Kejaksaan Spanyol menuduh Barcelona melakukan suap kepada mantan wasit dan Wakil Presiden Komite Wasit Federasi Sepak Bola Spanyol, Jose Maria Enriquez Negreira. Kasus itu pun bisa mengancam eksistensi Barca.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·5 menit baca
BARCELONA, SABTU – Kejaksaan Spanyol menuduh Barcelona melakukan korupsi karena pembayaraan 7,3 juta euro atau Rp 120 miliar sepanjang tahun 2001-2018 ke perusahaan Dasnil 95, milik mantan wasit dan Wakil Presiden Komite Wasit Federasi Sepak Bola Spanyol 1994-2018, Jose Maria Enriquez Negreira. Selain menodai era emas Barcelona selama 2001-2018, tuduhan skandal itu juga mengancam eksistensi klub asal Catalan tersebut.
Menurut laporan Kantor Berita Associated Press (AP) dari surat kabar Spanyol, El Pais, keputusan itu diumumkan pada Jumat (10/3/2023). Seorang hakim investigasi akan memutuskan apakah tuduhan itu mengarah kepada penuntutan atau tidak.
”FC Barcelona memperoleh dan mempertahankan perjanjian lisan yang sangat rahasia dengan Enriquez Negreira. Dalam kapasitas Enriquez Negreira sebagai Wakil Presiden Komite Arbitrase Teknis (CTA) dan menerima imbalan uang, tindakan itu cenderung menguntungkan FC Barcelona terkait keputusan wasit,” ujar kantor kejaksaan di Barcelona, Sabtu (11/3).
Jaksa Barcelona mengeluarkan tiga tuduhan kepada Barcelona, yakni korupsi olahraga, administrasi yang tidak adil atau penipuan oleh manajemen, dan pemalsuan dokumen dagang. Tuduhan itu berawal dari hasil penyelidikan pejabat pajak Spanyol terhadap pembayaran Barcelona sebesar 1,4 juta Euro atau Rp 23 miliar kepada Dasnil 95 sepanjang 2016-2018.
Namun, dalam dokumen pengadilan yang dilihat AP, pembayaran Barcelona mencapai 7,3 juta Euro selama 2001-2018. Jaksa mengungkapkan, jumlah itu tidak bisa dibenarkan karena tidak diatur dalam peraturan klub, atau disetujui oleh majelis umum atau anggota klub. Berdasarkan laporan radio Cadena SER dilansir AFP, pembayaran terakhir terjadi pada Juni 2018. Usai itu, CTA direstrukturisasi dan Enriquez Negreira keluar dari organisasi tersebut.
Skandal itu artinya melibatkan sejumlah presiden Barcelona sepanjang periode tersebut, yakni Joan Laporta (2003-2010), Sandro Rosell (2010-2014), dan Josep Maria Bartomeu (2014-2020). Akan tetapi, Laporta yang kembali menjabat sebagai Presiden Barcelona sejak 7 Maret 2021 tidak masuk dalam tuduhan itu dan sudah membantah semua kesalahan tersebut. ”Barca tidak pernah membeli wasit, sama sekali tidak pernah,” ujar Laporta, Selasa (7/3).
Tunduhan itu hanya menjerat Rosell dan Bartomeu, serta mantan anggota eksekutif Barcelona, yakni Oscar Grau dan Albert Soler. Jaksa mengatakan, ada cukup bukti yang mengaitkan Rosell dan Bartomeu telah mencapai kesepakatan rahasia dan lisan dengan Enriquez Negreira. ”Dengan imbalan uang itu, ada tindakan untuk mendukung Barcelona dalam proses pengambilan keputusan wasit pada pertandingan yang dimainkan Barcelona dan hasil kompetisi,” ujarnya.
Adapun saat aktif, Enriquez Negreira bertugas menunjuk wasit untuk pertandingan, memilih wasit mana yang bekerja di suatu divisi, dan memilih wasit untuk kompetisi internasional. Kendati demikain, belum ada bukti bahwa wasit atau hasil laga Barcelona sudah dipengaruhi oleh pembayaran tersebut.
