"Virus" Hasil Negatif Menjangkiti Tim Pemburu Empat Besar
Persaingan di peringkat empat besar Liga Italia masih sengit. AC Milan menyusul sejumlah rivalnya, seperti Inter Milan dan AS Roma, yang kurang "greget" pada laga terakhir. Milan ditahan Salernitana, 1-1.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·5 menit baca
MILAN, SELASA – Virus hasil negatif terus menggerayangi tim-tim pemburu empat besar klasemen Liga Italia. Terbukti, saat empat pesaingnya menuai hasil mengecewakan di tengah perburuan tiket ke Liga Champions Eropa musim depan, AC Milan gagal mengoptimalkan kesempatan yang terbuka tersebut. Menjamu tim medioker, Salernitana, pada pekan ke-26, Selasa (14/3/2023) dini hari WIB, ”Si Setan Merah” hanya meraih satu poin dengan hasil imbang 1-1.
”Kami seharusnya bermain di level yang lebih tinggi. Kebobolan itu harusnya bisa dihindari. Kami semestinya mendapatkan hasil yang lebih baik. Kami sedikit kurang beruntung dalam beberapa situasi,” ujar Pelatih Milan Stefano Pioli dilansir Football-Italia.
Sebelum laga itu bergulir, Milan berada dalam posisi yang sangat menguntungkan. Para pesaing mereka di papan atas menuai hasil buruk satu per satu. Inter Milan kalah 1-2 dari tuan rumah Spezia pada Sabtu (11/3), Atalanta kalah 0-2 dari tuan rumah Napoli (Minggu, 12/3), Lazio imbang 0-0 dengan tim tamu Bologna, dan AS Roma kalah 3-4 dari tim tamu Sassuolo (Senin, 13/3).
Jika saja bisa merebut tiga poin atas Salernitana, Milan bisa menyamai perolehan poin Inter di peringkat kedua dengan 50 poin dari 26 laga. ”I Rossoneri” alias ”Si Merah-Hitam” pun bisa membuat jarak atas Lazio di peringkat ketiga dengan 49 poin dari 26 laga dan menjauhi Roma di tempat kelima dengan 47 poin dari 26 laga serta Atalanta di tempat keenam dengan 42 poin dari 26 laga.
Nyatanya, Milan malah mengikuti jejak negatif empat pesaingnya tersebut. Bermain di hadapan pendukung sendiri, juara bertahan Liga Italia itu cuma mengantongi satu poin dari Salernitana, tim yang kalah dari sejarah pertemuan kedua tim maupun materi pemain.
Hasil kurang optimal itu membuat Milan hanya beranjak satu tingkat di tangga klasemen, yakni dari urutan kelima menjadi keempat dengan 48 poin dari 26 laga. Hasil itu membuat persaingan mengamankan posisi di peringkat empat besar klasemen tetap sengit dan sulit diprediksi.
”Kami pantas mendapatkan sesuatu yang lebih, tetapi kami tidak mampu mencetak gol lebih. Mari menyingsingkan lengan baju. Kami harus bermain lebih bagus pada pekan depan,” ucap pemain sayap Milan, Alessandro Florenzi, kepada Rai Sport.
Sebaliknya, hasil itu turut membuat Salernitana tetap berada di peringkat ke-16 dengan 26 poin dari 26 laga. ”Si Kuda Laut” belum sepenuhnya aman dari zona degradasi terakhir atau urutan ke-18 yang ditempati Hellas Verona dengan 19 poin dari 26 laga.
”Sebulan lalu, kami mengalami periode negatif. Sekarang, kami menunjukkan performa yang penting. Kami adalah tim yang harus mencapai tempat aman secepat mungkin,” kata bek Salernitana Lorenzo Pirola dikutip Tutto Salernitana.
Jalannya pertandingan
Milan baru bisa membuka peluang emas di menit ke-28, saat umpan sepak pojok dari sisi kiri oleh gelandang Ismael Bennacer disambut dengan tendangan salto penyerang Olivier Giroud tak jauh dari muka gawang. Sayangnya, bola dari upaya akrobatik Giroud itu masih melenceng sedikit di atas mistar gawang.
Dalam laga yang kurang gereget itu, pada menit ke-33, Milan justru nyaris kebobolan lebih dahulu. Gol itu berawal dari aksi Bennacer yang mengirim umpan balik ke kiper Mike Maignan. Namun, laju bola agak lambat sehingga nyaris direbut oleh ujung tombak Salernitana, Boulaye Dia, yang menyebabkan Maignan buru-buru menyapu bola dengan kakinya.
