Tekad Arsenal dan Crystal Palace Obati Luka di Emirates
Arsenal harus segera obati kekecewaan setelah terempas di persaingan Liga Europa. Melawan Crystal Palace adalah langkah pertama untuk bangkit dan mengejar ambisi mereka menjadi juara Inggris.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·4 menit baca
AFP/GLYN KIRK
Pemain Arsenal Gabriel Martinelli melepas tendangan pada adu penalti saat melawan Sporting Lisbon tetapi gagal berbuah gol pada laga kedua babak 16 besar Liga Europa di Stadion Emirates, London, Jumat (17/3/2023) dinihari WIB. Laga berakhir imbang 1-1 pada waktu normal dan Sporting memenangi adu penalti dengan skor 5-3.
LONDON, SABTU – Arsenal dan Crystal Palace datang ke Stadion Emirates, Minggu (19/3/2023) pukul 21.00 WIB, dengan sama-sama mengalami situasi tidak ideal. Penyesalan masih dirasakan skuad “Si Meriam” akibat tersingkir dari Liga Europa melalui drama adu penalti. Sedangkan, situasi internal Palace tidak kondusif akibat pemecatan tidak terhormat Patrick Vieira, mantan manajer mereka.
Setelah didepak Sporting Lisbon dari babak 16 besar Liga Europa, Jumat (17/3) dini hari WIB, Arsenal hanya menyisakan 11 laga di musim 2022-2023. Semua pertandingan berlangsung di Liga Inggris.
Laga kontra Palace menjadi penampilan terakhir Arsenal di bulan Maret sebelum jeda internasional. Mereka pun berpeluang memperbesar jarak poin atas Manchester City di puncak klasemen.
Jika meraup kemenangan, akhir pekan ini, Si Meriam akan sejenak meninggalkan City dengan selisih delapan poin. Pasalnya, City menjalani laga di perempat final Piala FA kontra Burnley, Minggu dini hari WIB.
Namun, Martin Odegaard, kapten Arsenal, memahami dengan konsentrasi penuh di kompetisi domestik belum menjamin timnya mudah untuk mempertahankan peringkat pertama dari kejaran City, juara Liga Inggris dalam dua musim terakhir. Arsenal dengan Palace memang berjarak 11 tingkat di klasemen sementara memasuki pekan ke-28, tetapi “Si Elang” punya rekor bagus ketika bertanding ke Emirates.
AFP/GLYN KIRK
Reaksi gelandang Arsenal, Martin Odegaard (kedua dari kanan) dan rekan setimnya setelah adu penalti pada laga kedua babak 16 besar Liga Europa di Stadion Emirates, London, Jumat (17/3/2023) dini hari WIB.
Dalam empat duel terakhir di markas Arsenal, Palace membawa pulang tiga hasil imbang dan sekali menang. Meski begitu, Arsenal bisa lebih percaya diri karena Palace menjalani 11 laga beruntun tanpa kemenangan, bahkan di tiga gim terakhir mereka kalah dengan skor identik, 0-1, dan gagal menghasilkan satu pun tembakan mengarah ke gawang.
“Kami memang memiliki pertandingan lebih sedikit (dibandingkan City), tetapi kami tetap harus menampilkan performa yang spesial untuk menjaga posisi di liga. Kami ingin pastikan bisa finis di posisi terbaik,” kata Odegaard kepada Football.London, Sabtu (18/3).
Atas dasar itu, pemain tim nasional Norwegia itu meminta semua rekan setimnya untuk menghapus penyesalan yang hadir setelah laga versus Sporting. Odegaard menambahkan, skuad Si Meriam wajib menjaga fokus 100 persen dan menampilkan ketangguhan mental untuk mengejar hasil positif di sisa laga di Liga Inggris.
Jalan Arsenal untuk mengakhiri puasa gelar liga setelah 19 tahun akan rumit. Mereka masih dinanti sejumlah lawan-lawan tangguh, seperti menjalani tiga laga tandang di rumah Liverpool, City, dan Newcastle United. Kemudian, mereka juga akan menjamu Chelsea dan Brighton & Hove Albion di kandang.
Kami memang memiliki pertandingan lebih sedikit (dibandingkan City), tetapi kami tetap harus menampilkan performa yang spesial untuk menjaga posisi di liga.