Barcelona menyangkal
Namun, Barcelona secara konsisten menyangkal semua tuduhan tersebut. ”Blaugrana” menyatakan, mereka membayar untuk mendapatkan laporan teknis atau nasihat tentang wasit profesional, tetapi tidak pernah mencoba memengaruhi keputusan wasit dalam pertandingan mereka. Mereka pun sudah menyewa firma hukum untuk melakukan penyelidikan sendiri atas pembayaran itu, yang hasilnya diharapkan bisa dipublikasikan.
Mendapatkan laporan atau konsultasi mengenai wasit dinilai sebagai praktik umum dan klub bisa membayar perusahaan lain atau menyiapkan secara internal untuk melakukannya. Masalahnya, membayar uang dalam jumlah besar kepada seseorang yang terlibat dalam otoritas wasit Spanyol untuk mendapatkan laporan itu dianggap bukan praktik yang normal.
Barca tidak pernah membeli wasit, sama sekali tidak pernah.
Seorang pejabat senior Barcelona kepada Kantor Berita Reuters menuturkan, tuduhan itu tidak lebih dari hipotesis penyelidikan awal dari jaksa penuntut. Kini, mereka berharap ada penyelidikan yudisial dengan benar. ”Klub akan bekerja dengan tim penyelidik dengan segala cara yang diperlukan dan menegaskan kami tidak pernah membeli wasit atau coba memengaruhi keputusan pejabat mana pun,” ucapnya.
Bartomeu kepada surat kabar ABC bulan lalu membantah semua tuduhan tersebut. ”Sepertinya, dengan layanan ini, kami meminta lebih banyak penalti untuk keuntungan kami atau kami ingin mengondisikan keputusan wasit. Tetapi, semua itu tidak benar. Orang ini (Enriquez Negreira) tidak memiliki kekuasaan atas wasit,” katanya.
Beberapa mantan dan wasit aktif, termasuk presiden wasit Spanyol saat ini, semuanya turut menyangkal pernah menerima perintah atau ada tekanan untuk mendukung Barcelona. Bahkan, Enriquez Negreira kepada Cadena SER pernah menegaskan, dirinya tidak pernah menyukai Barcelona ketika menugaskan wasit untuk pertandingan. ”Saya membantu Barcelona secara lisan tentang bagaimana para pemain harus berperilaku di hadapan setiap wasit,” tuturnya.
Walau kasusnya masih berproses, skandal itu bisa menodai masa keemasan Barcelona saat Lionel Messi dan kawan-kawan mendominasi sepak bola Spanyol. Ketika itu, klub yang bermarkas di Stadion Camp Nou ini memenangi sembilan trofi Liga Spanyol, enam Piala Raja Spanyol, dan delapan Piala Super Spanyol.
Pada tingkat olahraga, Presiden Liga Spanyol Javier Tebas menyampaikan, Barcelona tidak menghadapi bahaya langsung karena badan pengatur sepak bola Spanyol, Eropa, dan dunia memiliki undang-undang pembatasan lima tahun. Akan tetapi, di tingkat kriminal, terdakwa bisa menghadapi hukuman empat tahun penjara. ”Sanksi terhadap klub bisa berupa penangguhan aktivitas hingga pembubaran langsung sebagai sebuah perusahaan,” ujar Alberto Palomar, profesor hukum di Carlos III University of Madrid, kepada AFP.
Sementara itu, badan wasit Spanyol pekan lalu menuntut agar dugaan yang melibatkan satu orang tidak menodai citra dan kehormatan semua pengadil ”Negeri Matador”. ”Masalah ini sangat mengkhawatirkan karena itu akan merugikan sepak bola dan olahraga Spanyol,” ujar Menteri Kebudayaan dan Olahraga Spanyol Miquel Iceta, Selasa. (AP/AFP/REUTERS)