Mengintip Latihan Bermental Pemenang ala Spurs di London
"Kompas" berkesempatan mengintip aktivitas latihan Tottenham Hotspur di rezim Antonio Conte, manajer yang dikenal bermental pemenang. Mentalitas itu telah menyulap Spurs menjadi salah satu tim elite di Inggris saat ini.
Oleh
Nikolaus harbowo dari London, Inggris
·5 menit baca
Di sisa-sisa musim dingin, awal pekan ini, suhu di lapangan utama Tottenham Hotspur Training Centre, London, Inggris, masih berkisar 8 derajat Celcius. Matahari di siang bolong seperti tidak berdaya menghangatkan kulit. Justru, angin yang sesekali berembus terasa menusuk tulang.
Lalu, satu per satu pemain Tottenham Hotspur keluar dari gedung yang tak jauh dari sisi lapangan. Mereka berlari kecil menuju lapangan utama. Para pemain bintang, yang biasanya hanya bisa dilihat di layar kaca, kini ada di depan mata. Mereka antara lain Oliver Skipp, Pierre-Emile Hojbjerg, Son Heung-min, Lucas Moura, dan Dejan Kulusevski.
Mereka bergerak cepat dan berkumpul di tengah lapangan latihan. Barisan pemain Spurs itu terlihat sangat rapi dengan kostum latihan warna hijau lengan panjang. Kebanyakan dari mereka juga mengenakan penghangat leher. Mereka berlari bolak-balik setengah lebar lapangan, tidak lagi terhitung berapa banyak jumlah larinya.
Setelah beberapa menit, peluit berbunyi. Jenis latihan berganti. Mereka dibagi menjadi dua kelompok dan melanjutkan latihan dengan permainan ”kucing-kucingan” atau dikenal dengan rondo. Dalam permainan ini, sejumlah pemain terlihat mengejar bola yang dioper pemain lainnya.
Adapun barisan penjaga gawang, seperti Fraser Forster dan Hugo Lloris, tengah berolahraga di ruang kebugaran dengan didampingi pelatihnya.
”Kami dituntut selalu siap bertanding, kapan pun, giat berlatih, dan selalu bugar untuk bermain. Kami harus mendengarkan apa kata pelatih dan berlatih dengan keras. Jadi, kami gunakan setiap waktu luang itu untuk berlatih dan membantu tim menang. Itu yang paling penting,” ujar Kulusevski saat ditemui di sela-sela kunjungan memenuhi undangan AIA, sponsor Spurs.
Sejak berada di bawah asuhan Antonio Conte, skuad ”Si Lili Putih” terus mendapatkan ”cambukan” keras melalui latihan ekstrem. Conte merupakan manajer atau pelatih yang dikenal mengedepankan fisik kuat untuk menopang permainan intensitas tinggi.
Saya berada di klub hebat. Saya suka para pelatihnya. Mereka selalu membantu. Semua pemain seperti keluarga. Jadi, saya betah, seperti di rumah sendiri. (Dejan Kulusevski)
Tak pelak, dikabarkan The Sun, pertengahan 2022 lalu, banyak pemain Spurs, salah satunya Heung-Min, ambruk di lapangan usai menjalani sesi latihan bersama Conte. Kala itu, mereka diminta lari cepat sebanyak 42 kali panjang lapangan. Sang kapten tim, Harry Kane, bahkan muntah-muntah di sisi lapangan akibat memaksakan diri untuk menyelesaikan latihan fisik tersebut.
Displin
Kulusevski mengatakan, Conte adalah pelatih yang disiplin. Porsi berat saat latihan akan memacu pemain agar bisa mengeluarkan potensi terbaik dan tidak mudah lengah menghadapi lawan. Menurut dia, latihan itu sangat penting untuk pemain maupun klub.
”Dia (Conte) pelatih yang hebat dan kami banyak belajar darinya. Jadi, saya sangat hormat padanya dan kami mengikutinya,” ucap Kulusveski.
Latihan berat itu membuahkan hasil dan dirasakan langsung oleh Kulusevski. Dulu, ketika masih membela klub Italia, Juventus, ia jarang dimainkan. Kondisi fisiknya pun kurang bagus. Padahal, ia memiliki potensi yang besar.
