Kehebatan individu Doncic mungkin hanya bisa disaksikan dalam musim reguler saja. Mavericks kemungkinan besar tidak lolos ”playoff”.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·4 menit baca
INDIANAPOLIS, SELASA — Musim ini, bintang Dallas Mavericks, Luka Doncic, kembali membuktikan diri sebagai individu paling dominan di NBA. Namun, Doncic berpotensi besar tidak lolos playoff akibat kegagalan manajemen klub membangun ekosistem tepat di sekitarnya.
Mavericks memutus rentetan empat kali kalah beruntun setelah menaklukkan Indiana Pacers 127-104 di Gainbridge Fieldhouse, Selasa (28/3/2023) pagi WIB. Doncic menginspirasi kemenangan dengan sumbangan 25 poin, 7 rebound, dan 6 asis.
”Itulah yang mampu dia lakukan. Dia adalah salah satu pemain terbaik di liga ini dalam mengumpan dan menembak. Berkali-kali dia memperlihatkan itu. Namun, kami baru berhasil menghentikan pendarahan (kalah beruntun) saat ini,” kata Pelatih Mavericks Jason Kidd.
Kemenangan itu tidak mengubah posisi Mavericks yang sedang terdesak. Mereka masih berada di peringkat ke-11 Wilayah Barat (37 menang-39 kalah), satu posisi di bawah zona play-in. Adapun musim reguler hanya menyisakan 6 laga lagi.
Mavericks masih diragukan bisa lolos playoff musim ini. Kemenangan atas Pacers tidak terlalu mengejutkan sebab tim lawan tampil tanpa banyak pemain utama, seperti guard Tyrese Haliburton. Mereka sudah dinanti tim tangguh pada sisa jadwal, antara lain Philadelphia 76ers dan Miami Heat.
Kekhawatiran berasal dari tren buruk sejak kedatangan bintang veteran Kyrie Irving. Sejak debut Irving, Mavericks tenggelam dalam rekor 8-13. Doncic dan rekan-rekan yang sempat mengisi peringkat kelima pada paruh musim, terjatuh setelah itu. Rekor mereka lebih baik tanpa Irving, 29-26.
Irving hanya sedikit memberi nilai lebih terhadap serangan tim. Di sisi lain, pertahanan mereka yang sudah berlubang jadi bertambah buruk karena kehilangan penjaga perimeter Spencer Dindwiddie dan Dorian Finney-Smith, yang dijadikan paket pertukaran dengan Nets.
Lubang pertahanan tim asuhan Kidd tercermin dalam statistik. Ratingbertahan Mavericks ketika bersama Irving adalah 117,5, terburuk ketujuh di liga. Mereka juga menjadi 10 tim terburuk dalam akurasi tembakan lawan dan jumlah tembakan bebas lawan.
Frustrasi
Wajar saja jika Doncic merasa frustrasi. Dia memberikan segalanya dengan rerata sumbangan 32,9 poin, 8,6 rebound, dan 8,1 asis. Sebagai konteks, tidak ada pemain yang melebihi 25 poin, 8 rebound, dan 8 asis musim ini. Namun, dia tidak mendapat dukungan sepenuhnya dari klub untuk memiliki tandem sepadan. Adapun Doncic seperti berjuang seorang diri saat mencapai final wilayah musim lalu.
Rasa frustrasi pemain berjuluk ”Luka Magic” tecermin dalam jumlah technical foul, 16 kali. Dia termasuk dalam lima pemain terbanyak yang menerima pelanggaran itu, mayoritas karena bersitegang dengan pemain lawan dan protes berlebihan kepada wasit.
Itulah yang mampu dia lakukan. Dia adalah salah satu pemain terbaik di liga ini dalam mengumpan dan menembak. Berkali-kali dia memperlihatkan itu.
”Sangat frustrasi rasanya. Saya pikir Anda semua bisa melihat itu dengan jelas di lapangan. Terkadang saya tidak merasa menjadi diri sendiri. Saya hanya keluar untuk bermain. Saya pernah sangat bahagia ketika di lapangan, tetapi sekarang terlalu banyak alasan untuk frutasi, termasuk di luar bola basket,” kata Doncic.
Mantan pemain NBA, Kendrick Perkins, mengatakan, tidak adil untuk menyalahkan Irving dalam kejatuhan Mavericks. ”Jujur saja, Anda bisa menyalahkan (Irving dan Doncic) masing-masing 25 persen. Sisanya yang harus disalahkan adalah manajemen klub,” jelasnya.
Kedatangan Irving pada tenggat pertukaran merupakan bentuk rasa frustrasi klub. Setelah juara bersama Cleveland Cavaliers pada musim 2015-2016, Irving bukan lagi pemain yang sama. Dia terlalu banyak terlibat dalam drama luar lapangan dan tidak lagi fokus bermain.
Namun, menurut ESPN, Doncic dan Kidd terpaksa menyetujui pertukaran Irving. Padahal, mereka tahu guard berusia 31 tahun ini bukan sosok yang tepat. Mereka menyetujui hanya demi berhadap ada perubahan untuk menghindari level medioker saat ini.
Bukan tidak mungkin Mavericks akan melepas playoff musim ini untuk mendapatkan spot bagus dalam draf berikutnya. Cara tersebut pernah dilakukan pemilik Mavericks Marc Cuban pada musim 2017-2018. Cuban sengaja meminta timnya untuk finis dengan rekor seburuk mungkin.
”Saya seharusnya tidak mengatakan ini, tetapi inilah kenyataannya. Kami tidak akan bersaing untuk playoff. Tampaknya kalah adalah pilihan terbaik,” kata Cuban ketika itu, yang berujung denda 600.000 dollar AS karena mengaku sengaja ingin kalah. (AP)