Di tengah banyaknya suara, melalui media sosial, yang meminta mereka untuk pensiun, Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan menunjukkan, mereka tak bisa dianggap remeh. Mereka mengalahkan pemain muda pada babak awal All England.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·5 menit baca
HUMAS PP PBSI
Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan memberi pelajaran pada pasangan muda, Pramudya Kusumawardana/Yeremia Erich Yoche Yacob Rambitan, saat bertemu pada babak pertama All England. Di Utilita Arena Birmingham, Inggris, Rabu (15/3/2022), Hendra/Ahsan menang 25-23, 21-18.
BIRMINGHAM, RABU - Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan harus berhadapan dengan “adik” mereka, Pramudya Kusumawardana/Yeremia Rambitan pada babak pertama turnamen bulu tangkis All England. Meski kalah tenaga karena perbedaan usia yang mencapai belasan tahun, Hendra/Ahsan menunjukkan cara bermain dalam momen penting.
Pada pertandingan yang berlangsung di Utilita Arena Birmingham, Inggris, Rabu (15/3/2023) malam waktu setempat atau Kamis dinihari waktu Indonesia, Hendra/Ahsan selalu berada pada posisi tertinggal lebih dulu pada setiap gim. Namun, ketenangan dalam momen kritis membuat mereka bisa memenangi laga “perang saudara” itu dengan skor 25-23, 21-18.
“Pram/Yere langsung bermain cepat sejak awal dan kami tidak siap mengantisipasi. Namun, pada poin-poin akhir, mereka justru banyak melakukan kesalahan. Peluang mudah untuk mendapat angka, malah mati. Itu kesalahan mereka,” tutur Hendra.
Dengan pola main cepat itu, Pramudya/Yeremia langsung unggul hingga selisih enam poin, 11-5, saat jeda gim pertama. Namun, secara perlahan, Hendra/Ahsan mendekat, bahkan, bisa menyamakan skor menjelang akhir gim.
RIVALDO ARNOLD BELEKUBUN
Pasangan ganda putra bulu tangkis pelatnas, Pramudya Kusumawardana dan Yeremia Erich Yoche Yacob Rambitan, sedang berpose di stadion pelatnas PBSI, Cipayung, Jakarta Timur, Selasa (7/3/2023).
Setelah skor 18-18, kedua pasangan saling mengungguli dengan hanya satu poin. Bahkan, Pramudya/Yeremia mendapat tiga game point pada posisi 21-20, 22-21, dan 23-22, tetapi mereka gagal memanfaatkan peluang tersebut.
Pada gim kedua, Hendra/Ahsan juga langsung tertinggal 1-6, tetapi setelah posisi imbang 7-7, perebutan poin di antara kedua pasangan berlangsung ketat.
Hasil itu membuat pasangan senior berjulukan “The Daddies” tersebut selalu menang dalam empat pertemuan dengan Pramudya/Yeremia. Hendra/Ahsan menunjukkan bahwa mereka tak bisa dianggap remeh meski banyak orang, melalui dunia maya, meminta mereka pensiun.
Pramudya/Yeremia hanya bisa menjadikan kekalahan itu sebagai pengalaman. Mereka mendapat pelajaran bagaimana harus bersikap saat menjalani laga dalam ajang sebesar All England, salah satu dari empat turnamen berlevel BWF World Tour Super 1000 pada tahun ini.
Pada poin-poin akhir, mereka justru banyak melakukan kesalahan. Peluang mudah untuk mendapat angka, malah mati. Itu kesalahan mereka.
KOMPAS/AGUS SUSANTO
Ilustrasi : Pebulu tangkis ganda putra Indonesia Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan bertanding melawan pemain Indonesia lainnya Leo Rolly Carnando/Daniel Marthin dalam babak kedua Turnamen Daihatsu Indonesia Masters 2023 di Istora Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Kamis (26/1/2023).
"Pada gim pertama, sebenarnya kami sudah enak mainnya dan unggul lumayan jauh. Saat mulai terkejar pada saat-saat akhir, kami malah ragu-ragu hingga melakukan banyak kesalahan. Ini yang harus kami perbaiki, bagaimana mengatur fokusnya," tutur Yeremia yang juga kalah dari rekan senegara, Bagas Maulana/Muhammad Shohibul Fikri, pada babak pertama All England 2022.
Sementara, Pramudya menambahkan, mereka harus belajar bermain taktis dan tenang, terutama pada momen kritis. Dia pun mengatakan harus menambah kualitas pukulan agar memiliki pola main yang lebih variatif.
Sebelum bertolak ke Birmingham, Yeremia mengatakan, laga melawan rekan senegara menjadi tantangan yang lebih besar dibandingkan berhadapan dengan pasangan lain. Ini karena mereka terbiasa berlatih bersama hingga tahu kelebihan dan kelemahan masing-masing. Mereka yang bisa dengan cepat memanfaatkan kelemahan lawan itulah yang bisa menajdi pemenang.
Dengan kemenangan ini, Hendra/Ahsan menyusul langkah “adik-adik” mereka yang juga melangkah ke babak kedua, yaitu Bagas/Fikri, Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto, dan Leo Rolly Carnando/Daniel Marthin. Leo/Daniel membuat kejutan dengan menyingkirkan unggulan kedua asal Malaysia, Aaron Chia/Soh Wooi Yik, 21-18, 14-21, 21-13.
Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva Ramadhanti melangkah ke babak kedua All England. Dalam babak awal di Utilita Arena Birmingham, Inggris, Rabu (15/3/2023), mereka menang atas pasangan Brasil Jaqueline Lima/Samia Lima 21-12, 21-14.
Adaptasi lapangan
Bagi ganda putri, Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva Ramadhanti, babak pertama melawan pasangan Brasil, Jaqueline Lima/Samia Lima, dimanfaatkan sebagai momen untuk beradaptasi terhadap lapangan dan atmosfer pertandingan. Apalagi, ini menjadi debut mereka di All England sebagai pasangan, meski pernah bermain dengan pasangan berbeda. Fadia pernah bermain bersama Ribka Sugiarto, sementara Apriyani bersama Greysia Polii.
Ada faktor keberuntungan ketika mereka mendapat lawan yang lebih “mudah” setelah calon lawan sebelumnya, yaitu Benyapa/Nuntakarn Aimsaard (Thailand), batal bertanding dan digantikan duet pemain Brasil. Dengan kemampuan dan pengalaman yang lebih baik, Apriyani/Fadia pun menang 21-12, 21-14.
"Rasanya senang bisa bermain di All England pertama kali (bersama Apriyani). Saya mau fokus di setiap pertandingan demi pertandingan. Hari ini, kami masih banyak beradaptasi dengan shuttlecock dan kondisi lapangan karena lawan memang masih di bawah kami, tetapi bukan berarti kami meremehkan mereka,” tutur Fadia.
Pasangan Thailand dengan kemampuan berimbang akhirnya akan menjadi lawan pada babak kedua. Mereka adalah Supissara Paewsampran/Puttita Supajirakul. Meski selalu menang dalam dua persaingan lain, Apriyani/Fadia harus memenangi pertemuan terakhir dalam laga ketat. Pada semifinal Singapura Terbuka 2022, mereka menang 19-21, 21-13, 21-19.
Zachariah Josiahno Sumanti/Hediana Julimarbela meraih kemenangan dalam debut di All England. Pasangan peringkat ke-30 dunia itu mengalahkan unggulan kedelapan asal Jerman, Mark Lamsfuss/Isabel Lohau, 21-17, 21-18, di Utilita Arena Birmingham, Inggris, Rabu (15/3/2023).
"Sejak di Jakarta, kami sudah mengetahui undian, siapa saja calon lawan-lawan. Namun, kami tidak mau berpikir terlalu jauh. Kami mau fokus satu satu dulu. Besok ketemu pasangan Thailand dengan kualitas, kami sudah siap," ujar Apriyani.
Debut di All England yang menghasilkan kemenangan juga didapat ganda campuran, Zachariah Josiahno Sumanti/Hediana Julimarbela. Pasangan peringkat ke-30 dunia itu mengalahkan unggulan kedelapan asal Jerman, Mark Lamsfuss/Isabel Lohau, 21-17, 21-18.
Zachariah/Hediana bermain di All England dengan status daftar tunggu (pemain cadangan) nomor dua sebelum dipastikan masuk babak utama, satu hari sebelum turnamen dimulai untuk menggantikan Ishaan Bhatnagar/Tanisha Crasto (India) yang batal bermain. Mereka berada di Birmingham sebagai persiapan untuk mengikuti turnamen lain di Eropa, yaitu Swiss Terbuka, Spanyol Masters, dan Orleans Masters.
"Sebenarnya, kami tidak terlalu memikirkan apakah akan main di All England atau tidak karena keberadaan kami di sini adalah latihan untuk turnamen lain,” kata Zachariah.
Unggulan kedua tunggal putra, Jonatan Christie, bermain di bawah standar kemampuannya saat melawan Weng Hong Yang (China) pada babak pertama All England. Jonatan kalah telak 6-21, 11-21 pada pertandingan di Utilita Arena Birmingham, Inggris, Rabu (15/3/2023).
Hediana pun tidak menduga pada akhirnya mendapat kesempatan tersebut. “Alhamdulillah dikasih rezeki untuk main di sini. Kami sangat bersyukur,” katanya.
Pada tunggal putra, hasil berbeda didapat dua pemain. Chico Aura Dwi Wardoyo menang atas Liew Daren (Malaysia) 21-9, 21-16. Sedangkan, unggulan kedua, Jonatan Christie, disingkirkan Weng Hong Yang (China) 6-21, 11-21.
“Pastinya kecewa banget. Bukan masalah menang kalahnya, tetapi permainan saya jauh di bawah dari yang sudah dipersiapkan. Tidak tahu mau bilang apa. Memang atmosfer All England itu membuat saya ingin menampilkan yang terbaik, tetapi malah lawan yang bisa bermain lebih lepas. Saya bermain dengan keragu-raguan,” kata Jonatan.
"Ini menjadi pelajaran buat saya bagaimana harus bermain tanpa beban, lebih berani untuk melakukan apa saja untuk keluar dari tekanan," lanjutnya.