Olahraga lari kian menjadi gaya hidup perkotaan. Selain dilakukan pada pagi hari, banyak orang yang berlari pada malam hari untuk melepas penat setelah bekerja.
Oleh
Atiek Ishlahiyah Al Hamasy
·3 menit baca
ATIEK ISHLAHIYAH AL HAMASY
Beberapa pengunjung tengah berlari pada malam hari di Stadion Gelora Bung Karno atau GBK, Senayan, Jakarta, pada Jumat (10/3/2023).
JAKARTA, KOMPAS – Olahraga lari pada malam hari semakin diminati saat ini. Tidak hanya membuat tubuh menjadi semakin bugar, lari pada malam hari juga menjadi sarana melepas penat setelah lelah bekerja. Salah satu lokasi yang banyak digunakan untuk olahraga malam adalah kawasan Stadion Gelora Bung Karno atau GBK di Jakarta Pusat.
Jumat (10/3/2023) malam, ratusan pengunjung berlari memutari Stadion GBK dengan arah yang sama. Semakin malam, jumlah pengunjung yang datang untuk berlari semakin bertambah. Reisa Almira (23) merupakan satu dari ratusan pengunjung yang tengah berlari. Sembari berlari, ia membawa tas kecil yang berisi botol air minum dan dompet.
Kawasan Stadion GBK merupakan destinasi favorit olahraga malam bagi Reisa. Suasananya yang nyaman, dekat dengan tempat tinggal, dan biaya masuk yang gratis menjadi alasan Reisa memilih untuk berolahraga di tempat ini, terutama berlari. Biasanya ia berlari di GBK bersama dua temannya.
Reisa memiliki waktu tersendiri untuk berlari, yaitu pukul 18.00-21.00 malam. Waktu tersebut sudah sangat pas baginya, karena setiap pagi dia harus bekerja dan tidak ada waktu untuk berolahraga. Biasanya Reisa berlari dengan memutari Stadion GBK sekitar 4-5 putaran.
”Saya biasanya ke GBK setiap Rabu, Sabtu, Minggu setelah bekerja. Setelah penat bekerja, saya lampiaskan dengan olahraga agar fresh kembali,” tutur Reisa.
Sejumlah orang berlari menuju wilayah lingkar dalam Stadion Utama GBK (SUGBK).
Banyak manfaat yang didapat Reisa ketika berlari di malam hari, di antaranya bisa tidur lebih nyenyak dan badan menjadi lebih bugar saat bangun tidur. Menurutnya, olahraga ini juga sangat cocok untuknya, karena praktis dan gratis. Modal olahraga ini sangat sedikit, yaitu hanya sepatu sneaker .
Lebih nyaman
Berlari pada malam hari juga merupakan aktivitas rutin bagi Reza Satria (26). Bermula dari kebiasaan lari yang tidak bisa tersalurkan pada pagi hari karena aktivitas kantor, membuatnya mencoba lari pada malam hari.
Sekitar pukul 19.00, Reza tengah berlari di Kawasan FX Sudirman, Jakarta Pusat, sambil menikmati indahnya gemerlap malam Kota Jakarta, Sabtu (11/3/2023). Sebelum berlari, dia menepi untuk melakukan peregangan otot.
Menurut Reza, berlari pada malam hari jauh lebih nyaman karena terhindar dari paparan sinar matahari. Tidak hanya itu, berlari pada malam hari juga merupakan solusi baginya yang sering bangun siang. Biasanya, Reza berlari pada Sabtu dan Minggu malam, dari sekitar pukul 19.00-22.00.
"Saya bangunnya siang kalau hari libur. Jadi, saya memilih untuk olahraga di malam hari. Awalnya saya merasa aneh, tapi ternyata seru juga," ujar Reza.
Seorang warga tengah berjoging di trotoar di bagian luar Gelora Bung Karno (GBK) pada Sabtu (8/9/2018) malam.
Jarak yang Reza tempuh saat berlari berbeda-beda, yakni sekitar 3 kilometer (km) hingga 4 km. Jika merasa lelah, ia akan beristirahat sejenak. Berbeda dengan Reisa yang kerap berlari dengan temannya, Reza lebih nyaman untuk olahraga sendiri. Untuk menghindari rasa bosan, ia terkadang membawa earphone untuk mendengarkan musik.
Reza juga merasakan berbagai manfaat dari berlari pada malam hari. Tidak hanya kualitas tidur jadi lebih baik, suasana hati atau mood juga akan menjadi lebih bagus. Selain itu, kalori dalam tubuh sepanjang hari pun menjadi terbakar dengan berlari pada malam hari.
Untuk menjaga keselamatan sepanjang berlari, Reza memilih rute dengan penerangan lampu jalanan yang memadai. Dengan hal ini, ia mampu melihat kondisi jalanan saat berlari. Saat berlari, ia juga hanya membawa uang secukupnya yang ditaruh di dalam saku celana.
Leader Marketing Planet Sport (toko pakaian dan peralatan olahraga) Kota Kasablanka Phlips Christoper mengatakan, olahraga lari masih akan terus diminati masyarakat, apalagi mereka yang bekerja sebagai pekerja kantoran. Hal ini karena kegiatannya bisa dilakukan bersama-sama, baik itu keluarga, teman sekolah atau kuliah, maupun rekan kerja. Apalagi, kegiatannya tidak terbatas pada waktu, bisa dilakukan kapan pun. (Kompas.id , 23/11/2022).