Pemerintah Masih Menunggu Hasil Konfirmasi PSSI ke FIFA
Pemerintah berusaha membangun optimisme penyelenggaraan Piala Dunia U-20 bisa terselenggara kendati banyak penolakan terhadap keikutsertaan tim nasional Israel.
Oleh
NINA SUSILO
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Publik diminta menanti pengumuman dari Federasi Asosiasi Sepak Bola Internasional atau FIFA terkait kelanjutan pelaksanaan Piala Dunia U-20 2023 di Indonesia, termasuk di dalamnya keikutsertaan tim Israel. FIFA diyakini bakal memahami penolakan yang kuat di Indonesia atas kehadiran tim Israel.
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan yang juga Pelaksana Tugas Menteri Pemuda dan Olahraga Muhadjir Effendy saat ditemui di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (28/3/2023), menampik adanya informasi yang menyebutkan FIFA telah menunjuk Peru sebagai penyelenggara Piala Dunia U-20 menggantikan Indonesia.
Penyelenggaraan Piala Dunia U-20 di Indonesia memantik kontroversi setelah sejumlah kepala daerah dan beberapa kelompok masyarakat menolak keikutsertaan timnas Israel.
Pengundian penyisihan grup Piala Dunia U-20 2023 di Bali pada 31 Maret 2023 juga dibatalkan FIFA. Hal ini karena surat Gubernur Bali Wayan Koster kepada Menpora yang menyatakan Pemerintah Bali menolak tim Israel U-20 hadir di ”Pulau Dewata”, tepatnya di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar.
Muhadjir juga memastikan belum menerima kepastian pembatalan Indonesia sebagai negara penyelenggara U-20.
”Masih kita tunggu hasil konfirmasi dari PSSI,” ujarnya. Ketua Umum PSSI Erick Thohir berangkat ke markas FIFA di Swiss untuk bertemu pimpinan FIFA.
Dia meyakini, FIFA akan memahami posisi Indonesia. Karena itu, tidak akan ada sanksi-sanksi mengerikan yang akan dijatuhkan pada Indonesia.
Koordinator Save Our Soccer Akmal Marhali, Senin (27/3/2023), menyampaikan, jika akhirnya Indonesia batal menggelar Piala Dunia U-20, federasi sepak bola Indonesia bisa dibekukan dan Indonesia juga terancam dicoret dari keanggotaan FIFA.
FIFA pun disebut Muhadjir hanya menunda pelaksanaan pengundian penyisihan grup Piala Dunia U-20 2023, bukan membatalkannya. Indonesia, katanya, memiliki enam lokasi untuk penyelenggaraan Piala Dunia dan tidak semua menolak kehadiran tim Israel.
Selain Gubernur Bali I Wayan Koster, penolakan kehadiran tim Israel juga disampaikan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.
Untuk Piala Dunia U-20 yang menurut rencana digelar pada 20 Mei hingga 11 Juni mendatang, Indonesia telah menyiapkan enam stadion. Keenam stadion itu adalah Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta; Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring, Palembang; Stadion Si Jalak Harupat, Kabupaten Bandung; Stadion Manahan, Solo; Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya; dan Stadion I Wayan Dipta, Gianyar.
Berbeda dengan saat diwawancara Senin (27/3/2023), Muhadjir kali ini menyampaikan ada syarat-syarat yang diajukan oleh Pemerintah Indonesia yang diterima FIFA. Sebelumnya, ia menyampaikan tak ada titik temu terkait syarat yang diajukan.
Kendati demikian, Muhadjir menolak menyebutkan syarat apa saja yang diusulkan Pemerintah Indonesia terkait kehadiran timnas Israel ini. ”Itu haknya PSSI untuk menjelaskan, bukan saya. saya kan Plt (Menpora) jadi tidak boleh membuat pernyataan yang sifatnya strategis,” tuturnya.
Masyarakat pun diminta menunggu pengumuman FIFA dan PSSI dalam waktu dekat. ”Tunggu pengumuman dari FIFA. insya Allah tidak seseram yang (disampaikan) dari para analisis,” katanya.
Secara terpisah, Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia (DMI) Pusat M Jusuf Kalla menilai Indonesia semestinya menerima kehadiran timnas Israel di Piala Dunia U-20 dengan baik. Justru kehadiran timnas Israel momentum untuk mendorong perjuangan masyarakat Palestina.
Di sela-sela kunjungannya ke Phnom Penh, Kamboja, untuk menghadiri undangan buka puasa bersama warga Muslim Kamboja yang juga dihadiri PM Kamboja Hunsen dan Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim, Senin (27/3/2023), Kalla menjelaskan, konflik antara Palestina dan Israel (Perang Arab-Israel) sudah berlangsung 70 tahun.
Sebanyak tiga perang besar, pada tahun 1948, 1967, serta Perang Yom Kippur 1973, menunjukkan, yang terlibat langsung melawan Israel dan membela kepentingan Palestina sebenarnya adalah Mesir, Suriah, dan Jordania. Namun, setiap kali perang, wilayah Arab, termasuk Palestina, justru semakin banyak dikuasai Israel.
Karena itu, tidak banyak yang bisa diharapkan dari Mesir, Suriah, dan Jordan. Justru, jalan terbaik untuk memperjuangkan dan memulihkan hak-hak bangsa Palestina adalah melalui jalan dialog menuju perdamaian.
”Jika Indonesia ingin membantu kepentingan rakyat Palestina, posisi yang harus diperkuat Indonesia adalah mengenal kedua belah pihak agar dapat mendorong mereka maju ke meja perundingan yang adil,” tutur Kalla.
Jika ingin berperan aktif dalam menegakkan perdamaian di Timur Tengah, khususnya memperjuangkan kepentingan bangsa Palestina, Indonesia semestinya memanfaatkan momentum Piala Dunia U-20 untuk mengenal kedua belah pihak, khususnya Israel, dengan menyambut keikutsertaan timnas Israel.
Ajang Piala Dunia U-20 jika terlaksana dengan mengikutsertakan Israel justru dapat membangun upaya perdamaian sekaligus dapat memperjuangkan kepentingan rakyat Palestina melalui jalan dialog atau perdamaian. ”Jadi, kalau Indonesia menerima kehadiran Israel dalam keikutsertaannya di Piala Dunia U-20, justru menunjukkan peran aktif Indonesia dalam memperjuangkan hak-hak bangsa Palestina melalui jalur dialog untuk perdamaian kedua pihak,” tuturnya.
Pandangan ini pula saat ini yang diyakini beberapa negara negara Arab di Timur Tengah, seperti Arab Saudi, Uni Emirat Arab, dan Qatar, yang mulai berhubungan baik dengan Israel. Selama ini yang punya hubungan diplomatik dengan Israel hanya Mesir, Jordania, dan Turki.