Namun, setelah pindah ke Spurs, Januari 2022, ia langsung menjadi andalan Conte. Ia menjelma winger flamboyan nan pekerja keras, rajin mendobrak pertahanan lawan maupun membantu timnya saat ditekan. Total 5 gol dan 8 asis ia buat pada debutnya di Liga Inggris, musim lalu.
Spurs pun finis di peringkat empat besar dan meraih tiket Liga Champions Eropa, setelah dua musim beruntun absen. Tahun ini, di musim keduanya bersama Conte, Spurs kembali berada di zona elite Inggris. Akhir pekan lalu, dalam laga yang turut disaksikan Kompas, Spurs menghajar rival sekotanya, Chelsea, 2-0, di London.
”Saya berada di klub hebat. Saya suka para pelatihnya. Mereka selalu membantu. Semua pemain seperti keluarga. Jadi, saya betah, seperti di rumah sendiri,” tutur Kulusevski.
Mentalitas pemain
Sederet latihan berat yang dijalani para pemain Spurs sebenarnya bukanlah faktor penentu kemenangan di setiap laga. Menurut Ryan Mason, pelatih teknik Spurs, kunci kemenangan tetap ada di mentalitas pemain. Mentalitas itu harus senantiasa dijaga dan dikawal tim pelatih, antara lain lewat komunikasi dan pendekatan psikologis yang baik.
Conte merupakan salah satu manajer di Inggris yang belajar dan piawai memakai ilmu psikologi dalam melatih. ”Kami harus bertanding setiap tiga hari sekali. Itu tantangan yang tidak mudah. Komunikasi juga jadi bagian besar dari (kunci kemenangan) itu,” ujar Mason.
Ia menambahkan, setiap pemain di timnya harus memiliki mentalitas pemenang. Memang, itu membutuhkan waktu. Maka, semangat kompetitif harus diajarkan, yaitu mulai dari latihan sehari-hari.
”Mereka harus merasakan kemenangan. Mereka harus mencoba untuk menang, baik dalam latihan kecil atau latihan penguasaan bola. Pemain membutuhkan itu. Kalau kita ingin membudayakan semangat ini dan menghadapi laga akhir pekan, kita harus terus menerus melatih hal ini,” ujar Mason kemudian.
Untuk memudahkan membentuk mentalitas pemenang, pendidikan memegang peran yang tidak kalah penting. Bagaimanapun, melahirkan pemain bintang tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Prosesnya dimulai dari akademi sepak bola. Jika fisik, teknik, dan mentalitas pemain, sudah mulai dibentuk dengan baik sejak dini, maka kian mudah pula ia dipoles menjadi bintang di usia selanjutnya.
Kami harus bertanding setiap tiga hari sekali. Itu tantangan yang tidak mudah. Komunikasi juga jadi bagian besar dari (kunci kemenangan) itu. (Ryan Mason)
Maka itu, Spurs bangga telah memiliki akademisi yang sangat bagus. Anak-anak, sejak usia dini, sudah mulai dilatih dengan sangat terarah di sana agar bisa jadi pemain terbaik. Aspek teknis, taktik, dan fisik, sangat penting diajarkan sejak dini. Namun, seiring hal itu, ketika melatih anak-anak, penting juga membuat mereka merasa senang bermain bola. Ketika bisa bermain bola dengan riang, mereka pasti akan berkembang pesat.
”Kami punya akademi yang bagus di klub ini dan sudah berhasil membuat para pemain muda mampu menembus tim utama,” tutur Mason.
Head of Corporate Communication AIA Lia Merdekawaty, mengatakan, sebagai mitra utama global dari Spurs, pihaknya turut berpartisipasi aktif mengembangkan sepak bola di Tanah Air melalui program ”AIA Sepak Bola untuk Negeri”. Sejak 2018, AIA telah memfasilitasi dan mengembangkan setidaknya 1.200 talenta muda sepak bola di 20 kota di Indonesia.
Selain itu, kemitraan AIA dengan Spurs menjadi sarana memperdalam keterlibatan dengan komunitas AIA di wilayah Asia, termasuk coaching clinic sepak bola yang telah memberi manfaat bagi 80.000 anak. Spurs juga menempatkan pelatih mereka secara permanen di Asia untuk memperluas program pelatihan dan membantu masyarakat aktif berolahraga dan hidup sehat.
”Ini merupakan wujud komitmen AIA untuk berpartisipasi aktif mempromosikan gaya hidup sehat, khususnya melalui sepak bola,” kata Lia.