SEA Games dan Asian Games Tahun 2023, Indonesia Bersiap Mengarungi Jadwal Padat
Tim Indonesia akan mengikuti sedikitnya empat ajang multicabang tahun ini. Agar para atlet siap mengarungi jadwal padat itu, KOI membuat agenda khusus untuk mengoordinasikan kesiapan semua cabang dalam Rapat Anggota KOI.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·5 menit baca
KOMPAS/ADRIAN FAJRIANSYAH
Ketua Komite Olimpiade Indonesia (KOI) Raja Sapta Oktohari memberi kata sambutan dalam pembukaan Rapat Anggota KOI 2023 di Hotel Fairmont, Jakarta, Senin (6/3/2023).
JAKARTA, KOMPAS — Tim Indonesia akan mengikuti sedikitnya empat ajang multicabang di tahun ini. Agar para atlet siap mengarungi jadwal padat itu, Komite Olimpiade Indonesia (KOI) membuat agenda khusus untuk mengoordinasikan kesiapan semua cabang olahraga dalam Rapat Anggota KOI 2023 di Hotel Fairmont, Jakarta, Senin (6/3/2023).
Empat ajang multicabang tersebut yaitu SEA Games Kamboja 2023 pada 5-17 Mei; World Beach Games Bali, Indonesia 2023 pada 5-12 Agustus; Asian Games Hangzhou, China 2022 pada 23 September-8 Oktober 2023; dan Asian Indoor and Martial Arts Games Bangkok-Chonburi, Thailand 2023 pada 17-26 November.
Ketua KOI Raja Sapta Oktohari mengatakan, dengan banyaknya ajang internasional itu, pihaknya berupaya memastikan atlet mendapatkan dukungan terbaik. Mereka berharap tidak ada pengurus cabang yang sibuk dengan dinamika atau dirinya sendiri sehingga mengabaikan kepentingan atlet ataupun prestasi.
Jangan bangga jadi pengurus olahraga, tetapi tidak ada prestasinya. Kalau demikian, lebih baik dengan besar hati mundur saja dari jabatan bersangkutan.
”Jangan bangga jadi pengurus olahraga, tetapi tidak ada prestasinya. Kalau demikian, lebih baik dengan besar hati mundur saja dari jabatan bersangkutan. Paradigma kita harus berubah, tidak lagi untuk mengibarkan bendera Merah Putih dan baru menyanyikan lagu ”Indonesia Raya”. Sebaliknya, kita harus berupaya menyanyikan lagu ”Indonesia Raya” lebih dahulu. Itu artinya Indonesia pasti dapat emas,” tegas Okto dalam kata sambutan pembukaan Rapat Anggota KOI 2023.
KOMPAS/ADRIAN FAJRIANSYAH
Ketua Komite Olimpiade Indonesia (KOI) Raja Sapta Oktohari dan para anggota KOI berfoto bersama seusai pembukaan Rapat Anggota KOI 2023 di Hotel Fairmont, Jakarta, Senin (6/3/2023).
Okto dalam konferensi pers lebih menegaskan, Rapat Anggota KOI 2023 bukan sekadar acara formalitas setiap tahun, melainkan ingin ada perbaikan untuk dunia olahraga Indonesia. Maka itu, mereka akan menampung semua aspirasi cabang untuk menjadi masukan secara internal dan rekomendasi ke eksternal bagi para pemangku kepentingan olahraga nasional, terutama Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora). ”Kita dituntut prestasi, tetapi banyak cabang yang teriak karena belum mendapatkan dukungan untuk pelatnas. Itu yang akan kami suarakan,” ujarnya.
Komitmen ketua kontingen
Sebelumnya, KOI sudah menunjuk sejumlah sosok sebagai ketua kontingen (Cdm), yakni Ketua Persatuan Bola Basket Indonesia (Perbasi) DKI Jakarta Lexyndo Hakim sebagai chief de mission (Cdm) Indonesia di SEA Games 2023. Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat sekaligus Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Olahraga Dayung Seluruh Indonesia (PB PODSI) Basuki Hadimuljono sebagai Cdm Indonesia di Asian Games 2022.
Pangkostrad sekaligus Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Judo Seluruh Indonesia (PB PJSI) Maruli Simanjuntak sebagai Cdm Asian Indoor and Martial Arts. Adapun Cdm Indonesia untuk World Beach Games 2023 belum ditunjuk, tetapi ada kemungkinan dari kalangan petinggi TNI.
Lexyndo menuturkan, dirinya telah membentuk panitia lokal, yakni didampingi satu wakil dan dua deputi. Seusai itu, mereka sempat melakukan pengecekan arena di empat provinsi di Kamboja dan bertemu dengan panitia lokal di sana. Dari kunjungan itu, mereka berkoordinasi dengan tim review KOI dan para ketua pengurus cabang untuk menyiapkan proses administrasi berikutnya ke Kemenpora.
KOMPAS/ADRIAN FAJRIANSYAH
Ketua Komite Olimpiade Indonesia (KOI) Raja Sapta Oktohari (kedua dari kanan), Ketua Organisasi Anti Doping Indonesia Gatot S Dewa Broto (kedua dari kiri), dan Ketua Kontingen Indonesia di SEA Games Kamboja 2023 Lexyndo Hakim (paling kiri) dalam konferensi pers sebelum Rapat Anggota KOI 2023 di Hotel Fairmont, Jakarta, Senin (6/3/2023).
