Duel versus Leipzig pada laga Liga Champions bisa menjadi panggung pembuktian gelandang Manchester City, Kevin De Bruyne. Pengaruhnya bagi City jauh lebih penting dari sekadar angka di tengah statistiknya yang menurun.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·4 menit baca
MANCHESTER, SENIN — Gelandang Manchester City, Kevin De Bruyne, menepis kritik soal penurunan performanya setelah Piala Dunia Qatar 2022. Dia merasa masih menjadi yang terbaik dalam hal kreasi serangan. Keyakinannya itu akan dibuktikan pada laga kedua babak 16 besar Liga Champions Eropa melawan Red Bull Leipzig, Rabu (15/3/2023) dini hari WIB di Stadion Etihad, Manchester.
De Bruyne bisa menjadi sosok pembeda bagi City pada laga itu. Pada duel pertama di Jerman, De Bruyne tidak dimainkan karena sakit. Laga itu pun berakhir imbang 1-1. Kini, kapten tim nasional Belgia itu dalam kondisi bugar.
Dia hanya bermain 11 menit sebagai pemain pengganti saat ”The Citizens” mengalahkan Crystal Palace, 1-0, akhir pekan lalu. Manajer Manchester City Josep ”Pep” Guardiola sengaja menyimpan tenaga De Bruyne untuk laga versus Leipzig.
De Bruyne sedang dalam misi pembuktian. Setelah Piala Dunia Qatar, rerata asisnya menurun dari 0,6 kali jadi 0,3 kali. Dia juga hanya mencetak 1 gol dari 11 laga terakhir. Sebelum Piala Dunia, ia mampu mencetak 3 gol dari 14 laga.
”Pastinya, orang punya standar berbeda terhadap saya dibandingkan banyak pemain lainnya. Mereka berharap saya menciptakan gol dan asis di setiap laga. Saya baik-baik saja dan bermain cukup bagus. Asis saya berkurang, tetapi tidak dengan peluang yang diciptakan,” kata De Bruyne (31).
Menurunnya kontribusi gol dan asis De Bruyne disebabkan banyak faktor di City, bukan hanya dari dirinya sendiri. Faktor itu, antara lain, terkait permainan rekannya di lini depan, Erling Haaland, yang mulai bisa dibaca tim lawan.
De Bruyne masih menjadi ”pabrik” kreasi terbaik untuk City. Dia mencatat rerata 3,1 kali umpan kunci di liga domestik seusai Piala Dunia, hanya menurun 0,1 kali dibandingkan sebelum jeda. Tidak ada satu pun pemain lainnya di liga itu yang menyamai produktivitas kreasi miliknya.
Saya tahu pentingnya dia (De Bruyne) untuk tim ini. Musim ini, sulit bagi kami semua karena Piala Dunia dan banyak hal lain. Semua pemain naik turun. Itu normal. (Pep Guardiola)
De Bruyne pun selalu berapi-api ketika tampil di Liga Champions. Dia sudah mencatatkan 3 asis dari 3 penampilan sebagai pemain mula pada penyisihan grup. Jumlah asis itu adalah yang terbanyak di tim City. Dia menghasilkan satu asis setiap 88 menit.
”Saya sudah seperti orang tua dalam permainan ini. Saya tahu bagaimana menghadapinya, tidak perlu melakukan sesuatu yang berbeda. Semua orang juga tahu siapa saya selama delapan tahun terakhir dan apa yang saya berikan untuk tim,” ujar De Bruyne yang tampil buruk di Piala Dunia.
Tak pelak, De Bruyne akan menjadi ancaman terbesar bagi pertahanan Leipzig yang dipimpin bek muda, Josko Gvardiol. Leipzig, di bawah asuhan pelatih Marco Rose, mengandalkan formasi 4-2-2-2. Formasi itu membuat posisi pemain terlalu sentral sehingga menyisakan kelemahan di sisi sayap saat bertahan.
De Bruyne selalu ditempatkan sebagai gelandang serang dalam formasi 4-2-3-1 atau 4-1-4-1. Namun, posisinya selalu fleksibel. Dia sering kali lebih condong ke sayap kanan untuk menciptakan overload di sisi tersebut. Bek sayap kiri Leipzig, David Raum, yang lebih bertipe ofensif, akan menemui ujian sesungguhnya.
Guardiola pun percaya De Bruyne bisa tampil baik. Dia tidak memainkan sang gelandang dalam beberapa laga terakhir karena kelelahan ataupun cedera. Jadi, bukan soal strategi. ”Saya tahu pentingnya dia (De Bruyne) untuk tim ini. Musim ini, sulit bagi kami semua karena Piala Dunia dan banyak hal lain. Semua pemain naik turun. Itu normal,” ucapnya.
Umpan-umpan magis De Bruyne sangat dibutuhkan untuk mengeksploitasi kehebatan Haaland, striker tertajam di Eropa saat ini. Haaland, yang sudah mencetak 34 gol di seluruh ajang, tak mampu mencatat satu pun tembakan tepat sasaran pada laga pertama. Dia terbenam dalam kepungan Gvardiol dan rekan-rekan.
Gvardiol berkata, timnya kini lebih percaya diri setelah bisa menghentikan Haaland. ”Kami bisa menahan mereka 1-1 di kandang. Laga kedua akan sulit, tetapi ini sepak bola. Apa pun bisa terjadi,” ujar bek timnas Kroasia tersebut.
Leipzig akan bertamu tanpa penyerang andalannya, Christopher Nkunku, yang kembali cedera setelah sempat tampil pada laga pertama. Namun, Rose tidaklah khawatir karena masih punya striker lainnya, Emil Forsberg. Ia tengah berapi-api, mengemas 3 gol dan 1 asis dalam 3 laga terakhir.
City, selain unggul kualitas pemain dan manajer, juga diuntungkan karena bermain di kandang. Rekor mereka di Etihad sangat cemerlang, yaitu 18 kali menang dari 20 laga di seluruh ajang. Terakhir kali menjamu Leipzig di kandang, September 2021, City menang telak, 6-3.