Akan tetapi, bola sapuan itu malah sampai ke kaki gelandang Salernitana, Emil Bohinen, yang langsung mengumpan kepada gelandang serang Grigoris Kastanos yang tidak terkawal di dalam kotak penalti. Sayangnya, Kastanos kurang tenang sehingga tendangan datar kerasnya melenceng jauh dari pojok kanan bawah gawang.
Kami tidak bertahan sebagai satu kesatuan, terutama lebih hingar-bingar sesudah gol mereka dan kami tidak bisa menguasai permainan. (Stefano Pioli)
Pertahanan Milan agak bermasalah dalam laga ini. Terbukti, di menit ke-42, Milan kembali nyaris kebobolan lebih dahulu. Kali ini bermula dari tendangan keras pemain sayap Rafael Leao jauh dari luar kotak penalti yang bisa diblok Kastanos. Bola pun memantul jauh ke tengah lapangan.
Dua pemain terakhir Milan, yakni bek Pierre Kalulu dan Malick Thiaw, tidak siap untuk mengambil bola liar tersebut. Bola itu justru bisa dicuri Dia yang menggiringnya hingga menuju kotak penalti. Beruntung, Maignan sigap melakukan tekel untuk menghentikan laju bola. ”Sebuah tim butuh dua hal untuk bertahan dengan baik. Setiap orang harus tersedia dan pemain mesti saling membantu. Ketika ada dua hal ini, kita bisa bekerja dengan baik,” ujar Pioli.
Setelah dikejutkan dua serangan lawan, Milan bisa mencetak gol lebih dahulu melalui Giroud di menit ke-45+1. Giroud membukukan gol dari sundulan setelah menyambut umpan sepak pojok Bennacer dari sisi kanan. ”Dia mencetak gol yang hebat, tetapi penampilannya tidak bagus. Makanya, saya berharap pemain cadangan akan memberikan dampak berbeda,” tutur Pioli.
Namun, keunggulan Milan tidak bertahan lama. Sekitar 15 menit kemudian, mereka malah kebobolan oleh gol Dia. Gol itu berawal dari permainan cepat dari gelandang Lassana Coulibaly ke pemain sayap Domagoj Bradaric di wilayah kiri. Tanpa berlama-lama, Bradaric memberi umpan datar kencang ke muka gawang Milan yang disambut sontekan indah Dia yang tidak terkawal sama sekali.
Selepas itu, Milan berusaha habisan-habisan untuk kembali unggul. Peluang terbuka lebar ketika umpan silang pemain sayap Alexis Saelemaekers dari sisi kanan bisa diteruskan dengan kepala oleh penyerang Zlatan Ibrahimovic dan dilanjutkan dada ujung tombak Divock Origi. Akan tetapi, bola yang mengarah ke pojok kiri gawang itu bisa diselamatkan secara heroik oleh kiper Salernitana, Guillermo Ochoa.
Salernitana tidak tinggal diam. Pada menit ke-82, mereka lagi-lagi mengancam gawang Milan, kali ini lewat tendangan keras penyerang Krzysztof Piatek jauh dari luar kotak penalti. Beruntung, Maignan berada di posisi yang tepat untuk menepis bola tersebut.”Kami tidak bertahan sebagai satu kesatuan, terutama lebih hingar-bingar sesudah gol mereka dan kami tidak bisa menguasai permainan,” ujar Pioli kemudian.
Memasuki tiga menit sebelum waktu normal pertandingan berakhir, Milan kembali mendapatkan kesempatan besar untuk unggul. Peluang itu bermula dari umpan lambung pemain sayap Theo Hernandez dari sisi kiri dalam kotak penalti. Bola yang mengarah ke gawang dihalau dengan loncatan oleh Ochoa.
Sayangnya, bola itu bisa disambut dengan tendangan Florenzi yang tidak terkawal. Kendati demikian, bola yang mengarah ke gawang bisa dihentikan bek Salernitana, Norbert Gyomber, dan langsung dipeluk oleh Ochoa yang masih terkapar di lapangan. Itu menjadi peluang terakhir dari kedua belah pihak di laga tersebut.
”Di babak kedua, kami berhasil bertahan jauh lebih baik dan bermain untuk menang. Kami benar-benar menciptakan banyak kesulitan untuk Milan,” ujar Pelatih Salernitana Paulo Sousa.