Misi balas dendam dibawa Liverpool pada laga kontra Real Madrid di Santiago Bernabeu, Kamis WIB. Namun, ”Si Merah” wajib mengatasi teka-teki ketenangan sang raja Eropa.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·4 menit baca
MADRID, SELASA — Pepatah berbunyi ”air tenang menghanyutkan” pantas menggambarkan performa Real Madrid di ajang Liga Champions dalam dua musim terakhir. Berkat ketenangan, ”Los Blancos” membuktikan diri mampu melawan kemustahilan untuk meneguhkan predikat raja Eropa.
Liverpool datang ke Stadion Santiago Bernabeu, Madrid, untuk melakoni laga kedua babak 16 besar Liga Champions, Kamis (16/3/2023) pukul 03.00 WIB, dengan perasaan tidak tenang. Mereka butuh mencetak kemenangan dengan margin empat gol untuk melaju ke babak perempat final.
Menurut Manajer Liverpool Juergen Klopp, timnya akan menjalani misi mustahil di markas Real. Itu bukan sekadar perkara membalikkan ketertinggalan. Mereka juga belum mampu menemukan ramuan untuk menggoyahkan ketenangan mental skuad Madrid.
Tidak seperti lawan-lawan mereka di Inggris dan Eropa yang mempan digertak dengan permainan gegenpressing. Bahkan, sepasang gol yang dicetak Liverpool pada laga pertama di Stadion Anfield dan tekanan dari puluhan ribu pendukung ”Si Merah” masih gagal memberikan Mohamed Salah dan kawan-kawan kemenangan.
”Dengan ketenangan dan kepercayaan diri, Real Madrid telah membuktikan segalanya bisa terjadi di sepak bola. Kami harus membenahi dari belajar dari pengalaman di laga pertama,” ucap Klopp dilansir laman UEFA, Selasa (14/3/2023)
Kekhawatiran Klopp cukup beralasan. Pasalnya, Real telah menampilkan gejala performa di babak gugur Liga Champions musim lalu. Di enam laga fase grup musim ini, mereka mencatatkan rerata 56 persen penguasaan bola, tetapi mereka hanya menghasilkan 48 persen penguasaan bola pada laga pertama di Stadion Anfield.
Jumlah penguasaan bola di Anfield setara dengan rerata penguasaan bola Real di fase gugur musim lalu. Mereka lebih inferior dalam menguasai bola, tetapi unggul di papan skor.
Taktik yang membiarkan bola dikuasai lawan bukan hal yang mudah. Kekuatan fisik dan fokus menjadi kunci. Selain itu, pemain Real butuh ketenangan demi menghadirkan ketahanan mental yang luar biasa bagi semua pemain dalam situasi tidak menguasai bola.
Pengalaman Ancelotti
Di pinggir lapangan, Pelatih Carlo Ancelotti juga tidak teperdaya dengan apa pun kondisi pertandingan. Ketika Real kebobolan, Ancelotti diam. Kemudian, kala menyaksikan skuadnya mencetak gol, juru taktik asal Italia itu lebih sering tetap bertahan di posisinya dan tidak menunjukkan kegembiraan.
Pengalaman membawa Ancelotti bisa menularkan ketenangannya itu kepada skuad Madrid. Ia tahu Liga Champions adalah rimba yang berbeda dibandingkan kompetisi domestik.
Oleh karena itu, keunggulan 5-2 dari Anfield tidak membuat Ancelotti meremehkan Liverpool, apalagi menganggap Real telah menempatkan satu kaki di babak delapan besar. Kenangan buruk di Istanbul, Turki, pada final edisi 2004-2005 masih menghantui Ancelotti setiap jumpa ”Si Merah”. Kala itu, AC Milan yang diasuh Ancelotti melepas gelar Liga Champions meski telah unggul 3-0 di paruh pertama.
Liverpool adalah salah satu tim terbaik di kompetisi ini. Mereka tidak akan menyerah begitu saja sehingga pertarungan ini baru sepenuhnya selesai ketika laga di Madrid berakhir.
”Liverpool adalah salah satu tim terbaik di kompetisi ini. Mereka tidak akan menyerah begitu saja sehingga pertarungan ini baru sepenuhnya selesai ketika laga di Madrid berakhir,” ujar Ancelotti seperti dikutip Marca.
Perlakuan Benzema
Ambisi besar Real di Liga Champions ditampilkan juga dengan memanjakan sang sumber gol utama, Karim Benzema. Ancelotti tidak memaksa penyerangnya itu tampil pada setiap pertandingan di kancah domestik. Itu demi Benzema tetap bugar di Eropa.
Ia rela tidak memasukkan Benzema dalam daftar pemain kontra Espanyol, akhir pekan lalu. Alasan cedera pergelangan kaki ringan menjadi penyebab Benzema hanya menyaksikan rekan setimnya dari layar kaca.
Perlakuan serupa diterapkan Ancelotti kepada Cristiano Ronaldo pada musim 2013-2014. Ronaldo melewatkan delapan pertandingan di Liga Spanyol, tetapi ia tak terbendung di Liga Champions berkat torehan 17 gol dan berperan besar bagi raihan gelar kesepuluh atau la decima Real di kompetisi antarklub terelite di dunia itu.
Pada laga pertama, Benzema juga sebelumnya absen di liga, kemudian mencetak dua gol dan satu asis di Anfield. Meski sempat diragukan tampil di duel kedua kontra Liverpool, Benzema telah mengenyam sesi latihan Real secara penuh, Selasa kemarin.
”Saya melihat ia (Benzema) sangat termotivasi. Anda akan melihat penampilan terbaiknya di sisa musim ini,” ucap Ancelotti ketika disinggung permasalahan kebugaran yang dihadapi peraih Ballon d’Or 2022 itu.
Ketergantungan Ancelotti terhadap Benzema didasari pula performa apik pemain asal Perancis itu ketika menghadapi Liverpool. Ia telah mencetak enam gol dari tujuh duel kontra ”Si Merah”.
Di tengah kondisi yang berpihak kepada Madrid, Trent Alexander-Arnold tidak ingin begitu saja mengibarkan bendera putih tanda menyerah.
Ia mengatakan, skuad Liverpool mempersiapkan diri secara maksimal untuk menghadirkan keajaiban di Bernabeu. Liga Champions adalah harapan tersisa Liverpool untuk mengangkat trofi di akhir musim ini.
”Satu laga besar dan terpenting bagi kami sebelum jeda internasional adalah melawan Real Madrid di Bernabeu. Kami harus mengerahkan seluruh kemampuan terbaik dan melakukan sesuatu yang istimewa pada laga itu,” kata Alexander-Arnold dilansir Liverpool Echo.