Bayern Muenchen menegaskan kembali dominasi mereka atas PSG. Meski tidak memiliki megabintang, performa kolektif "Die Roten" ampuh mengempaskan mimpi juara Eropa sang lawan.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·4 menit baca
MUENCHEN, KAMIS – Dua pertemuan di babak 16 besar Liga Champions musim ini menjadi pembuktian Bayern Muenchen untuk mengungkap ketidakpantasan Paris Saint-Germain mengejar trofi “Si Kuping Besar”. Les Parisiens terlalu bergantung kepada tuah dua bintang utama di lini depan, sehingga mudah diantisipasi oleh permainan kolektif Bayern.
Kylian Mbappe dan Lionel Messi yang telah mencetak 11 gol secara akumulasi di Liga Champions musim ini bisa diantisipasi oleh kerja sama pemain Bayern. Mbappe silih berganti dikawal oleh bek tengah Bayern, seperti Dayot Upamecano dan Matthijs De Ligt, pada laga kedua di Stadion Allianz Arena, Kamis (9/3/2023) dini hari WIB.
Adapun Messi tidak bisa lepas dari pantauan dua gelandang jangkar, Joshua Kimmich dan Leon Goretzka. Strategi Pelatih Bayern Julian Nagelsmann itu membuat Mbappe dan Messi tidak mendapat ruang untuk memberikan ancaman berarti bagi kiper Bayern, Yann Sommer. Pasalnya, kedua pemain bintang itu hanya bisa mencatatkan masing-masing satu tembakan tepat sasaran.
Ketika dua bintang itu dimatikan, Bayern bisa lebih leluasa memberikan tekanan kepada lini pertahanan PSG. Taktik itu membantu Die Roten bisa melibas PSG dengan skor meyakinkan 2-0, sehingga Bayern lolos ke fase perempat final dengan kedudukan agregat 3-0.
Upamecano mengatakan, PSG tidak memberikan timnya masalah selama 90 menit laga di hadapan sekitar 75.000 pendukung di Allianz Arena. Ia menambahkan, semua pemain Bayern sangat fokus selama laga berlangsung karena itu telah diperingatkan oleh sang pelatih.
“Saya sering bermain dengan Kylian Mbappe dan saya berusaha untuk bisa meredamnya meski itu sulit. Kami tahu, kami wajib menutup setiap ruang di zona pertahanan. Jadi, kemenangan ini adalah hasil dari usaha tim,” kata Upamecano kepada Canal+.
Mantan penyerang Bayern, Sandro Wagner, menilai, Bayern tidak menampilkan permainan terbaik dan mengagumkan. Namun, Die Roten tampil lebih baik di babak kedua untuk mencetak gol kemenangan.
“Mereka bekerja sangat baik dalam usaha bertahan, terutama di babak kedua. PSG tidak bisa berbuat banyak setelah turun minum,” kata Wagner dalam ulasan laga di DAZN.
Dalam dua laga melawan PSG, kami tim yang jauh lebih baik dalam bertahan.
Kemenangan atas PSG menegaskan ketangguhan Bayern di Eropa pada musim ini. Mereka adalah satu-satunya tim yang bisa mengemas delapan kemenangan di Liga Champions edisi 2022-2023.
Lebih istimewanya lagi, Bayern hanya merasakan satu kali kebobolan pada delapan gim beruntun itu, yaitu ketika melibas Viktoria Plzen, 4-2, 12 Oktober 2022. Di kompetisi antarklub terelite di dunia itu, Die Roten telah mencetak 21 gol. Secara total, gawang Bayern belum ternoda selama 411 menit.
“Dalam dua laga melawan PSG, kami tim yang jauh lebih baik dalam bertahan,” kata Thomas Mueller yang dinobatkan sebagai pemain terbaik di laga kedua kontra PSG.
Kemenangan di dua laga babak 16 besar kontra PSG menebalkan pula dominasi Bayern atas raksasa Perancis itu. Mereka selalu unggul dalam tiga pertemuan resmi terakhir.
Permainan bertahan menawan yang diperagakan Bayern terlihat dalam dua penyelamatan penting yang tercipta di masing-masing babak. Pada menit ke-38, De Ligt membuang bola hasil sepakan gelandang PSG, Vitinha, di depan garis gawang. Peluang itu tercipta setelah Vitinha bisa merebut bola dari blunder Sommer.
“Saya akan mengantarkan satu truk yang berisi cokelat Swiss ke depan pintu rumah Matthijs,” ujar Sommer terkait balas budinya kepada bek tengah asal Belanda itu.
Pada babak kedua, giliran Sommer melakukan penyelamatan penting. Kiper tim nasional Swiss itu menepis sundulan Sergio Ramos sembari terbang di bawah mistar gawang ketika laga memasuki menit ke-64.
Penyelamatan Sommer itu hanya berjarak tiga menit setelah Bayern membuka keunggulan melalui gol Eric Choupo-Moting setelah menerima asis Goretzka. Gol itu diawali kerja kolektif Mueller dan Goretzka untuk menekan Verratti yang menguasai bola di depan kotak penalti PSG.
Setelah merebut bola dari Verratti, Mueller memberikan operan kepada Goretzka yang memberikan operan kepada Choupo-Moting yang berdiri bebas di kotak penalti Les Parisiens.
Bayern menegaskan kemenangan berkat kolaborasi dua pemain pengganti di menit ke-89. Joao Cancelo menginisiasi transisi menyerang cepat dengan melakukan dribel memasuki zona sepertiga akhir pertahanan PSG sebelum memberikan operan kepada Serge Gnabry yang tinggal berhadapan dengan kiper PSG, Gianluigi Donnarumma.
Pelatih PSG Christophe Galtier mengatakan, satu kebodohan yang mengawali gol pertama Bayern menjadi penyebab timnya gagal membawa pulang kemenangan dari Muenchen. Kebobolan setelah satu jam laga berjalan, kata Galtier, menyebabkan timnya masuk ke dalam situasi lebih sulit untuk membalikkan ketertinggalan agregat.
“Kami seharusnya bisa memanfaatkan sejumlah peluang menjadi gol di babak pertama. Itu adalah sebuah frustasi yang membuat kami gagal memenuhi target,” ucap Galtier dilansir L’Equipe.
Kegagalan melaju ke babak selanjutnya di Liga Champions menyebabkan harapan PSG meraih trofi hanya tersisa di Liga Perancis.