Kini, mereka menanti keputusan Kemenpora dalam memutuskan cabang mana saja yang akan diberangatkan ke SEA Games tersebut. ”Kami pun sudah mengunjungi teman-teman di pelatnas. Kami berkoordinasi untuk mengantisipasi hal-hal yang bisa menghambat karena arena pertandingan yang tersebar di banyak provinsi. Intinya, kami fokus kepada atlet agar terpenuhi semua kebutuhannya dan bisa mendapatkan prestasi tertinggi,” katanya.
Yang pasti, Lexy menyampaikan, semua pemangku kepentingan terkait dari pengurus cabang, KOI, Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI), dan Kemenpora harus memiliki komitmen bersama. Mereka juga mesti menjalin komunikasi lebih intens. ”Tujuannya, agar semua kebutuhan pelatnas bisa terpenuhi dengan layak,” ujarnya.
Menurut Basuki, tugas sebagai Cdm dan berkumpul dengan komunitas olahraga secara luas adalah pengalaman baru untuknya. Bahkan, dia tidak segan mengakui belum banyak tahu apa saja tugas dan fungsi Cdm. Kendati demikian, dirinya berjanji untuk bekerja sebaik-baiknya demi tim Indonesia. ”Saya akan diskusi dengan para pakar untuk belajar menjadi Cdm yang baik. Saya tidak akan berhenti belajar karena kalau berhenti, di sana kita mulai menjadi bodoh,” ungkapnya.
Jaga koordinasi
Sementara itu, Ketua MPR sekaligus Ketua Umum Ikatan Motor Indonesia (IMI) Bambang Soesatyo mengatakan, untuk mengarungi jadwal padat, KOI dan KONI pun harus menjaga koordinasi. Sebab, kedua lembaga itu tidak bisa dipisahkan. KOI bertugas menyiapkan tim atau mengirim atlet ke ajang internasional, sedangkan KONI membina dan mengorbitkan atlet untuk direkomendasikan kepada KOI.
KOMPAS/ADRIAN FAJRIANSYAH
Ketua MPR sekaligus Ketua Umum Ikatan Motor Indonesia Bambang Soesatyo (kiri kedua) bersama Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat sekaligus Ketua Umum PB Persatuan Olahraga Dayung Seluruh Indonesia Basuki Hadimuljono (paling kiri) dan Ketua Komite Olimpiade Indonesia (KOI) Raja Sapta Oktohari (kedua dari kanan) resmi membuka Rapat Anggota KOI 2023 di Hotel Fairmont, Jakarta, Senin (6/3/2023).
”Kata Sun Tzu (penulis buku kuno China, Seni Perang Sun Tzu), kenali dirimu dan kenali musuhmu, maka ribuan perang pasti kamu menangkan. KOI bertugas mengenal musuh, sedangkan KONI untuk mengenal atlet. Kalau keduanya berjalan bersama, kita bisa menang di banyak pertandingan,” ucap Bambang.
Dalam Rapat Anggota KOI 2023, KOI juga menandatangani nota kesepahaman (MOU) dengan enam instansi. Mereka adalah Organisasi Anti Doping Indonesia (IADO), Ikatan Psikologi Indonesia, Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia, Universitas Negeri Jakarta, Universitas Negeri Surabaya, dan Persatuan Wartawan Indonesia.
Ketua IADO Gatot S Dewa Broto menuturkan, itu adalah MOU kedua IADO dan KOI setelah 18 November 2022. Itu menjadi tindak lanjut karena ada sedikitnya dua ajang besar yang akan dijalani tim Indonesia dalam waktu dekat, di antaranya SEA Games 2023.
Selain itu, ada surat edaran dari Dewan Olimpiade Asia (OCA) dan Badan Anti Doping Dunia (WADA) agar atlet yang akan dikirim dalam kejuaraan internasional di dalam dan luar negeri wajib mendapatkan edukasi atau sertifikasi tentang antidoping. Kalau tidak dipenuhi, atlet bersangkutan bakal dicoret oleh penyelenggara.
KOMPAS/ADRIAN FAJRIANSYAH
Ketua Komite Olimpiade Indonesia Raja Sapta Oktohari memimpin Rapat Anggota KOI 2023 di Hotel Fairmont, Jakarta, Senin (6/3/2023).
Hanya saja, tidak semua atlet yang diwajibkan ikut edukasi, tetapi atlet-atlet dari cabang yang sering berpotensi menggunakan doping. ”Kita bebas dari kasus doping sepanjang 2022. Namun, pada 2023, kami tidak bisa janji. Sebab, belum lama ini ada atlet yang mengelak kami hubungi. Itu sedang kami proses. Yang bersangkutan berpotensi didakwa doping, tetapi masih bisa melakukan pembelaan. Kalau pembelaannya tidak beres, yang bersangkutan bisa dinyatakan doping. Hal semacam itu mesti diperhatikan karena aturan dari WADA sangat tegas,” pungkas Gatot.