Momentum Kebangkitan Sepak Bola dan Ekonomi Sumsel
Kalau terpilih sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20, Pemprov Sumatera Selatan berharap ajang itu menjadi pemantik untuk membangkitkan sepak bola dan ekonomi Palembang ataupun Sumsel.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH, RHAMA PURNA JATI
·5 menit baca
PALEMBANG, KOMPAS — Kalau terpilih sebagai salah satu kota tuan rumah Piala Dunia U-20 2023, Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan berharap ajang dua tahunan itu bisa menjadi pemantik untuk membangkitkan persepakbolaan dan perekonomian Palembang ataupun Sumatera Selatan. Geliat sepak bola daerah itu sedang mati suri seusai klub kebanggaannya, Sriwijaya FC, terdegradasi dari Liga 1 ke Liga 2 pada 2018 dan perekonomian mereka turut terpukul akibat pandemi Covid-19.
Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru saat dijumpai di sela pembukaan Pasar Beduk Bukit Siguntang, Palembang, Sabtu (25/3/2023), mengatakan, Piala Dunia U-20 adalah momentum yang tepat untuk membangkitkan sepak bola Palembang ataupun Sumatera Selatan. Sebab, ajang itu membawa gaung internasional yang akan menginspirasi para pesepak bola muda di daerah.
Secara infrastruktur, Palembang khususnya terus berbenah untuk menjadi salah satu kota tuan rumah Piala Dunia U-20. ”Para pemain muda di sini pasti akan menonton dan terinspirasi dengan permainan para pemain dunia itu di sini. Sejumlah lapangan bola juga sudah dibangun di beberapa daerah selain Palembang. Dengan semua itu, kami berharap persepakbolaan Palembang ataupun Sumatera Selatan bisa kembali bangkit,” tutur Herman.
Anggota Komite Eksekutif Asosiasi Provinsi PSSI Sumatera Selatan sekaligus mantan gelandang PS Pusri di era Galatama, Mathys ”Kewoy” Rugebregt, menuturkan, Piala Dunia U-20 tidak akan cukup untuk membangkitkan sepak bola Palembang ataupun Sumatera Selatan kalau tidak ada kebijakan tindak lanjut selepas perhelatan ajang tersebut. Untuk itu, dia mendesak para pemangku kepentingan sepak bola menyiapkan peta jalan pembinaan yang berjenjang dan berkelanjutan.
Tanpa tindak lanjut dari pemerintah, Palembang ataupun Sumatera Selatan hanya akan menjadi bagian sejarah sebagai penyelenggara Piala Dunia U-20. Selebihnya, ajang itu tidak akan memberikan dampak apa pun kepada sepak bola di sini, seperti yang terjadi seusai SEA Games 2011, Islamic Solidarity Games 2023, dan Asian Games 2018.
”Tanpa tindak lanjut dari pemerintah, Palembang ataupun Sumatera Selatan hanya akan menjadi bagian sejarah sebagai penyelenggara Piala Dunia U-20. Selebihnya, ajang itu tidak akan memberikan dampak apa pun kepada sepak bola di sini, seperti yang terjadi seusai SEA Games 2011, Islamic Solidarity Games 2023, dan Asian Games 2018,” tutur Kewoy.
Kesempatan promosi
Selain itu, Herman menyampaikan, Piala Dunia U-20 akan menjadi kesempatan Palembang ataupun Sumatera Selatan mempromosikan semua kekayaan sumber daya alam, sumber daya manusia, dan keanekaragaman kreativitas yang ada. Maka itu, dirinya berharap semua pihak ikut mendukung pelaksanaan ajang tersebut. ”Kalau terpilih, Piala Dunia U-20 bisa ikut membangun dan memulihkan perekonomian kita setelah dilanda Covid-19. Sebab, ajang itu pasti akan menyedot animo masyarakat untuk datang menonton secara langsung di sini,” katanya.
