Hari Emosional Xavi Vierge di Mandalika
Xavi Vierge meninggalkan Sirkuit Mandalika membawa kebahagiaan serta optimisme baru, dirinya dan motor Honda semakin kompetitif dengan meraih podium ketiga. Ini juga podium pertama Vierge di ajang Superbike.
PUJUT, KOMPAS – Xavi Vierge memenuhi target musim ini dengan meraih podium pertamanya dalam balapan 2 Superbike seri Indonesia yang penuh kejutan di Sirkuit Mandalika, Minggu (5/3/2023). Pebalap tim HRC Honda itu menjalani akhir pekan yang positif hingga akhirnya finis di posisi ketiga setelah pebalap Ducati Michael Ruben Rinaldi melebar di tikungan 10 dalam lap terakhir balapan 2. Podium ini membangkitkan optimisme Vierge bahwa motor Honda yang kurang kompetitif musim lalu, kini semakin dekat dengan persaingan papan atas.
Vierge mengawali musim ini dengan balapan yang sangat sulit di Sirkuit Phillip Island, Australia. Motor CBR1000RR-R tidak bisa dia maksimalkan karena sulit menemukan setelan kompromi dengan ban kompon keras dan trek berdaya cengkeram rendah. Dia pun hanya bisa finis di posisi tujuh, 12, dan 11 dalam balapan 1, balapan superpole, dan balapan 2.
Namun, Vierge meraih momentum positif di Mandalika, dengan trek yang berdaya cengkeram tinggi serta ban berkompon lunak. Dia mampu membalap sesuai dengan gaya berkendaranya dan terus membaik di setiap sesi. Dalam sesi kualifikasi atau superpole, mantan pebalap Moto2 itu belum maksimal dan hanya meraih posisi start ke-13. Kualifikasi masih menjadi pekerjaan rumah HRC karena waktu satu putaran belum kompetitif.
Meskipun start dari posisi ke-13, Vierge bisa finis di posisi ketujuh dalam balapan 1. Pebalap asal Spanyol itu terus membaik dengan finis di posisi keenam dalam balapan superpole yang sempat dilakukan start ulang menyusul bendera merah. Vierge meraih momentum terbaik dalam balapan 2 pada Minggu siang, di mana dia langsung bisa bersaing di lima besar hingga berada di posisi ketiga saat balapan dihentikan karena kecelakaan antara Philipp Oettl dan Michael van der Mark pada lap kedelapan.
Baca juga : Razgatlioglu Perlu Bantuan Melawan Bautista
Saat balapan dilanjutkan, Vierge start dari posisi ketiga, tetapi dia kemudian tergusur ke posisi kelima dan akhirnya naik ke urutan keempat menempal pebalap Pata Yamaha Prometeon Toprak Razgatlioglu. Vierge dan Razgatlioglu mendapat momentum krusial di lap terakhir untuk bisa finis satu posisi lebih baik menyusul kesalahan yang dilakukan oleh Michael Ruben Rinaldi. Pebalap tim Aruba.it Racing-Ducati itu melebar di tikungan 10 dan akhirnya turun dua posisi, karena Razgatlioglu dan Vierge masuk.
Vierge pun meraih podium pertamanya di ajang Superbike yang pertama kali dia terjuni pada 2022 bersama HRC. Ini juga podium kedua bagi Honda dalam empat musim, setelah pencapaian Iker Lecuona di Assen, Belanda, pada musim 2022.
"Saya berusaha sangat keras untuk ini sejak pertama kali menaiki motor, tetapi tidak mudah, kadang nyaris, tetapi kami selalu melewatkan beberapa detail. Setelah start yang sangat sulit musim ini, tim memberi saya dukungan untuk tetap kalem. Kami membuat perencanaan untuk melakukan banyak putaran dengan motor yang basisnya stabil, dan itu mengembalikan kepercayaan diri saya," ungkap Vierge.
Menurut Vierge, dari lap ke lap dia bisa semakin cepat. "Sejak awal saya memiliki pace yang bagus untuk bertarung meraih posisi ini. Namun, seperti biasa, kami kesulitan dalam kualifikasi, kami start dari posisi 13 dan itu membuat akhir pekan tidak mudah," lanjut Vierge.
Baca juga : Bautista Diuntungkan oleh Kecelakaan ”Superpole”
Saya berusaha sangat keras untuk ini sejak pertama kali menaiki motor, tetapi tidak mudah, kadang nyaris, tetapi kami selalu melewatkan beberapa detail.
