Quartararo Mencari Penangkal "Bencana" di Portimao
Fabio Quartararo sangat menantikan dua hari tes pramusim MotoGP 2023 di Portimao, Portugal, pada 11-12 Maret. Tes tersebut sangat krusial untuk memastikan YZR-M1 bisa diandalkan saat perebutan posisi start balapan.
Oleh
AGUNG SETYAHADI
·5 menit baca
PORTIMAO, JUMAT - Akhir pekan ini menjadi momentum paling krusial bagi para pebalap MotoGP dan timnya untuk memastikan motor mereka bebas kendala dan memiliki basis yang solid untuk musim baru, 2023. Sejauh ini, baru Ducati yang mengawali musim balap 2023 dengan mulus. Belum banyak kendala ditemui pada Ducati Desmosedici GP.
Sedangkan tim pabrikan lain, terutama Yamaha dan Honda, masih memiliki kendala performa yang bisa menjadi batu sandungan dalam perburuan juara. Kesempatan mereka mengatasi kendala itu hanya tersisa dua hari, yaitu dalam tes pramusim terakhir di Portimao, Portugal, 11-12 Maret.
Dua hari tes itu sangat penting untuk mengonfirmasi kendala yang ditemukan dalam tes pertama di Sepang, Malaysia, pada Februari lalu, sudah teratasi. Bagi Yamaha, masalah yang muncul di Sepang adalah waktu satu putaran saat time attack masih kurang kompetitif. Bahkan, dengan ban baru pun, Fabio Quartararo tidak bisa memperbaiki waktu putaran. Hal itu menjadi anomali karena YZR-M1 sudah meningkat dalam kecepatan puncak dan bisa menyaingi Desmosedici GP. Akan tetapi, dalam time attack, mereka tidak kompetitif.
Kendala itu membuat Quartararo khawatir. Dia bahkan menilai kendala itu sebagai sebuah 'bencana'. Juara MotoGP 2021 itu sangat memahami betapa pentingnya waktu satu putaran dalam time attack untuk meraih posisi start terdepan. Apabila M1 musim ini tidak mampu bersaing saat kualifikasi, dirinya akan sangat sulit bersaing meraih podium saat start dari luar dua baris terdepan.
Selain itu, waktu satu putaran semakin penting musim ini karena adanya balapan sprint. Balapan pendek dengan menempuh setengah jumlah putaran balapan utama itu akan dijalani oleh para pebalap dengan gaspol sejak start karena tidak perlu mengelola keausan ban seperti balapan panjang. Balapan ini akan seperti time attack di setiap putaran. Performa motor untuk mencetak waktu satu putaran yang solid pun sangat krusial.
Kendala yang ditemui Quartararo di Sepang itu diharapkan bisa diselesaikan dalam dua tes pramusim di Portimao, akhir pekan ini. Proses menemukan solusi ini seperti memulai dari awal lagi karena memerlukan kompromi sejumlah elemen, seperti setelan elektronik, suspensi, serta pilihan paket aerodinamika.
"Ini perasaan yang campur aduk. Saya sangat senang dengan top speed. Dengan ban yang sudah aus pun, pace tidak terlalu jelek. Tetapi, dengan ban baru sebuah bencana," ungkap Quartararo seusai tes hari ketiga di Sepang, Malaysia.
"Saya tidak tahu mengapa dengan ban baru kami (tertinggal) sangat jauh. Kami mencoba time attack dan itu masalah terbesar," ujar Quartararo yang hanya bisa menempati posisi ke-19 seusai time attack dalam hari terakhir tes di Sepang.
Anomali performa YZR-M1 2023 yang mengalami perombakan besar untuk meningkatkan top speed dan akselerasi itu sebelumnya terjadi dalam tes akhir musim 2022 di Valencia pada November lalu. Waktu itu, Quartararo dan rekan setimnya, Franco Morbidelli, mendapati kecepatan puncak purwarupa M1 2023 sama dengan motor 2022. Kendala itu sudah teratasi dan M1 mampu melesat 334,3 kilometer per jam–kedua di bawah Ducati–saat dipacu oleh Quartararo dalam tes hari pertama di Sepang.
