Ten Hag Mencari Ekuilibrium Moral Manchester United
Ten Hag mulai melunak setelah sempat marah besar kepada anak asuhnya. Dia ingin menjaga moral para pemain jelang laga terdekat MU.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·4 menit baca
MANCHESTER, KAMIS – Skuad Manchester United merasakan berada di titik moral tertinggi dan terendah hanya dalam rentang sepekan. Setelah dipermalukan Liverpool, manajer Erik ten Hag berupaya mencari titik seimbang agar anak asuhnya kembali percaya diri, tetapi tidak lupa daratan.
Banyak pihak berspekulasi kejatuhan “Setan Merah” di Stadion Anfield terjadi karena para pemain terlalu angkuh setelah tren positif sepanjang 2023, terutama usai juara Piala Liga. Legenda hidup MU Roy Keane berkata, mereka tidak menyadari ancaman besar Liverpool, hingga akhirnya ditaklukkan 0-7.
Kekalahan terbesar dalam sejarah derbi barat laut itu menjatuhkan moral skuad “Setan Merah” ke titik nadir. Terlalu banyak pertanyaan terhadap kondisi ruang ganti saat ini. Terutama, setelah kemarahan besar ten Hag dan sikap kurang dewasa sang kapten Bruno Fernandes.
Reaksi skuad MU akan terlihat dalam laga pertama setelah dipermalukan Liverpool. Mereka akan menjamu wakil Spanyol Real Betis dalam laga pertama babak 16 besar Liga Europa di Stadon Old Trafford, Jumat (10/3/2023) dini hari WIB.
Ten Hag tampak berusaha keras untuk mengembalikan kondisi psikologis anak asuhnya ke posisi tepat. Sang manajer mulai melunak. Padahal seusai laga di Stadion Anfield, dia sempat mengkritik keras para pemain di ruang ganti. Skuad MU disebut tidak profesional dan kehilangan mentalitas pemenang.
Saat ini, manajer asal Belanda itu menempatkan dirinya di belakang para pemain, demi melindungi skuadnya. “Kami berada di kapal yang sama. Kami melakukannya bersama-sama. Kami menang dan kalah bersama. Kami membuat kekacauan Minggu lalu dan harus bisa menghadapinya,” ujar ten Hag.
“Para pemain bereaksi dengan sangat baik. Kami tahu ini adalah sebuah kemunduran besar. Mengingat kami sempat berada di laju 23 laga dengan hanya kalah sekali. Banyak pelajaran dari laga itu, tetapi kami jadi bisa belajar untuk masa depan. Kami fokus ke laga berikutnya,” lanjutnya.
Pertanyaan terbesar jelang laga nanti adalah status kapten MU. Mantan bek MU Gary Neville menilai, Fernandes tidak pantas lagi menyandang ban kapten setelah penampilan di Stadion Anfield. Gelandang asal Portugal itu membuat terlalu banyak aksi yang tidak mencerminkan seorang kapten.
Banyak pelajaran dari laga itu, tetapi kami jadi bisa belajar untuk masa depan. Kami fokus ke laga berikutnya.
Fernandes tertangkap berkali-kali tidak mau berlari membantu pertahanan saat transisi serangan balik Liverpool. Dia juga sempat mendorong asisten wasit dan berpura-pura cedera wajah setelah berduel dengan Ibrahmi Konate. Puncaknya, dia minta diganti setelah MU tertinggal enam gol.
Ten Hag justru membentengi Fernandes dari hujan kritik. Dia akan tetap mempercayakan posisi pemimpin tim kepada Fernandes, saat kapten utama Harry Maguire tidak bermain. Sang manajer tampak tidak ingin menjatuhkan lagi moral anak asuhnya yang sudah terpuruk. Pergantian kapten pasti akan mengguncang ruang ganti.
“Pastinya (masih kapten). Dia bermain brilian musim ini. Perannya sangat penting di tim ini. Dia selalu memberikan energi kepada tim, berlari dengan intens, dan berbicara ketika ada sesuatu yang salah. Dia adalah inspirasi seluruh pemain. Tidak ada seorang pun sempurna. Semua membuat kesalahan, termasuk dia,” jelas ten Hag.
Dari reaksinya, ten Hag seperti segera ingin menepikan kekalahan dari Liverpool. Dia menganggap kekalahan tersebut tidak lebih dari satu pertandingan. Mereka hanya terpeleset, lalu akan segera bangkit lagi. Tentunya, hasil itu menjadi peringatan berharga agar mereka tidak terlalu angkuh sampai akhir musim.
Marcus Rashford, penyerang andalan MU, juga memberikan dukungan penuh kepada Fernandes. Dukungan itu memperlihatkan kondisi skuad “Setan Merah” ternyata baik-baik saja. Mereka hanya butuh satu kemenangan untuk membalikkan peruntungan.
“Saya selalu suka bermain dengan Bruno. Dia adalah pemimpin yang bagus untuk kami. Dia turut membantu pemain lain untuk menjadi pemimpin. Saya tidak punya hal negatif untuk dikatakan tentang Bruno. Seperti kata manajer, tidak ada yang sempurna. Kami mendukungnya 100 persen,” tutur Rashford.
Rashford berkata, laga nanti adalah kesempatan terbaik bagi mereka untuk bangkit. Mereka akan bermain di depan pendukung sendiri. Dia dan rekan-rekannya ingin mengembalikan kepercayaan para pendukung setelah pembantaian Minggu lalu.
“Kalah dari tim rival tidak pernah terasa baik bagi saya. Itu menyisakan luka dalam, berapa pun skornya. Namun, itu adalah sepak bola, terkadang mengecewakan. Kami masih di posisi untuk mengakhiri musim dengan hebat. Kami ingin memperbaikinya segera,” pungkas Rashford.
Namun, Betis bukan lawan yang mudah. Tim asuhan pelatih Manuel Pellegrini itu baru saja menahan imbang Real Madrid 0-0 pada akhir pekan lalu. Pertahanan blok rendah mereka bisa sangat merepotkan MU yang lebih sering mengandalkan transisi, sama seperti Madrid.
Adapun Pellegrini sudah berpengalaman berduel dengan MU ketika masih menukangi Manchester City. Dalam rentang 2013-2016, Pellegrini mengantar City tiga kali menang dan dua kali kalah dari enam pertandingan. Rekor itu cukup untuk menjadi modal tim tamu.
“Karena rivalitas (dengan Liverpool) dan jumlah kekalahan itu, saya paham itu tidak akan mudah bagi mereka. Namun, saya tidak terlalu sedih karena saya adalah pendukung City. Jika Real Sociedad bisa mengalahkan mereka (di babak grup), kami juga bisa,” kata Pellegrini.
Ambisi MU untuk menang akan diadang dengan kebutuhan rotasi skuad. “Setan Merah” telah memainkan 18 laga dalam rentang 61 hari pada 2023. Mereka adalah satu-satunya tim yang masih berlaga di empat kompetisi. Adapun kelelahan pemain dipercaya menjadi salah satu penyebab tragedi di Stadion Anfield. (AP/REUTERS)