjalanan meraih gelar di Spanyol, Gregoria menunjukkan ketenangannya ketika mengalahkan Kim Ga-eun (Korea Selatan) pada babak kedua, meski lawannya mendapat match point 20-17 pada gim ketiga. Di semifinal, Gregoria juga berhasil keluar dari tekanan saat bertemu peraih emas Olimpiade Rio de Janeiro 2016, Carolina Marin.
Melalui akun media sosialnya, Gregoria pun bercerita bahwa gelar itu menjadi pengingat perjalanan panjang dari usahanya untuk bangkit setelah terpuruk. Dengan bekal rasa cinta pada bulu tangkis, dia bertekad untuk terus berjuang guna mendapatkan hasil yang lebih baik.