Guna mengoptimalkan kesempatan itu, lanjut Herman, pihaknya akan berkoordinasi dengan pihak terkait untuk menyiapkan layanan hotel, restoran, dan atraksi wisata yang bermuatan kearifan lokal. Mereka akan menyiapkan acara penyambutan yang lebih besar dibandingkan dengan Asian Games lalu, terutama menonjolkan potensi wisata sungai yang menjadi ciri khas Palembang ataupun Sumatera Selatan. ”Walau kelasnya U-20, ajang ini tetaplah Piala Dunia yang membawa gaung lebih besar dari ajang-ajang sebelumnya, seperti SEA Games dan Asian Games,” ucap Herman.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sumatera Selatan Aufa Syahrizal mengutarakan, untuk menyambut Piala Dunia U-20, pihaknya berharap bisa segera berkoordinasi dengan panitia agar semua keperluan bisa disiapkan dengan optimal. Sebab, sejauh ini, mereka dan panitia belum melakukan pembicaraan apa pun untuk menyiapkan sambutan bagai para tamu peserta ataupun penonton.
”Kami belum bisa menentukan konsep penyambutan seperti apa yang mesti disiapkan karena belum ada koordinasi dengan panitia. Kami butuh kepastian dari panitia. Sampai sekarang, kami baru rapat sekali yang membahas persiapan infrastruktur untuk menjadi tuan rumah, sedangkan untuk penyambutan belum sama sekali,” tuturnya.
Terlepas dari itu, tambah Aufa, destinasi wisata yang ditawarkan saat Asian Games akan tetap menjadi menu utama yang disuguhkan untuk Piala Dunia U-20. Yang tersedia mulai dari lokasi bersejarah, seperti Kampung Arab Al Munawar, Kampung China Kapitan, dan Benteng Kuto Besak. Lalu, pusat-pusat perbelanjaan yang menjual cenderamata khas Palembang maupun Sumatera Selatan dan museum-museum untuk mengenal sejarah serta budaya setempat.
Nantinya, mereka akan mengevaluasi kesiapan tempat-tempat itu. Kalau ada yang kurang, mereka akan tingkatkan. Sebaliknya, kalau sudah baik, mereka akan tingkatkan lagi. Selain itu, mereka akan memanfaatkan pelaksanaan Festival Sriwijaya 2023 untuk menambah geliat euforia Piala Dunia U-20. ”Intinya, kami siap dengan sumber daya yang kami miliki. Selanjutnya, silakan para tamu menentukan ke mana mereka mau berkunjung,” tutur Aufa.
Meningkatkan kunjungan wisatawan
Aufa mengatakan, pihaknya berupaya menjadikan Piala Dunia U-20 untuk meningkatkan kunjungan wisatawan Nusantara dan mancanegara ke Palembang, minimal dari para penonton. Kemarin, Asian Games bisa meningkatkan jumlah kunjungan ke Palembang sekitar 25 persen dibanding tahun sebelumnya yang berdasarkan data Badan Pusat Statistik Palembang mencapai 1,9 juta.
”Kendati cuma single event dan kelompok usia yunior, Piala Dunia ini tetap lebih besar daripada Asian Games. Sebab, sepak bola punya magnet jauh lebih besar dibanding Asian Games yang hanya berskala Asia,” ujar Aufa.
Ketua DPRD Sumatera Selatan Anita Noeringhati menuturkan, keberadaan Piala Dunia U-20 akan memberikan dampak besar bagi perekonomian daerah terutama di sektor pariwisata. ”Mereka (wisatawan) tidak hanya datang untuk menonton sepak bola saja, tetapi juga akan mencicipi kuliner serta mengunjungi obyek wisata,” katanya.
Pemerintah juga harus menyiapkan segala hal yang dapat menjadi daya tarik wisatawan. Di sinilah dibutuhkan kreativitas di semua pemangku kepentingan. ”Pada perhelatan ini mata dunia akan tertuju di Palembang. Saat itulah kita harus menunjukkan keunikan serta keunggulan daerah,” ucap Anita.
Karena itu, Anita meminta agar masyarakat turut serta dalam menyemarakkan perhelatan akbar ini dengan bersikap lebih ramah kepada wisatawan. ”Kita mesti menjaga keramahtamahan agar mereka betah berada di Palembang,” katanya.
Di sisi lain, jangan sampai ada kekisruhan yang bisa menimbulkan keonaran. ”Kita patut belajar dari tragedi di dunia sepak bola beberapa waktu lalu agar tidak terulang di Palembang,” ujar Anita.