FIFA memberikan masa istirahat dan persiapan lebih panjang kepada pemain jelang Piala Dunia 2026. Meski begitu, jumlah pertandingan Piala Dunia akan membengkak dari 80 laga menjadi 104 laga.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·5 menit baca
KIGALI, RABU — Setelah menghadirkan durasi turnamen Piala Dunia tersingkat dalam sejarah pada Qatar 2022, FIFA mengembalikan periode waktu yang normal untuk pelaksanaan Piala Dunia 2026 di Amerika Serikat, Meksiko, dan Kanada. Selain itu, FIFA juga membatalkan rencana penerapan grup berisi tiga tim pada Piala Dunia edisi ke-23 yang berlangsung di tiga negara Amerika Utara itu.
Dalam Kongres FIFA ke-73 di Kigali, Rwanda, Selasa (14/3/2023) malam waktu setempat atau Rabu (15/3) dini hari WIB, Dewan FIFA yang dipimpin Ketua Umum Gianni Infantino memutuskan durasi waktu dan format turnamen Piala Dunia 2026. Pada Qatar 2022, durasi jeda kompetisi liga top Eropa hingga pelaksanaan turnamen Piala Dunia hanya berlangsung selama 35 hari.
Hal itu membuat banyak pihak melakukan protes, termasuk Federasi Internasional Pesepak Bola Profesional (FIFPro), yang menganggap pelaksanaan Piala Dunia 2022 tidak memedulikan kondisi fisik dan mental pemain. Meski begitu, sejumlah kalangan menganggap Qatar 2022 menghadirkan persaingan yang paling menarik karena kondisi pemain yang tengah berada di puncak performa menyusul turnamen berlangsung pada tengah kompetisi.
Demi menghindari kontroversi lagi, FIFA memutuskan durasi jeda kompetisi dan pelaksanaan Piala Dunia 2026 kembali berdurasi selama 56 hari, termasuk 39 hari turnamen. Jumlah waktu itu serupa yang telah dilakukan FIFA pada Piala Dunia Afrika Selatan 2010 hingga Rusia 2018. Pada Qatar 2022, turnamen hanya berlangsung selama 29 hari.
Dengan durasi waktu itu, pemain memiliki waktu setidaknya 15 hari untuk mempersiapkan diri jelang turnamen paling agung di muka bumi itu. Adapun ketika Piala Dunia 2022, pemain di liga Eropa hanya memiliki rata-rata waktu tujuh hari untuk berlatih dengan tim nasional mereka sebelum menjalani laga pertama di fase grup.
FIFA pun telah merilis waktu partai puncak Piala Dunia 2026 yang bakal dilaksanakan pada 19 Juli 2026. FIFA menetapkan hari terakhir liga di setiap federasi anggota ialah 24 Mei 2026 sehingga semua pemain yang menerima panggilan timnas sudah wajib dilepas klub pada 25 Mei 2026. Pengecualian diberikan apabila ada laga final kompetisi konfederasi, seperti Liga Champions, yang diberi tenggat waktu pada 30 Mei 2026.
Format turnamen
Selain waktu pelaksanaan, FIFA juga memutuskan format Piala Dunia 2026 yang menjadi turnamen pertama dengan 48 peserta. Di pengujung Piala Dunia 2022, 17 Desember 2022, Infantino dalam keterangan kepada media di Doha, Qatar, sempat mengungkapkan, FIFA tengah mengkaji dua format turnamen untuk Piala Dunia 2026.
Pertama, format fase grup yang terdiri dari 16 grup dengan tiga tim di masing-masing grup. Kedua, 12 grup yang berisi empat tim di setiap grup. Dalam rapat di Rwanda, Dewan FIFA memutuskan mempertahankan format empat tim dalam satu grup di Piala Dunia 2026.
Atas dasar itu, sebanyak 12 grup akan tersaji di Amerika Utara. Dua tim terbaik dari masing-masing grup akan melaju ke fase gugur 32 besar. Selain itu, delapan tim dengan poin terbaik yang duduk di peringkat ketiga akan melengkapi kontestan di babak 32 besar.
Dengan format itu, Piala Dunia 2026 bakal menyelenggarakan 104 pertandingan. Jumlah itu meningkat pesat dari 80 laga sejak Piala Dunia Perancis 1998 yang melibatkan 32 kontestan. Adapun dasar rencana format 16 grup dengan tiga tim dalam satu grup dilakukan demi menjaga tradisi 80 laga di Piala Dunia.
Format yang direvisi mengurangi risiko kolusi dan memastikan bahwa semua tim bermain minimal tiga pertandingan. Itu demi memberikan waktu istrahat yang seimbang kepada tim-tim yang bersaing.
”Format yang direvisi mengurangi risiko kolusi dan memastikan bahwa semua tim bermain minimal tiga pertandingan. Itu demi memberikan waktu istrahat yang seimbang kepada tim-tim yang bersaing,” tulis pernyataan resmi FIFA.
Menetapkan grup yang berisi empat tim didasari pula faktor historis karena persaingan yang tetap terbuka hingga laga terakhir fase grup. Sebelum Piala Dunia 2022, FIFA hampir pasti ingin menyelenggarakan Piala Dunia 2026 dengan format tiga kontestan dalam satu grup di babak penyisihan. Itu disampaikan Infantino di Doha, Desember lalu.
”Grup berisi empat tim ini sangat luar biasa karena hingga menit terakhir laga pamungkas Anda tidak tahu siapa yang akan melaju. Kami harus mendiskusikan ulang format (fase grup) yang menjadi agenda penting di rapat selanjutnya,” kata Infantino kala itu.
Ambisi Maroko
Maroko memastikan diri untuk bergabung bersama dua tetangga mereka, Spanyol dan Portugal, untuk mencalonkan diri sebagai tuan rumah Piala Dunia 2030. Maroko menggantikan tempat Ukraina yang mundur akibat skandal korupsi di federasi sepak bola mereka dan situasi perang dengan Rusia.
”Pencalonan ini belum pernah terjadi dalam sejarah sepak bola sebelumnya. Sebab, kami akan menyatukan Afrika dan Eropa, utara dan selatan Mediterania, serta dunia Afrika, Arab, dan Euro-Mediterania,” kata Menteri Olahraga Maroko Chakib Benmoussa seperti dikutip Morocco World News.
Sebelumnya, Maroko telah lima kali kalah dalam pencalonan tunggal tuan rumah Piala Dunia, yaitu untuk edisi 1994, 1998, 2006, 2010, dan 2026. Pada upaya terakhir mereka untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia 2026, Maroko mendapat 35 suara, sedangkan trisula Amerika Utara—AS, Meksiko, dan Kanada—mendapat 134 suara.
Sebagai pelipur lara, FIFA memberikan kesempatan kepada Maroko untuk menyelenggarakan turnamen perdana FIFA, yaitu Piala Dunia Antarklub 2022, Februari 2023.
Maroko, Portugal, dan Spanyol akan bersaing dengan kuartet Amerika Selatan, yaitu Argentina, Uruguay, Chile, dan Paraguay, yang telah lebih dulu mencalonkan diri sebagai tuan rumah edisi 100 tahun Piala Dunia.
Tak hanya mereka, kolaborasi tiga negara, yakni Arab Saudi, Mesir, dan Yunani, juga tengah membahas rencana pencalonan diri mereka untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia 2030. (AFP)