Awal 2023 menjadi masa kelam bagi dua pelatih Italia, Antonio Conte dan Carlo Ancelotti. Keduanya terancam dipecat seusai menuai hasil kurang memuaskan bersama klub masing-masing.
Oleh
I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA
·4 menit baca
AP/DAVID CLIFF
Manajer Tottenham Hotspur Antonio Conte meninggalkan lapangan setelah Spurs ditahan imbang Southampton pada laga Liga Inggris di St Mary’s Stadium, Southampton, Inggris, 18 Maret 2023. Posisi Conte berada di ujung tanduk seusai meluapkan emosinya setelah laga itu.
LONDON, RABU — Nasib dua pelatih atau allenatore asal Italia, Antonio Conte dan Carlo Ancelotti, tengah berada di ujung tanduk. Keduanya sedang mendapat sorotan tajam lantaran meraih hasil buruk bersama klub masing-masing. Isu pemecatan bahkan menghampiri Conte, yang diyakini akan segera meninggalkan Tottenham Hotspur pekan ini.
Isu pemecatan Conte salah satunya dilaporkan harian Inggris, The Telegraph, Selasa (21/3/2023) dini hari WIB. Suasana di ruang ganti Spurs memang sedang tidak harmonis menyusul hasil imbang 3-3 di markas Southampton. Conte meluapkan kemarahannya kepada para pemain dan menyebut mereka bermain terlalu individualistis.
”Mereka tidak bermain untuk sesuatu yang penting. Mereka tidak ingin bermain di bawah tekanan,” ujar Conte.
Menurut The Telegraph, Conte setelah itu langsung kembali ke kampung halamannya di Italia. Dalam sebuah video yang beredar luas di media sosial, Conte terlihat sedang berada di dalam pesawat Ryanair, Selasa lalu, dalam penerbangan menuju Italia. Kontrak Conte di Spurs akan habis pada Juni 2023.
AFP/MARCO BERTORELLO
Manajer Tottenham Hotspur Antonio Conte menghadiri konferensi pers di Stadion San Siro, Milan, Italia, 13 Februari 2023, menjelang pertandingan pertama babak 16 besar Liga Champions Eropa antara AC Milan dan Tottenham Hotspur.
Masalah ketidakharmonisan internal Spurs semakin panas setelah hasil imbang yang mengecewakan itu. Kata-kata pedas Conte kepada pemain hingga pengurus klub dikabarkan membuat Chairman Spurs Daniel Levy tidak nyaman. Conte bersikeras kata-kata kasar itu ditujukan untuk membangun mentalitas pemenang di timnya. Hanya, Levy tidak yakin akan alasan tersebut.
Jurnalis The Telegraph, Matt Law, menulis bahwa Levy telah berbicara dengan para petinggi klub untuk membicarakan persoalan di tubuh klub. Dalam pertemuan itu, tulis Law, para petinggi klub memutuskan bahwa waktu Conte di Spurs telah habis.
Sebagai pengganti Conte, Ryan Mason yang saat ini menjabat sebagai asisten manajer akan dipercaya kembali sebagai penanggung jawab sementara untuk posisi manajer hingga akhir musim. Mason akan mendampingi tim ketika menghadapi Everton seusai jeda internasional.
Selain Levy, kata-kata kasar Conte juga sulit diterima para pemain Spurs. Setelah pertandingan, Conte mengatakan bahwa para pemain Spurs adalah sekumpulan orang-orang egois dan tidak mau saling membantu. The Daily Star melaporkan, para pemain terpana mendengar kata-kata Conte. Sebagian dari pemain tidak terima dan menginginkan Conte untuk pergi dari klub.
AFP/ADRIAN DENNIS
Manajer Tottenham Hotspur Antonio Conte memimoin latihan tim di Tottenham Hotspur Football Club Training Ground, London, Inggris, 31 Oktober 2022.
