Dua kompetisi sepak bola teratas di Indonesia, Liga 1 dan Liga 2, akan berada di bawah operator berbeda. Pemisahan operator dinilai bisa meningkatkan kualitas dan nilai komersial liga.
Oleh
I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Wacana pemisahan operator kompetisi dua liga sepak bola kasta teratas di Indonesia mendekati kenyataan. Dalam sarasehan bersama Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia Erick Thohir, klub-klub peserta Liga 2 sepakat membentuk operator kompetisi sendiri, yang terpisah dari Liga 1. Pemisahan operator kompetisi diyakini akan meningkatkan nilai komersial Liga 2.
Sarasehan sepak bola nasional itu berlangsung di Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (4/3/2023), dengan melibatkan perwakilan dari klub-klub yang berkompetisi di Liga 1 dan Liga 2.
Chief Executive Officer (CEO) PSIM Yogyakarta Bima Sinung Widagdo menyampaikan, agenda sarasehan salah satunya membahas kelanjutan Liga 2 seusai terhenti setelah terjadinya Tragedi Kanjuruhan. Akan tetapi, secara umum, semua perwakilan klub Liga 2 menyepakati menghentikan kompetisi dan memulai kompetisi yang baru pada November 2023.
Mereka setuju memulai lembaran baru kompetisi dengan sejumlah perubahan. Perbedaan yang paling terasa adalah pemisahan operator kompetisi Liga 2, yang sebelumnya menjadi satu dengan Liga 1 di bawah PT Liga Indonesia Baru (PT LIB). Ada semangat keadilan dan pemerataan dalam isu pemisahan operator kompetisi ini. Dengan adanya operator masing-masing, penyelenggaraan liga tidak akan tumpang-tindih.
”Intinya, dalam pertemuan tersebut kami sepakat. Karena ini tujuannya meningkatkan nilai komersial dan klub, sudah tentu kami dukung. Diskusinya adalah kami tidak melihat ke belakang mengenai kelanjutan Liga 2. Kami melihat ke depan, Liga 2 musim 2023-2024,” kata Bima dalam telekonferensi video yang juga dihadiri Erick, di Jakarta, Minggu (5/3) petang.
Pemisahan operator kompetisi juga memungkinkan Liga 1 dan Liga 2 tidak digelar bersamaan, seperti yang terjadi selama ini. Dalam praktiknya, jadwal pembukaan dan penutupan Liga 1 dan Liga 2 biasanya berdekatan. Hal ini yang akan diubah pada musim 2023-2024. Musim baru Liga 1 menurut rencana dimulai pada Juli 2023 dan berakhir April 2024. Adapun Liga 2 mulai pada November 2023 dan selesai Juni 2024.
Nilai komersial
Menurut Bima, pemisahan operator kompetisi yang berujung pada perbedaan jadwal dimulainya Liga 1 dan Liga 2 bertujuan meningkatkan nilai komersial klub-klub. Apabila digelar bersamaan, masyarakat akan lebih tertarik menonton Liga 1 sehingga Liga 2 kurang mendapat perhatian. Kendala itu diyakini akan hilang jika Liga 1 dan Liga 2 tidak berjalan bersamaan.
Gagasan ini akan dikaji lebih lanjut mengenai kesiapan klub Liga 2 untuk memiliki operator sendiri.
Maka dari itu, klub Liga 2 berpikir untuk meminimalkan pelaksanaan jadwal yang tumpang-tindih. Selain itu, Liga 2 bisa mendapat tempat khusus dalam hak siar karena tidak bersaing dengan Liga 1.
”Gagasan ini akan dikaji lebih lanjut mengenai kesiapan klub Liga 2 untuk memiliki operator sendiri. Perlu dipikirkan skemanya seperti apa dan kapan akan diterapkan (mulai bergerak membentuk operator). hal itu akan dikaji oleh tim kerja ini,” papar Bima.
Gagasan membentuk operator khusus sudah menggema sejak Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI, 16 Februari 2023. Saat itu, sejumlah calon ketua umum PSSI menggulirkan gagasan tersebut. Erick Thohir yang pada akhirnya terpilih sebagai Ketua Umum PSSI mendukung gagasan itu dan membahasnya di sarasehan.
Menurut Erick, dirinya hanya mendengarkan keinginan klub Liga 2. Erick mendukung penuh gagasan memisahkan operator kompetisi karena ingin ada persaingan sehat antara Liga 1 dan Liga 2.
Ia mengaku sedih mengetahui kualitas Liga 1 saat ini tidak lebih baik dibandingkan liga sepak bola di Malaysia, Thailand, dan Vietnam. Erick menilai, musim depan adalah momentum yang tepat untuk mentransformasi liga menjadi lebih berkualitas.
”Ini pertama kali dalam sejarah PSSI, klub Liga 1 dan 2 membuka peluang diskusi. Bukan kebijakan PSSI, tetapi kebijakan bersama. Kita harus membuat terobosan, bagaimana agar sepak bola Indonesia menjadi kiblat sepak bola di Asia Tenggara. Liga 2 juga optimistis karena selama ini main di tengah pekan, sekarang bisa main akhir pekan. Hal itu berbeda secara industri. Ada overlapping (Liga 1 dan Liga 2), tetapi hanya beberapa bulan,” tutur Erick.
Agar tidak ada kesan menomorduakan Liga 2, dalam sarasehan juga disepakati penggantian nama kompetisi. Liga 1 akan berganti nama menjadi Liga Indonesia, sedangkan Liga 2 menjadi Liga Nusantara.