Memperjuangkan Panahan ”Barebow” supaya Resmi Diperlombakan
Meski diminati oleh banyak pemanah handal, ”barebow” belum resmi mendapat tempat dalam ajang multicabang nasional. Padahal, peluang meraih emas telah dibuktikan oleh para pemanah ”barebow” di ajang internasional.
Oleh
RIVALDO ARNOLD BELEKUBUN
·5 menit baca
Sebanyak 72 pemanah datang membawa busur mereka ke Lapangan Panahan Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, pada Rabu (8/3/2023). Para pemanah ini berasal dari 11 daerah berbeda, di antaranya Jawa Barat, Jawa Tengah, Banten, Lampung, Sumatera Utara, dan Kalimantan Timur. Di sana, mereka beradu menancapkan anak panah dalam ekshibisi yang diadakan Pengurus Besar Persatuan Panah Indonesia (Perpani).
Namun, ada yang berbeda dari jenis panah yang mereka gengam. Meski memegang busur yang mirip dengan jenis busur recurve, busur mereka terlihat tidak dilengkapi dengan aksesori dan alat bantu. Rupanya ini adalah jenis busur yang disebut sebagai barebow. Dinamakan seperti itu karena busur yang digunakan seakan ”ditelanjangi” dari aksesori-aksesori dan alat bantu.
Sasaran mereka pun tidak seperti recurve yang biasanya sejauh 70 meter. Jarak sasaran para pemanah barebow ini adalah 50 meter, mirip dengan jarak sasaran compound. Meski demikian, karena tidak memiliki alat bantu katrol dan kabel tarikan, energi yang dikeluarkan para pemanah tersebut harus lebih ekstra.
Hal ini karena busur yang digunakan sangat sedernaha. Pemanah barebow tidak menggunakan penyangga tangan, pembantu bidik, serta alat stabilisator. Oleh karena itu, ketika menembak, pemanah akan mengandalkan tarikan tali busur kekuatan tangan dan tubuh serta penentuan bidikan yang akurat. Untuk itu, penguasaan teknik serta keahlian tingkat tinggi dibutuhkan pemanah untuk dapat mengamankan tembakan yang tepat sasaran.
Ketika pepanah barebow menambakkan panahnya, ia menarik tali atau senar tepat ke depan wajahnya. Ia pun membidik dengan memperhatikan panjang anak panah yang mengarah pada sasaran. Perhitungan jarak, arah, dan kelokan panah dijumlah dalam waktu sepersekian detik. Kemudian, ia melepaskan anak panah dengan energi dorong yang dibantu dengan tungkai yang tertekuk.
Para pemanah barebow ini datang ke GBK dalam rangkaian acara seleksi nasional (seleknas) untuk panahan Indonesia. Namun, mereka hanya hadir di sana dalam acara ekshibisi, bukan seleksi untuk masuk tim nasional. Pasalnya, tidak ada divisi barebow dalam pemusatan latihan nasional (pelatnas). Hal ini karena disiplin panahan barebow tidak resmi diperlombakan secara nasional.
Pada saat ini, hanya dua disiplin panahan yang diperlombakan dalam Pekan Olahraga Nasional (PON), compound dan recurve. Ini mengikuti regulasi pertandingan-pertandingan internasional seperti Olimpiade dan Asian Games. Tujuannya adalah mempersiapkan para atlet nasional agar dapat bersaing memperebutkan medali emas dalam ajang-ajang panahan tersebut.
Padahal, disiplin barebow sudah diperlombakan di ajang besar seperti World Archery Field Championships semenjak 1969, tetapi tidak di ajang multicabang internasional. Di Indonesia, barebow hanya masuk sebagai nomor yang diperlombakan di Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) di beberapa daerah. Hal ini karena banyak pemanah daerah yang meminta barebow untuk diperlombakan.
Para pemanah ini kemudian membentuk komunitas-komunitas barebow dengan tujuan memajukan disiplin tersebut secara nasional. Salah satunya tujuannya adalah mendorong barebow masuk ke dalam ajang multicabang seperti PON. Sebab, jika barebow diperlombakan di PON, artinya disiplin ini akan diresmikan di setiap daerah, sekaligus wajib ada pelatihannya.
Hal ini yang menjadi cita-cita Denny Decko, pendiri klub panahan DAD Archery serta pelatih panah barebow. Menurut dia, jika barebow sudah resmi dijadikan nomor dalam PON, para pemanahnya akan lebih terasah karena bersaing secara nasional.
”Kabarnya, saat ini barebow sedang diperjuangkan untuk masuk ke ajang multievent internasional. Dalam beberapa pertemuan dengan perwakilan negara-negara Asia, barebow disebutkan akan didorong untuk bisa masuk ke Asian Games. Saya rasa kita harus bersiap jika itu terjadi. Jangan kalah start, biar nanti jika sudah ada, atlet-atlet barebow sudah siap,” ujar Denny.
Menurut Denny, panahan barebow di Indonesia sangat berpotensi. Pasalnya, pemanah barebow biasanya adalah atlet senior yang sudah memiliki pengalaman dan jam terbang yang tinggi. Mereka lebih cenderung menyukai disiplin barebow karena memerlukan kemampuan dan keahlian yang tinggi tanpa perlu bergantung pada alat bantu. Hal ini kerap dianggap sebagai tantangan dengan sensasi baru.
Denny optimistis dengan prestasi yang akan diperoleh Indonesia ketika nanti sudah meresmikan divisi barebow secara nasional. Februari yang lalu, tim Indonesia berhasil mengharumkan nama bangsa ketika merebut gelar juara umum dalam Barebow Archery Championship 2023 yang diadakan di Selangor, Malaysia. Dalam perlombaan itu, tim nasional meraih empat emas, satu perak, dua perunggu.
Saya percaya, kalau diadu dengan negara-negara lain, kemampuan atlet barebow Indonesia tidak kalah. Bahkan, saya yakin (kemampuan para pemanah barebow) kita berada di atas.
”Saya percaya, kalau diadu dengan negara-negara lain, kemampuan atlet barebow Indonesia tidak kalah. Bahkan, saya yakin (kemampuan para pemanah barebow) kita berada di atas. Menurut saya, hal ini perlu diperhatikan pemerintah dan Perpani, bahwa barebow kita sudah sangat mampu. Maka dari itu, mohon agar barebow diresmikan secara nasional,” kata Denny.
Wakil Ketua Umum II PB Perpani Abdul Razak mengatakan, Perpani mendukung agar disiplin barebow masuk dalam PON. Hal ini yang sedang didorong pihaknya ke dalam rapat kerja nasional (rakernas) Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) pada 12-13 Maret 2023. Untuk itu, Perpani mengadakan ekshibisi barebow dengan mengundang para pemanah-pemanah dari berbagai daerah untuk menunjukkan antusiasme dan kemampuan mereka.
Ia berharap, disiplin barebow dapat disetujui di rakernas KONI sehingga divisi panahan tersebut dapat segera diresmikan dan diperlombakan secara nasional. Selain melihat potensi besar untuk prestasi Indonesia, hal ini juga untuk mengakomodasi permintaan dan keinginan para pemanah barebow.
”Peminatnya banyak baik itu di Indonesia maupun negara lain. Kami harapkan pada rakernas KONI divisi barebow ini bisa (disetujui) untuk dipertandingkan pada PON yang akan datang. Bila perlu, diperjuangkan untuk bisa dipertandingkan pada SEA Games. Itu akan sangat menguntungkan karena kita memiliki atlet yang cukup siap bertanding di level tersebut,” tutur Abdul.