"Kemarin, kami bisa melakukan start yang bagus untuk finis di posisi ketujuh (dalam balapan 1) dan memiliki potensi untuk meraih posisi yang baik dalam balapan superpole. Kami meraih itu, tetapi tidak mudah, karena ada bendera merah. Itu membantu saya dalam balapan panjang (balapan 2). Saya sangat senang terima kasih kepada Honda dan tim atas dukungan yang besar," ungkap pebalap berusia 25 tahun itu.
Vierge menilai, hasil di Mandalika ini menunjukan bahwa motor Honda mengalami peningkatan signifikan dibandingkan musim lalu. Namun, masih perlu melihat hasil balapan di sirkuit-sirkuit lain untuk mengatakan, bahwa CBR1000RR-R akan solid di sepanjang musim ini.
"Itu sulit dikatakan, karena motor kami di Australia dan di sini sama. Di Australia kami mengalami banyak sekali masalah, karena ban terlalu keras. Jadi kami tidak bisa berkendara seperti yang saya inginkan," jelas Vierge.
"Di sini (Mandalika), dengan ban kompon yang lebih lunak dan daya cengkeram lebih besar, saya bisa menjadi lebih baik. Jadi sulit untuk mengatakan itu, karena tahun lalu di beberapa trek kami lebih baik, dan di trek lain kami sedikit jauh. Namun, kami melakukan langkah maju tahun ini, tentu semua tim juga melakukan itu, sehingga kadang terlihat tidak ada kemajuan. Realitanya adalah kami semakin dekat. Jadi saya berharap kami bisa terus bekerja di jalur tersebut, berusaha selalu berada di enam besar, itu targetnya," tegas Vierge.
Lihat juga : Bautista Berjaya di Sirkuit Mandalika
Peningkatan performa CBR1000RR-R musim ini, kata Vierge, adalah fokus memaksimalkan potensi dalam pengereman karena itu memberi hasil waktu lebih baik dibandingkan menggenjot akselerasi. Dengan memperbaiki kestabilan dalam pengereman terlambat saat memasuki tikungan, catatan waktu jadi lebih baik, dibandingkan berusaha melakukan akselerasi lebih awal. Arah itu menuntut Vierge untuk mengompensasi dengan menikung lebih miring dibandingkan para pebalap lain.
"Untuk memaksimalkan apa yang kami miliki, kami membuat setelan dasar supaya memiliki performa terbesar dalam pengereman, tetapi sudah pasti kami kehilangan sedikit waktu. Jadi, kami perlu mengompensasi itu dengan menikung dengan sudut kemiringan lebih besar dari yang lainnya. Namun, itu akan tergantung pada karakter trek, di sini misalnya, dengan ban kompon lebih lunak dan daya cengkeram yang bagus, saya bisa melakukan itu, tetapi di Australia mustahil bagi saya," jelas Vierge.
"Tidak ada motor yang sempurna, tidak satu pun yang sempurna, jadi kami perlu memaksimalkan apa yang kami punya, dan sekarang kami menemukan, bahwa dengan melakukan pengereman terlambat kami bisa meraih lebih banyak waktu dibandingkan berakselerasi lebih awal, jadi kami fokus pada area itu," lanjut Vierge.
Meskipun akhir pekan ini motor Honda bisa bekerja dengan baik, Vierge mengakui persaingan sangat ketat, dan sulit untuk mendahului pebalap lain. Apalagi, trek Mandalika menggerus ban depan dengan sangat cepat. Itu membuat manajemen ban sangat krusial, dan perlu jeli mengatur ritme pace untuk bisa mendahului pebalap di depan. Itu dilakukan oleh Vierge dalam balapan 1 di mana dia start dari posisi ke-13 dan finis ketujuh.
"Sangat sulit mendahului, tetapi lebih sulit bagi saya karena start dari posisi ke-13. Namun, semua motor memiliki potensinya masing-masing. Kami menjalani akhir pekan ini dengan memaksimalkan yang kami miliki dan mengatasi kelemahan. Jadi, kami melakukan itu, dan bisa mendahului banyak pebalap sambil menjaga supaya tidak terlalu kehilangan waktu di sektor-sektor di mana kami kurang bagus. Jadi, kami melakukan pekerjaan yang bagus," ungkap Vierge.