Kemenangan 4-0 atas Belanda memperlihatkan cetak biru Perancis untuk Piala Eropa 2024. Skuad itu terlihat sangat dinamis, terutama di lini serang.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·4 menit baca
PARIS, SABTU — Masih lekat di ingatan, penyerang Randal Kolo Muani (24) melewatkan peluang emas pada pengujung final Piala Dunia Qatar 2022 yang bisa mengantar Perancis juara. Kegagalan Muani perlahan dilupakan sebab dia mulai menunjukkan kapasitas untuk menjadi kepingan terpenting dalam skuad masa depan ”Si Biru”.
Pertandingan pertama Perancis setelah kekalahan di final Piala Dunia berjalan dengan sempurna. Tim asuhan Pelatih Didier Deschamps sukses menaklukkan Belanda, 4-0, dalam laga Grup B kualifikasi Piala Eropa 2024 di Stade de France, Paris, Sabtu (25/3/2023) dini hari WIB.
Kylian Mbappe, kapten baru Perancis penerus Hugo Lloris, menjadi pahlawan kemenangan dengan sumbangan 2 gol dan 1 asis. Perancis sangat efektif di lini depan. Mereka sudah unggul 3-0 pada paruh pertama, termasuk memimpin dua gol pada 7 menit awal. Laga pertama Belanda setelah kembali dilatih Ronald Koeman pun berujung kekecewaan.
”Kami tidak mau mengecewakan para pendukung. Ini adalah laga pertama kami setelah Piala Dunia. Saya hanya melakukan tugas saya (sebagai pemimpin tim) dengan menjadi penentu dan membawa pemain lain menang bersama. Semua berjalan baik hari ini, tetapi ini hanyalah permulaan,” kata Mbappe.
Hal paling menarik dari pesta gol tim tuan rumah adalah lini serang yang sangat dinamis. Deschamps masih menggunakan formasi sama seperti di Qatar, 4-2-3-1. Bedanya, peran penyerang tengah veteran Olivier Giroud (36) digantikan oleh Muani yang baru kedua kali menjadi starter di timnas. Muani bermain 76 menit, sebelum diganti Giroud.
Pergantian satu pemain itu mengubah drastis gaya serangan Perancis. Mereka lebih fleksibel. Berbeda dengan Giroud yang bertipe target man, Muani bisa bermain di beberapa posisi sekaligus. Mulai dari penyerang tengah, sayap, hingga gelandang serang. Muani juga piawai dalam dribel dan memiliki sprint cepat.
Muani, bersama dua sayap, Mbappe dan Kingsley Coman, menciptakan trio dinamis. Mereka mengancam pertahanan tinggi Belanda sepanjang laga dengan bisa saling berganti posisi. Muani sering bergeser ke sayap, sedangkan Mbappe dan Coman bisa bermain lebih sentral. Pergerakan trio itu amat mengalir.
Muani terlibat langsung dalam gol pertama dan ketiga Si Biru. Penyerang asal Eintracht Frankfurt itu membawa bola dari sepertiga lapangan lawan hingga kotak penalti, sebelum dioper ke Mbappe di kotak penalti. Lalu, Muani berlari menarik pemain bertahan lawan. Gelandang serang Antoine Griezmann yang berlari dari lini kedua pun bisa mencetak gol pembuka setelah diumpan Mbappe.
Pada gol ketiga, kecerdikan Muani menempatkan diri dan membaca situasi terlihat jelas. Dia berada di posisi yang seolah ingin menerima umpan terobosan, tetapi justru melepaskan bola tersebut. Bola itu menuju Mbappe yang sudah terbebas dari jebakan offside pertahanan Belanda.
Sebagai konteks, lini belakang Belanda yang tampil dengan empat bek sejajar diperkuat oleh para bek tangguh Eropa, antara lain Virgil van Dijk dan Nathan Ake. Dengan pengalaman segudang, mereka masih gagap mengantisipasi pergerakan dinamis nan destruktif dari Mbappe dan rekan-rekan.
”Jika Anda tertinggal 2-0 setelah 7 menit, itu akan menjadi pekerjaan yang amat sulit. Kami memulai dengan buruk. Mereka juga bermain sederhana dengan kualitas mereka. Sulit menganalisis apa yang terjadi pada awal laga karena semua terjadi begitu cepat,” ucap Van Dijk.
Landasan
Formula baru Deschamps di Paris sangat mungkin menjadi landasan saat putaran final Piala Eropa, mengingat tahun depan Giroud sudah berusia 37 tahun. Sudah saatnya Perancis bermain dengan penyerang yang lebih muda dan fleksibel seperti Muani. Adapun Giroud masih bisa membantu dengan masuk sebagai pemain cadangan, seperti yang dilakukan di laga tersebut.
Kami tidak mau mengecewakan para pendukung.Semua berjalan baik hari ini, tetapi ini hanyalah permulaan.
Dengan tubuh kekar dan tinggi, Giroud selalu berbahaya ketika berada di kotak penalti lawan. Dia andal dalam duel udara untuk memanfaatkan umpan silang. Namun, pemain cepat dan komplet seperti Muani akan lebih cocok dengan sistem pragmatis Deschamps yang mengandalkan transisi serangan balik.
Adapun Muani merupakan salah satu bintang muda paling bersinar di Eropa saat ini. Dia sudah mencetak 11 gol dan 10 asis untuk Franfurt musim ini. Menurut Squawka, hanya lima pemain di lima liga terbesar Eropa yang mampu mencapai dobel-dobel gol dan asis, antara lain Lionel Messi (Paris Saint-Germain) dan Bukayo Saka (Arsenal).
Masa depan cerah Perancis juga tecermin dari bawah mistar gawang. Pengganti Lloris, Mike Maignan, tampil solid untuk menjaga kemenangan tanpa kebobolan. Kiper AC Milan itu menggagalkan penalti penyerang Belanda Memphis Depay pada pengujung laga.
Akibat hasil itu, rentetan 21 laga tidak terkalahkan Belanda dalam waktu normal di bawah era Pelatih Louis van Gaal harus berakhir. Selain menandai era baru dengan kekalahan, Koeman juga mengembalikan formasi ”Si Oranye” menjadi 4-2-3-1, dari semula 3-4-2-1 bersama van Gaal.
Belanda sebenarnya bisa mengimbangi tuan rumah. Mereka bermain terbuka dengan umpan-umpan pendek mengalir. Terlihat dari statistik, mereka menguasai bola hingga 59 persen, juga hanya kalah sedikit dalam jumlah tembakan 11-12.
Hanya saja, lini depan Belanda yang diperkuat trio Depay, Xavi Simons, dan Steven Berghuis kurang efektif. Mereka tampak belum padu. Simons yang baru berusia 19 tahun belum pernah menjadi starter. Berghuis, yang mengisi sayap kanan, lebih sering ditugasi sebagai gelandang pada Piala Dunia Qatar. (AP/REUTERS)