PSM Juara, Kerinduan 23 Tahun Warga Sulsel Pun Terbayar Lunas
Kepastian gelar juara BRI Liga 1 yang diraih PSM Makassar membawa kegembiraan bagi ribuan suporter dan warga di Makassar, Sulawesi Selatan. Kerinduan selama 23 tahun pun telah terbayar lunas.
Oleh
MOHAMAD FINAL DAENG, RENY SRI AYU ARMAN
·4 menit baca
Di Stadion Gelora Ratu Pamelingan, Pamekasan, Jawa Timur, Jumat (31/3/2023) malam, wasit Thoriq Alkatiri meniup peluit panjang sebagai tanda berakhirnya laga BRI Liga 1 Indonesia antara Madura United dan PSM Makassar. Bunyi peluit, yang seolah merambat ratusan kilometer jauhnya, itu menyulut gegap gempita warga di seantero Makassar, Sulawesi Selatan. Waktu tepat menunjukkan pukul 23.23 Wita.
Ruang dan waktu saat itu seolah tengah menyinkronkan diri. Bunyi peluit Thoriq itu mengakhiri penantian panjang suporter PSM Makassar, tepat di angka 23. Telah 23 tahun lamanya suporter klub itu menanti gelar juara Liga Indonesia, capaian yang terakhir sebelumnya diraih pada tahun 2000.
Kemenangan tim ”Juku Eja”, 3-1, atas Madura United, memastikan kembalinya gelar tertinggi sepak bola nasional ke Makassar. Hasil tersebut mengunci posisi PSM di puncak klasemen BRI Liga 1 meski mereka masih memiliki dua laga tersisa. Koleksi 72 poin milik ”Pasukan Ramang” tidak lagi bisa dikejar Persib Bandung, tim peringkat kedua, dengan 59 poin.
Tak pelak, suporter dengan warna merah kebanggaan Juku Eja berpesta. Suasana kegembiraan menyeruak di mana-mana, terutama di lokasi nonton bareng yang digelar di berbagai penjuru kota, mulai dari area permukiman, poskamling, kafe, warung kopi, hingga pusat perbelanjaan.
Nyanyian dan chant suporter menggema. ”Ewako PSM Makassar!”, ”Juara, juara, juara!”, dan ”Campeone!” berkumandang silih berganti. Tak ketinggalan, nyala kembang api dan suar turut memeriahkan suasana malam itu.
Sebagian suporter pun larut dalam haru mengingat penantian 23 tahun bukanlah waktu yang singkat. ”Alhamdulillah, PSM juara!” ujar Naim (35), salah seorang suporter yang hadir dalam acara nonton bareng di pelataran parkir Mal Phinisi Point.
Naim sesekali mengusap wajah dengan jaketnya untuk menghapus air mata bahagia. Dia masih bocah berusia 12 tahun ketika kali terakhir sebelumnya klub kesayangannya itu juara. Kini, dia bisa merasakan lagi kegembiraan itu bersama ribuan suporter lain.
Dari lokasi nonton bareng, pesta berlanjut di jalan-jalan protokol. Suporter menggelar konvoi keliling kota. Rentetan suara klakson dan raungan sepeda motor menjadi ”musiknya”. Kemacetan pun tak terhindarkan di sejumlah titik, salah satunya di Jalan AP Pettarani. Padahal, waktu telah jauh memasuki Sabtu (1/4/2023) dini hari.
Warga pun banyak yang keluar menonton pawai kemenangan tersebut dari pinggir jalan. Mereka turut mengabadikan momen istimewa ini dengan kamera ponsel masing-masing.
Dalam situasi sepak bola di Indonesia yang memprihatinkan, PSM hadir memberikan kegembiraan, terutama bagi warga Makassar dan Sulsel umumnya.
”Senang sekali, lamanya kami tunggu-tunggu akhirnya kami juara lagi. Mudah-mudahan ini jadi awal yang baik untuk prestasi PSM seterusnya,” ujar Darwan (59), warga yang menyaksikan pawai suporter di Jalan AP Pettarani.
Perayaan masih berlanjut pada Sabtu sore saat para pemain PSM tiba di Makassar. Di bandara lama di Maros, rombongan disambut suporter dan sebagian petugas bandara denganyel-yel dan nyanyian penyemangat. Dari bandara, rombongan menuju mes PSM di Jalan Nuri. Di sini suporter dan warga sekitar juga sudah berkumpul menunggu kedatangan tim kesayangannya.
Direktur Utama PSM Makassar Sadikin Aksa mengatakan sangat bersyukur atas kemenangan ini. Menurut dia, penuh perjuangan untuk bisa mengembalikan gelar juara setelah menunggu selama 23 tahun.
”Alhamdulillah, musim yang penuh drama dari awal, tetapi kami terus berjuang buat masyarakat Sulawesi yang selalu mendoakan dan mendukung kami untuk terus semangat. Kami berhasil membawa kembali piala itu setelah 23 tahun. We are the champion,” katanya.
Ucapan selamat juga datang dari mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla. Menurut dia, dalam situasi sepak bola di Indonesia yang memprihatinkan, PSM hadir memberikan kegembiraan, terutama bagi warga Makassar dan Sulsel umumnya.
”Saya juga ingin mengucapkan selamat kepada semua pemain yang bisa jadi juara. Setelah sekian lama PSM tidak menjadi juara di liga nasional ataupun di pertandingan nasional lain, akhirnya Anda semua membuktikan jika PSM bisa,” katanya.
Sepanjang sejarahnya, sejak berdiri pada 2 November 1915, PSM menjadi salah satu tim elite yang selalu diperhitungkan dalam kancah persepakbolaan nasional. Gelar juara musim ini kian mengukuhkan status tersebut.
Dengan tambahan trofi musim ini, total PSM telah mengoleksi 7 gelar juara. Sebelumnya, PSM juara pada tahun 1957, 1959, 1965, 1966, 1992, dan 2000. Ewako, PSM!