Indonesia Masih Ada Harapan Jadi Tuan Rumah Meskipun FIFA Hapus Teaser Lagu 'Glorious'
FIFA menghapus artikel dan "soundtrack" Piala Dunia U-20 2023 di Indonesia pada Selasa (28/3/2023). Meskipun demikian, masih ada harapan Indonesia menjadi tuan rumah, selagi FIFA belum membuat pernyataan resmi.
Oleh
Atiek Ishlahiyah Al Hamasy
·3 menit baca
Ketua Umum PSSI Erick Thohir (tengah), yang didampingi Menteri Pemuda dan Olahraga Zainudin Amali (kiri) serta CEO Juaraga Mochtar Sarman (kanan), menandatangani kaos sebagai bagian dari seremoni peluncuran merchandise resmi Piala Dunia U-20 2023, Rabu (8/3/2023), di Jakarta.
JAKARTA KOMPAS – Isu pembatalan penyelenggaraan Piala Dunia U-20 2023 di Indonesia ramai dibicarakan, menyusul keputusan FIFA menghapus artikel dan soundtrack Piala Dunia U-20 2023 pada Selasa (28/3/2023). Lagu 'Glorious' rencananya akan diputar sebagai lagu resmi Piala Dunia U-20 di Indonesia pada pembukaan pertandingan tersebut. Meskipun demikian, Indonesia masih ada harapan menjadi tuan rumah, selama FIFA belum memberikan pernyataan resmi.
Sebelumnya, cuplikan lagu yang menggambarkan sebuah kemenangan dan kejayaan tersebut sudah tersedia di platform FIFA+ dan seluruh media sosial FIFA. Lagu versi lengkap juga rencananya akan dirilis pada 31 Maret 2023, bertepatan dengan acara pengundian.
Pada 24 Maret 2023, website resmi FIFA sempat menayangkan artikel tentang lagu Piala Dunia U-20 Indonesia 2023. Artikel tersebut berjudul “FIFA and Weird Genius tease electrifying Official Song ahead of FIFA U-20 World CUp Indonesia 2023”.
FIFA juga menayangkan sebuah video berjudul "Weird Genius - Glorius". Namun, pada Selasa (28/3/2023), FIFA dan PSSI telah menghapus berita dan video teaser soundtrack Piala Dunia U-20 2023 dari website resmi masing-masing. Adapun lagu 'Glorious' diciptakan dan diproduseri Grup musik Weird Genius, serta dinyanyikan tiga penyanyi muda, Lyodra, Tiara Andini, dan Ziva Magnolya.
PSSI sedang berupaya keras berdiplomasi agar Piala Dunia U-20 bisa tetap terselenggara di Indonesia. Ia memastikan, lobi-lobi dan pendekatan terhadap FIFA akan dilakukan Ketua Umum PSSI Erick Thohir.
Ketua Paguyuban Suporter Timnas Indonesia Ignatius Indro mengatakan, selama FIFA belum memberi pernyataan resmi, penghapusan soundtrack tersebut bukan berarti Indonesia dibatalkan menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20. Penolakan keikutsertaan tim Israel pada Piala Dunia U-20 di Indonesia juga masih bisa dibicarakan melalui berbagai upaya lobi.
"Saya yakin ini belum keputusan final. FIFA juga masih butuh Indonesia dalam banyak hal," ujar Ignatius.
Menurut Ignatius, Indonesia merupakan pasar yang baik untuk sepak bola dunia. Selain itu, Indonesia juga dapat meningkatkan kualitas turnamen tersebut melalui para suporter sepak bola yang sangat banyak. Ia melanjutkan, mayoritas penduduk Indonesia adalah pecinta sepak bola.
"Penghapusan soundtrack tersebut bukan sebagai peringatan seperti pembatalan drawing. Mungkin, pencabutan soundtrack ini untuk melihat apakah negara yang mau mengajukan diri sebagai tuan rumah benar-benar sudah siap atau tidak. Jadi, diberi kekosongan terlebih dahulu. Harapan kita hanya pada lobi-lobi yang dilakukan Pak Erick. Kita masih memiliki waktu untuk hal itu," tutur Ignatius.
Sebelumnya, kekhawatiran terhadap sanksi FIFA disampaikan anggota Komite Eksekutif PSSI, Arya Mahendra Sinulingga. Pembatalan pengundian penyisihan grup Piala Dunia U-20 2023 di Bali pada 31 Maret 2023 berpotensi menimbulkan dampak serius bagi sepak bola Indonesia. Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) dan juga sepak bola Indonesia berpotensi mendapat konsekuensi berat, seperti dikucilkan dalam ekosistem sepak bola dunia.
Arya mengatakan, PSSI sedang berupaya keras berdiplomasi agar Piala Dunia U-20 bisa tetap terselenggara di Indonesia. Ia memastikan, lobi-lobi dan pendekatan terhadap FIFA akan dilakukan Ketua Umum PSSI Erick Thohir.
Erick Thohir, pada Senin (27/3/2023), pun berangkat ke Zurich, Swiss untuk berbicara dengan FIFA dan mencari jalan tengah. Ia masih yakin Indonesia bisa menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20. Apalagi, FIFA juga sudah menilai lima stadion Indonesia layak digunakan.
Anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI lainnya, Eko Setyawan Farmel, mengatakan, pihak PSSI belum bisa memberi keterangan terkait penghapusan treaser lagu 'Glorious'. Pihaknya baru bisa memberi kepastian setelah menunggu hasil rapat Erick Thohir dengan FIFA.