AP PHOTO/IAN WALTON
Pemain Arsenal Martin Odegaard (kanan) merayakan golnya setelah memperdaya kiper Fulham Bernd Leno pada laga Liga Inggris di Stadion Craven Cottage, Kota London, pada Minggu (13/3/2023). Arsenal menang 3-0 pada laga itu.
Selain itu, mereka akan menghadapi laga yang berpotensi menghadirkan jebakan melawan empat tim yang berjuang menghindari zona degradasi, yaitu West Ham United, Southampton, Nottingham Forest, dan Wolverhampton Wanderers.
“Kami tidak boleh terlalu larut dalam kekecewaan. Saatnya mengangkat kepala untuk mengembalikan kondisi mental dan fisik guna menghadapi 11 laga terakhir yang dimulai melawan Palace,” tutur Manajer Arsenal Mikel Arteta dilansir laman klub.
Chris Sutton, pengamat Liga Inggris di BBC, menilai, laga melawan Palace menjadi peluang Arsenal untuk meningkatkan kembali kepercayaan diri. Selain itu, Arsenal juga berpeluang mempertebal tekanan untuk City apabila bisa memperlebar jarak poin.
Namun, Sutton mengingatkan, di tengah tren tanpa kemenangan, Palace bukan tim yang mudah untuk ditaklukan. City, tambahnya, telah merasakan kokohnya pertahanan Si Elang, sehingga hanya bisa mencetak gol melalui penalti Erling Haaland setelah laga memasuki menit ke-78.
“Meski tidak akan mudah, saya tetap yakin Arsenal bisa menang. Tiga poin akan bermakna besar bagi mereka karena itu akan membantu mereka memasuki bulan April dengan keunggulan delapan poin,” ujar Sutton.
Manajer Crystal Palace Patrick Vieira bertepuk tangan ke arah para para pendukung Palace usai laga Liga Inggris kontra Aston Villa, di Stadion Villa Park, Birmingham, Sabtu (4/3/2023).
Perlu perubahan
Sementara itu, persiapan Palace jelang menjalani laga di Emirates terganggu dengan pemecatan Manajer Patrick Vieira beberapa saat sebelum mereka melakukan latihan, Jumat (17/3) pagi. Vieira harus angkat kaki dari Palace setelah menerima telepon dari pemilik sekaligus CEO klub, Steve Parish.
Proses pemecatan itu dianggap tidak menghormati jasa Vieira membawa Palace mencatatkan rekor tebaik di Liga Inggris musim lalu, lalu mengantarkan Si Elang ke semifinal Piala FA 2021-2022. Dalam tradisi di Liga Inggris, penghentian kerja sama dengan manajer dilakukan manajemen klub melalui pertemuan langsung.
Parish kepada Sky Sports berkata keputusan itu diambil karena klub butuh perubahan untuk menghadirkan penyegaran dan ide baru agar segera keluar dari rentetan hasil tanpa kemenangan. Menurut dia, Palace memiliki skuad bagus yang seharusnya bisa berada di posisi 10 besar, bukan di peringkat ke-12 yang hanya berjarak tiga poin dari zona degradasi.
“Sepak bola adalah olahraga yang aneh. Terkadang performa berjalan baik, di lain waktu segalanya berjalan tidak sesuai rencana. Sayangnya, ketika sesuatu tidak dalam kondisi baik, kami harus mengambil keputusan untuk melakukan perubahan,” ujar Parish.
Pemain Crystal Palace, Odsonne Edouard (kiri) dan bek Liverpool, Joel Matip,berebut bola sundulan pada laga Liga Inggris di Stadion Selhurst Park, London, Minggu (26/2/2023) dini hari WIB. Laga itu berakhir imbang, 0-0.
Lebih lanjut, ia pun membantah adanya kekecewaan di dalam skuad Palace setelah semua pemain harus melihat Vieira meninggalkan tempat latihan tim. “Saya akui semua pemain menyukai Partrick (Vieira) dan mereka mengikuti arahannya dengan baik. Namun, saya melihat perasaan di dalam tim sangat bagus, mereka tidak mempermasalahkan keputusan kami,” kata Parish.
Selain Vieira, Manajemen Palace juga mengakhiri kerja sama dengan tiga asisten Vieira. Mereka adalah Osian Roberts, Kristian Wilson, dan Said Aigoun. Untuk menghadapi Arsenal, Palace menunjuk Pelatih Palace U-21 Paddy McCarthy sebagai caretaker.