Tim nasional Perancis tidak pernah kehabisan kiper hebat, mulai dari Fabian Barthez, Hugo Lloris, hingga kini Mike Maignan. Ia tampil heroik pada dua laga terakhir Perancis di kualifikasi Piala Eropa 2024.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·4 menit baca
AFP/FRANCK FIFE
Kiper Perancis, Mike Maignan (kedua kanan), melakukan penyelamatan krusial pada menit-menit akhir laga versus Irlandia dalam ajang kualifikasi Grup B Piala Eropa Jerman 2024 di Stadion Aviva, Dublin, Irlandia, Selasa (27/3/2023) dini hari WIB. Perancis menang, 1-0.
DUBLIN, SELASA – Perancis tidak punya waktu menangisi kehilangan kiper Hugo Lloris yang baru saja pensiun setelah berkontribusi selama 14 tahun. “Si Biru” sudah menemukan pengganti sepadan dalam diri penjaga gawang AC Milan, Mike Maignan, yang tampil heroik pada jendela pertama kualifikasi Piala Eropa Jerman 2024.
Berkat Maignan, Perancis berhasil pulang dengan poin penuh dari markas Irlandia, Stadion Aviva, Selasa (28/3/2023) dini hari WIB. Pada pengujung laga, sang kiper terbang menghalau sundulan bek Irlandia, Nathan Collins, untuk memastikan tim tamu menang 1-0 saat peluit panjang berbunyi.
Sabtu lalu, dia juga menahan bola tendangan penalti penyerang Belanda, Memphis Depay. Perancis berhasil mencatat nirbobol sekaligus menang 4-0 atas Belanda. Seusai laga, rekan-rekannya berebut memberikan selamat kepada sang kiper.
Tim asuhan pelatih Didier Deschamps itu tampak nyaman dengan keberadaan Maignan. Adapun kiper 27 tahun tersebut mencatat nirbobol beruntun dan delapan kali penyelamatan dalam dua laga pertama setelah Lloris pensiun.
“Mike adalah Mike. Tidak mudah datang setelah Hugo bersama dengan kami sekian lama. Namun, dia menunjukkan kekuatannya dalam dua laga itu,” kata Deschamps.
AFP/PAUL FAITH
Kiper Perancis, Mike Maignan (kedua kanan), bersama rekan-rekannya merayakan kemenangan atas Irlandia, 1-0, pada laga kualifikasi Grup B Piala Eropa Jerman 2024 di Stadion Aviva, Dublin, Irlandia, Selasa (27/3/2023) dini hari WIB.
Irlandia, tim peringkat ke-48 dunia, tidak sebesar Belanda. Namun, Seamus Coleman dan rekan-rekan berhasil menyulitkan Perancis di depan para pendukung yang bernyanyi sepanjang laga. Mereka memeragakan pertahanan blok rendah dengan formasi 3-4-2-1. Nyaris seluruh pemain berada di sepertiga akhir wilayah permainannya sendiri ketika bertahan.
Perancis tidak mampu menunjukkan kehebatan mereka dalam transisi, seperti saat versus Belanda. Mereka dipaksa berkreasi di tengah tumpukan para pemain lawan. Alhasil,penyerang megabintang, Kylian Mbappe, sekalipun tidak berkutik. Gol Perancis bahkan seperti jatuh dari langit, yaitu diciptakan bek sayap, Benjamin Pavard, seusai Irlandia kehilangan bola di area pertahanan.
Pertahanan Perancis diuji pada 10 menit terakhir. Irlandia mengambil alih dominasi serangan. Mereka berupaya merebut bola secepat mungkin, lalu menyerang dengan kecepatan para pemain sayap seperti tipikal permainan formasi tiga bek tengah. Tuan rumah sukses mencatat 6 tembakan dalam rentang waktu itu, saat Perancis hanya membalas dengan sekali tembakan.
Kami bermain solid di dua laga tersebut dengan lawan yang berbeda tipe. Enam poin merupakan hasil yang ideal. Selamat kepada para pemain. (Didier Deschamps)
Peran Maignan sangat terasa dalam momen krusial itu. Pemain bertahan Perancis mulai panik karena serbuan umpan silang dan kesempatan berkali-kali lawan dari skema bola mati. Bek Jules Kounde sempat panik, menyundul bola ke gawang sendiri. Maignan menepis bola dengan sigap.
Adapun Maignan menyelamatkan dua kali gawangnya pada menit-menit terakhir laga, termasuk sundulan Collins. “Penyelamatan Mike membuat kami nirbobol dan tetap unggul. Jadi, saya meyakini, dia adalah pemain terbaik laga ini,” kata Pavard.
Kepiawaian menghadapi penalti
Maignan sudah sepatutnya menjadi kiper utama Perancis. Dia telah membuktikan diri di level klub bersama Milan. Kehadirannya terlihat jelas dalam dua musim terakhir. Milan juara ketika Maignan bisa bermain semusim penuh pada musim lalu. Musim ini, mereka sangat inkonsisten karena sang kiper sempat absen sekitar 5 bulan akibat cedera.
Penjaga gawang setinggi 1,91 meter itu berpotensi menjadi kunci kesuksesan Si Biru pada masa depan. Dia memiliki keahlian dalam penalti yang kurang dikuasi oleh para kiper Perancis sebelumnya, seperti Lloris dan Barthez. Adapun Perancis kehilangan dua gelar Piala Dunia dalam dua dekade terakhir akibat kalah adu penalti di final.
Maignan telah memperlihatkan kepiawaiannya dalam penalti ketika menghadapi Belanda. Penyelamatan itu bukan kebetulan. Sepanjang kariernya, dia berhasil menggagalkan 29,5 persen eksekusi penalti lawan. Adapun jumlah itu lebih tinggi dibandingkan Lloris (16,6 persen) dan Barthez (19 persen).
FRANCK FIFE
Kiper Perancis, Mike Maignan (kedua kanan), berusaha menepis bola seusai tendangan penalti pada laga versus Belanda dalam ajang kualifikasi Grup B Piala Eropa Jerman 2024 di Stade de Fance, Saint-Denis, Perancis, 24 Maret 2023 lalu. Perancis menang telak, 4-0.
Dua kemenangan membuat Perancis kokoh di puncak klasemen sementara Grup B dengan 6 poin. Bagi Deschamps, hasil ini lebih dari sekadar awalan yang mulus menuju Piala Eropa tahun depan. Sebab, mereka juga berhasil menampilkan wajah-wajah baru untuk meremajakan skuad.
Selain Maignan, ada juga penyerang 24 tahun, Randal Kolo Muani, yang mulai diplot untuk menggantikan sang veteran, Olivier Giroud. “Kami bermain solid di dua laga tersebut dengan lawan yang berbeda tipe. Enam poin merupakan hasil yang ideal. Selamat kepada para pemain,” tutur Deschamps.
Pada laga lain, Belanda bangkit dari keterpurukan dengan menang atas Gibraltar, 3-0. Bek Manchester City, Nathan Ake, menjadi sosok terpenting dalam laga itu dengan sumbangan sepasang gol. Adapun kemenangan itu menjadi yang pertama kali bagi “Si Oranye” sejak pelatih Ronald Koeman kembali. (AP/REUTERS)