Trisula Liverpool Empaskan ”Setan Merah” ke Dasar Bumi
MU datang ke Stadion Anfield dengan badan tegap, tetapi pulang dengan kepala tertunduk malu. Trisula Liverpool mengempaskan mereka kembali ke dasar bumi.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·5 menit baca
LIVERPOOL, SENIN — Manchester United bermain nyaris sempurna selama 40 menit awal, sampai akhirnya membuat kesalahan fatal yang berujung gol pembuka Liverpool. Gol dari Cody Gakpo, penyerang yang sempat diincar MU, menjadi awalan pesta trisula Liverpool sekaligus penanda keterpurukan MU.
Skuad MU bagai berada di bulan dalam sepekan terakhir. Mereka seolah tidak tersentuh setelah meraih trofi perdana, Piala Liga Inggris, bersama Manajer Erik Ten Hag. Datang dengan rekor 11 kali tidak terkalahkan di seluruh kompetisi, termasuk lawan Barcelona, Ten Hag percaya Stadion Anfield sama saja dengan markas tim lain.
Namun, ”Setan Merah” justru terperosok ke dasar bumi setelah takluk, 0-7, dari Liverpool di Stadion Anfield, Senin (6/3/2023) dini hari WIB. Trisula Liverpool, yaitu Darwin Nunez, Gakpo, dan Mohamed Salah, membuat para pemain MU pulang dengan kepala tertunduk akibat kekalahan terbesar dalam sejarah pertemuan kedua tim.
Nunez, Gakpo, dan Salah masing-masing menyumbang sepasang gol untuk membuat ”Si Merah” unggul 6-0. Dominasi mereka menciptakan sejarah baru. Untuk pertama kali sejak 1908 di laga bertajuk ”derbi barat laut” itu, menurut Squawka, tiga pemain Liverpool sekaligus mencetak dua gol ke gawang MU.
”Kami bermain baik pada paruh pertama, selain kesalahan sebelum turun minum. Babak kedua, itu bukan kami. Kami tidak bermain sebagai tim, sangat tidak profesional. Saya jelas terkejut karena beberapa bulan terakhir tim ini punya sikap pemenang. Ini adalah cermin realitas untuk kami,” ujar Ten Hag.
Kekalahan terbesar dalam 481 laga karier kepelatihan Ten Hag itu berawal dari kesalahan jelang turun minum. Bermula saat duel bek sayap, Andrew Robertson (Liverpool) dan Diogo Dalot (MU), dalam transisi tuan rumah. Dalot meninggalkan posnya karena tertarik pergerakan Robertson.
Sisi kanan pertahanan MU pun menyisakan lubang besar. Gelandang tim tamu, Fred, terlambat menutup ruang kosong tersebut. Alhasil, Gakpo dengan mudah mengeksploitasi sisi itu setelah mendapat umpan terobosan dari Robertson.
Liverpool unggul 1-0 pada menit ke-43 lewat tembakan tepat sasaran pertama sejak awal laga. Adapun beberapa menit sebelumnya, gol MU dari sundulan gelandang Casemiro dianulir wasit karena offside. Momen berbanding terbalik itu menjadi awal kehancuran tim tamu.
”Ketika laga penting mempertemukan dua tim besar seperti ini, gol pertama selalu krusial. Kami sangat efektif (di depan gawang) dan bagus di segala area lapangan. Kami tidak pernah membayangkan skor ini, tetapi ketika para pemain percaya diri, itulah yang terjadi,” kata Robertson.
Stadion Anfield yang terkenal angker bagi tim tamu bergemuruh. Tim asuhan Manajer Juergen Klopp termotivasi. Tertinggal di markas Liverpool adalah hal yang tidak diharapkan semua tim, termasuk MU. Selain tekanan dari pendukung fanatik tuan rumah, rencana Ten Hag juga sudah telanjur berantakan.
Kami tidak pernah membayangkan skor ini, tetapi ketika para pemain percaya diri, itulah yang terjadi.
MU memainkan formasi 4-2-3-1 dengan menempatkan penyerang yang sedang berapi-api, Marcus Rashford, sebagai ujung tombak. Mereka selalu mengincar transisi serangan balik dengan umpan-umpan panjang. Sebelum gol, mereka nyaris menghukum garis pertahanan tinggi lawan. Namun, setelah ketinggalan, mereka terpaksa membangun serangan dari bawah.
Salah dan rekan-rekan kembali dari turun minum dengan rasa lapar berlebih saat pemain MU berupaya membalikkan keadaan. Liverpool memanfaatkan tim lawan yang terburu-buru dan lebih ofensif. Mereka menambah dua gol sekaligus dari skema transisi dalam rentang 5 menit setelah paruh kedua dimulai, dari Nunez dan Gakpo.
Tertinggal 0-3, Rashford dan rekan-rekan tampak menyerah. Terlihat dari gestur tubuh mereka yang tidak mau berlari ke pertahanan setelah kehilangan bola. Trisula Liverpool pun melanjutkan pesta di Anfield. Salah mencetak dua gol dan Nunez menyumbang satu gol untuk menjadikan skor 6-0.
Kemenangan ditutup pemain pengganti Roberto Firmino pada menit ke-88. Selain melengkapi pesta gol, dia juga memberikan tanda perpisahan kepada pendukung Liverpool. Firmino baru saja mengumumkan akan hengkang dari Liverpool saat kontraknya habis pada akhir musim.
Klopp sangat puas dengan ketajaman anak asuhnya. Mereka mencetak 7 gol dari 8 tembakan tepat sasaran. ”Pertandingan spektakuler. Luar biasa. Itu adalah dorongan yang kami inginkan. Skor hari ini memang aneh, tetapi yang ingin saya ambil dari laga ini adalah performa luar biasa kami,” tuturnya.
Salah menjadi pemain terbaik lewat sumbangan 2 gol dan 2 asis. Dia mengakhiri malam sempurna itu dengan sukses memecahkan rekor sebagai pemain Liverpool pencetak gol terbanyak di Liga Inggris (192), melampaui catatan penyerang legendaris Robbie Fowler (191). ”Sangat spesial. Saya akan pulang dan merayakan bersama keluarga sambil minum teh chamomile,” ucap Salah.
Gelandang Liverpool Harvel Elliott, penyumbang 1 asis, juga menjadi sosok terpenting sepanjang laga. Dia sangat fleksibel untuk berada lini tengah dalam formasi 4-3-3 dan juga maju membantu trisula lini serang.
Presensi Elliott sukses mengeksploitasi kelemahan MU di lini tengah yang tampak sepanjang musim. Casemiro yang biasa menutup sisi lemah itu tidak mampu bekerja sendirian di Anfield.
Di sisi lain, perjudian Klopp untuk memainkan garis pertahanan tinggi dengan duet bek tengah Virgil van Dijk dan Ibrahima Konate terbayar lunas. Mereka sukses membuat MU terkena empat kali jebakan offside. Jebakan itu menangkal ancaman Rashford yang punya keunggulan sprint supercepat.
Hasil laga ini sama sekali tidak mencerminkan realitas sebelum laga. Liverpool sedang berada dalam fase terburuk di rezim Klopp, sedangkan MU menjalani musim terbaik dalam beberapa tahun terakhir. Semua kenyataan itu berbalik di Stadion Anfield, hanya dalam 90 menit. (AP/REUTERS)