PSG Bertumpu pada Magis Lionel Messi dan Kylian Mbappe
PSG menghadapi misi sulit pada laga kedua kontra Bayern Muenchen di Jerman. Kualitas individu bintang jadi tumpuan PSG. Sedangkan, Bayern mengandalkan kolektivitas tim.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·5 menit baca
PARIS, SELASA – Paris Saint-Germain akan menjalani misi sulit sekaligus mustahil ketika bertamu ke kandang Bayern Muenchen, Stadion Allianz Arena, Jerman, pada laga kedua babak 16 besar Liga Champions, Kamis (9/3/2023) pukul 03.00 WIB. Demi membalikkan ketinggalan agregat satu gol, Les Parisiens sangat bertumpu kepada dua penyerang, Lionel Messi dan Kylian Mbappe, sebagai poros utama permainan.
Sudah tidak bisa disangsikan lagi magis dari Messi dan Mbappe di pertandingan penting. Mereka telah menyajikan final Piala Dunia terbaik dalam sejarah ketika sama-sama silih berganti mencetak gol pada partai puncak Qatar 2022, Desember lalu.
Itu yang membuat PSG datang ke Jerman dengan membawa optimisme, meski tumbang 0-1 pada duel pertama di Parc des Princes, Paris, 15 Februari lalu. Messi telah berkontribusi bagi delapan gol, yang terdiri dari masing-masing empat gol dan asis, bagi PSG di Liga Champions musim ini.
Adapun Mbappe memimpin daftar gol PSG di kompetisi antarklub Eropa itu berkat sumbangan tujuh gol. Tak mau ketinggalan dengan koleganya, Mbappe juga telah menyumbangan tiga asis di Eropa.
Selain kontribusi itu, Messi dan Mbappe juga telah menjadi sosok protagonis bagi kebangkitan Les Parisiens setelah tumbang tiga laga beruntun, awal Februari, termasuk dari Bayern. Pada tiga laga terakhir, PSG selalu mencatatkan kemenangan di tiga laga terakhir yang didasari ketajaman Messi dan Mbappe.
Dalam tiga duel di Liga Perancis itu, PSG menghasilkan 11 gol. Mbappe mencetak lima gol, lalu Messi menghasilkan tiga gol. Tak hanya itu, Messi dan Mbappe masing-masing menghasilkan dua dan sebuah asis.
Performa brilian dua sumber gol membuat PSG datang ke markas Bayern dengan kepercayaan diri tinggi. Mereka telah tiba di Muenchen, Senin (6/3) petang waktu setempat. Raut wajah serius yang menandakan fokus tinggi ditunjukkan semua pemain Les Parisiens ketika hendak menaiki pesawat di Paris serta saat menginjakkan kaki di Jerman.
Messi mengatakan, roda nasib PSG telah berputar 180 derajat jelang laga kedua di markas Bayern. Menurut dia, kondisi Les Parisiens saat ini jauh lebih baik dibandingkan ketika menghadapi duel pertama di Paris karena dibayangi dua rentetan hasil buruk di kancah domestik.
“Saya pikir secara umum kemenangan di laga-laga terakhir telah menghadirkan wajah yang berbeda bagi kami, menolong kami untuk memiliki pikiran yang lebih dinamis, dan bekerja dengan lebih bahagia. Kami yakin mampu mengubah situasi di sana (Muenchen),” ujar Messi kepada PSG TV, Senin.
Ia memperkirakan pertandingan tidak akan berjalan berbeda dibandingkan laga pertama di Paris. Menurut megabintang berjuluk “La Pulga” itu, bermain di Muenchen selalu menghadirkan pertandingan yang sulit.
Laga akan berjalan sangat ketat dan sulit. Kami telah mempersiapkan diri sebaik mungkin karena detail kecil akan menentukan hasil akhir.
“Laga akan berjalan sangat ketat dan sulit. Kami telah mempersiapkan diri sebaik mungkin karena detail kecil akan menentukan hasil akhir,” ucap Messi yang telah mencetak empat gol dari enam pertemuan kontra Bayern di Liga Champions.
Pada laga pertama, Mbappe hanya bermain pada 60 menit terakhir akibat baru pulih dari cedera. Pemain yang baru saja mencetak rekor baru sebagai pencetak gol sepanjang masa PSG dengan 201 gol itu sejatinya mencetak gol penyama kedudukan di menit ke-83. Tetapi, gol itu dianulir asisten wasit peninjau video (VAR).
Atas dasar itu, Pelatih PSG Christophe Galtier tidak kehilangan harapan terhadap skuadnya untuk bisa membawa pulang tiket perempat final dari Jerman. Ia menegaskan, performa terbaik PSG—seperti di 25 menit terakhir laga di Paris—akan terlihat selama 90 menit di Muenchen.
“Belum ada tim yang lolos dan tereliminasi dari pertarungan kedua tim. Kami membuktikan bisa tampil lebih baik dari mereka di akhir babak kedua, sehingga itu menjadi bekal kami untuk mengejar kemenangan,” tutur Galtier.
Pelatih Bayern Julian Nagelsmann pun tidak menganggap kemenangan di Paris memberikan keuntungan bagi timnya untuk menjalani laga kedua. Ia menilai, PSG memiliki senjata melalui pemain cepat di sisi sayap yang menuntut timnya haram kehilangan fokus untuk setidaknya menjaga keunggulan agregat di markas sendiri.
"Mereka membutuhkan satu gol untuk mengejar skor agregat. Saya yakin mereka akan tampil menyerang sejak awal," ujar Nagelsmann dilansir laman klub.
Kekhawatiran Nagelsmann bukan sekedar ucapan belaka. Ia memahami ambisi dan spirit luar biasa PSG yang mengejar trofi Liga Champions.
Bayern pun pernah takluk 2-3 pada duel terakhir kedua tim di fase gugur kompetisi antarklub terelite di dunia itu. Duel itu tercipta pada babak perempat final musim 2020-2021. Kemenangan PSG mengakhiri catatan positif Bayern yang sempat mengangkat trofi "Si Kuping Besar" pada musim sebelumnya.
Meski begitu, Die Roten amat tangguh tampil di kandang pada musim ini. Mereka mengoleksi 10 kemenangan dan hanya empat kali ditahan imbang di hadapan pendukung sendiri. Barcelona dan Inter Milan adalah dua tim yang merasakan kedigdayaan Thomas Mueller dan kawan-kawan di rumah mereka.
“Bayern dan PSG adalah tim kelas berat dengan ambisi yang sama di Liga Champions, lalu memiliki kualitas bintang top setara. Tetapi, tim kami memiliki pengertian satu sama lain yang lebih baik,” kata Nagelsmann yang berusia 35 tahun.
Sementara itu, pada laga lain, Tottenham Hotspur juga ingin membalikkan kekalahan, 0-1, dari AC Milan di gim pertama. Pada duel kedua yang akan berlangsung di Stadion Tottenham Hotspur, London, Spurs akan kembali didamping Manajer Antonio Conte yang telah pulih setelah menjalani operasi pengangkatan kantung empedu. (AFP)