Sejak ditunjuk menangani Spurs pada November 2021, Conte telah memenangi 32 dari 56 laga di Liga Inggris. Akibat kata-kata pedasnya itu, tidak ada satu pun pihak di dalam klub yang tertarik memperpanjang kontraknya. Padahal, pada awal kedatangannya, Conte dipercaya bisa menularkan mentalitas pemenang kepada Spurs.
Sebagai pelatih, Conte punya kisah sukses di Italia dan Inggris. Ia membawa Juventus dan Inter Milan meraih scudetto di Serie A dan Chelsea juara Liga Inggris.
Para petinggi klub memutuskan bahwa waktu Conte di Spurs telah habis.
Namun, kesuksesan serupa tampaknya sulit diulang Conte di Spurs. Saat ini, Spurs tertahan di peringkat keempat Liga Inggris. Mereka juga baru saja tersingkir dari Piala FA dan gagal melaju ke perempat final Liga Champions Eropa seusai kalah dari AC Milan.
Berkaca dari kasus sebelumnya, Levy tidak segan memberhentikan manajer apabila memang dianggap tidak menguntungkan untuk tim. Ia pernah memecat Mauricio Pochettino beberapa bulan setelah pelatih berpaspor Argentina itu membawa Spurs ke final Liga Champions pertama sepanjang sejarah klub.
AFP/PIERRE-PHILIPPE MARCOU
Pelatih Real Madrid Carlo Ancelotti memimpin latihan di fasilitas latihan Ciudad Real Madrid, Valdebebas, Madrid, Spanyol, Rabu (1/3/2023). Real Madrid akan menjamu Barcelona dalam laga pertama semifinal Piala Raja Spanyol, Jumat (3/3/2023) dini hari WIB.
Dengan preseden seperti itu, pengamat sepak bola Sky Sports, Jamie Carragher, juga termasuk salah satu pihak yang yakin Spurs akan segera berpisah dengan Conte.
”Conte akan dipecat dalam jeda internasional ini. Spurs seharusnya mengeluarkan dia dari kesengsaraannya,” kata Carragher dikutip dari akun Twitter-nya.
Tidak baik
Awal 2023 memang tidak berlangsung baik bagi pelatih asal Italia yang berkarier di luar negeri. Selain Conte, allenatore lain yang terancam kehilangan pekerjaannya adalah Carlo Ancelotti yang baru saja dipermalukan Barcelona pada laga el clasico di Liga Spanyol.
Bedanya dengan Conte, dorongan untuk memecat Ancelotti tidak datang dari dalam klub, tetapi dari elemen suporter. Mereka dikabarkan sangat marah setelah Real menelan kekalahan ketiga secara beruntun dari Barca musim ini.
AFP/PIERRE-PHILIPPE MARCOU
Pelatih Real Madrid Carlo Ancelotti dalam konferensi pers di fasilitas laithan Ciudad Real Madrid, Valdebebas, Madrid, Spanyol, Rabu (1/3/2023).
Kekalahan 1-2 ini menjadi yang terpahit karena Real sejatinya unggul lebih dulu sebelum kalah lewat gol menit akhir Franck Kessie. Selain itu, kekalahan ini mempercepat kans Barca untuk merebut gelar juara liga dari Real. Setelah pertandingan selesai, para pemain Barca berhamburan ke lapangan dan melakukan selebrasi layaknya telah menjuarai liga. Jarak antara Real dan Barca di klasemen semakin lebar, yaitu 12 poin.
Posisi Ancelotti relatif masih lebih aman dibandingkan Conte. Hanya, Ancelotti tetap tidak bisa tidur nyenyak lantaran Real punya kecenderungan untuk memecat pelatih yang tampil buruk pada musim berjalan.
Jajaran petinggi Real dikenal lebih ”bengis” dan jarang mempertimbangkan rekam jejak masa lampau dalam mempertimbangkan untuk memecat atau mempertahankan pelatih.
Ancelotti punya pengalaman tersendiri soal itu. Ia tetap tidak terhindar dari pemecatan kendati membawa Real menjuarai Liga Champions pada 2014. Ancelotti mendapati dirinya dipecat setahun setelah mengangkat trofi Liga Champions bersama Real. (AFP)