Pencarian solusi itu menjadi fokus utama Yamaha seiring dengan analisis keseluruhan data terkait paket aerodinamisa, sasis, lengan ayun, serta perilaku ban. Analisis mendalam itu menjadi dasar program tes yang akan dijalankan di Portimao untuk memastikan M1 2023 memiliki basis yang solid. Setelah tes di Portimao, tim-tim akan menyiapkan paket motor yang akan diajukan untuk homologasi menjelang balapan seri pertama di Portimao, 24-26 Maret.
Harapan Marquez
Selain Yamaha, Honda juga masih mengalami kendala performa RC213V 2023 yang menurut pebalapnya, Marc Marquez, masih belum cukup kompetitif untuk meraih gelar juara. Marquez berharap ada peningkatan signifikan dalam tes di Portimao, baik dalam performa mesin maupun pengendalian.
"Tes di Portimao penting karena kami memiliki sejumlah pekerjaan untuk diselesaikan dan para insinyur telah bekerja keras di Jepang. Saya bersemangat untuk terus bekerja dan memulai musim ini. Saya merasa bugar dan siap untuk balapan," ungkap Marquez saat peluncuran tim Repsol Honda di Madrid.
Dalam tes di Sepang, Marquez menguji banyak komponen, mulai dari lengan ayun, sasis, serta komponen aerodinamika. Namun, hingga akhir tes hari pertama, Marquez mengaku belum menemukan sesuatu yang signifikan. Semua motor masih menghasilkan waktu putaran yang mirip, sehingga dia hanya bisa mengakhiri tes hari pertama di posisi ke-12, terpaut 0,954 detik dari pebalap tercepat Marco Bezzecchi (Mooney VR46) yang memacu Ducati Desmosedici GP22.
"Kami mencoba sangat banyak komponen berbeda. Ada beberapa informasi yang menarik, tetapi sekarang kami perlu menganalisis semua itu supaya besok bisa lebih baik," ungkap Marquez.
Terkait dengan tiga motor yang diuji, Marquez menilai, performa motor memang sedikit berbeda, tetapi waktu putaran mirip. "Sebenarnya itu motor yang sama, tetapi dengan fairing berbeda, khususnya pada bagian depan. Karakter motor-motor itu sedikit berbeda, tetapi waktu putaran mirip. Jadi, sekarang kami perlu menganalisis itu," ungkap pebalap asal Spanyol itu.
"Saya akan mengevaluasi motor pada hari terakhir tes pra musim di Portimao. Pada saat ini, semuanya masih baru dan kami harus terus bekerja karena kami masih jauh dari para pebalap di atas," tegas Marquez di laman resmi MotoGP.
Terkait dengan kendala itu, Direktur Honda Racing Coporation Tetsuhiro Kuwata menegaskan, pihaknya sedang dalam proses untuk kembali ke puncak. Honda merupakan tim dengan pencapaian besar dengan kemampuan untuk mengatasi masalahnya. Target utama adalah menghadirkan motor yang sesuai dengan keinginan pebalap tim pabrikan, Marquez dan Joan Mir.
"Kami tiba pada musim 2023 ini setelah beberapa tahun yang menantang, tetapi kami tidak kehilangan semangat kami untuk terus maju. Honda telah memenangi 25 gelar juara dunia kelas primer, termasuk 24 juara konstuktor, dan kami tahu apa yang kami mampu sebagai perusahaan dan sebagai konstruktor. Kompetisi dalam MotoGP lebih ketat dari sebelumnya, tetapi kami terus bekerja maksimal untuk memberi para pebalap kami apa yang mereka inginkan," ujar Kuwata.