Perlawanan Belum Optimal, ”Garuda Muda” Dibekap Irak
Meskipun unggul jumlah pemain, Indonesia dibekap Irak, 0-2, pada laga pertama Piala Asia U-20. Kekalahan itu menunjukkan masih lemahnya perlawanan ”Garuda Muda” akibat buruknya penyelesaian akhir dan pertahanan.
Oleh
I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA
·4 menit baca
HUMAS PSSI
Pemain sayap Indonesia, Arkhan Fikri (kiri), berupaya melewati pemain Irak pada laga penyisihan grup Piala Asia U-20 2023 di Stadion Lokomotif, Tashkent, Uzbekistan, Rabu (1/4/2023) malam. Indonesia kalah, 0-2, pada laga itu.
TASHKENT, RABU — Buruknya penyelesaian akhir dan kesalahan di lini pertahanan mengakibatkan Indonesia dikalahkan Irak, 0-2, dalam laga pertama kejuaraan sepak bola Piala Asia U-20 di Stadion Lokomotif, Tashkent, Uzbekistan, Rabu (1/3/2023) malam WIB. Tim ”Garuda Muda” sulit tampil optimal meskipun unggul jumlah pemain sejak babak pertama.
Kekalahan itu memperberat kans Indonesia lolos dari Grup A. Meski demikian, ada secercah harapan yang muncul, khususnya melihat performa para pemain Garuda Muda selama 20 menit pertama melawan Irak.
Dengan persiapan yang kurang optimal jelang Piala Asia, para pemain muda Indonesia sempat mengimbangi kekuatan Irak yang sudah lima kali menjuarai Piala Asia U-20. Pelatih Indonesia Shin Tae-yong menurunkan formasi 4-1-4-1 yang berubah menjadi 4-4-2 kala bertahan.
Penyerang Hokky Caraka dan Ronaldo Joybera Kwateh menjadi pemain yang paling sering meneror gawang Irak melalui kecepatan dan manuvernya dari sisi sayap. Hokky dan Ronaldo bahkan mendapatkan peluang emas gol dalam kurun waktu 15 menit awal babak pertama.
HUMAS PSSI
Para pemain Indonesia menyanyikan Indonesia Raya menjelang sepak mula versus Irak pada laga penyisihan grup Piala Asia U-20 2023 di Stadion Lokomotif, Tashkent, Uzbekistan, Rabu (1/4/2023) malam. Indonesia kalah, 0-2, pada laga itu.
Selain Hokky dan Ronaldo, Indonesia juga nyaris membobol gawang Irak melalui sundulan bek Kakang Rudianto. Serangan Indonesia perlahan mengendur setelah menit ke-20. Setelah itu, giliran Irak yang mendikte permainan Indonesia dengan tekanan tinggi.
Pressing yang dilancarkan Irak membuat para pemain belakang Indonesia memilih memainkan umpan-umpan lambung. Namun, pilihan itu justru menjadi bumerang karena bola bisa direbut kembali para pemain Irak yang unggul postur tubuh.
Barisan bek Indonesia kerap berusaha mengambil bola dalam beberapa kali kesempatan, alih-alih terus membayangi pemain Irak. Kebiasaan itulah yang dimanfaatkan pemain Irak untuk menusuk ke kotak penalti. Pola bertahan seperti itu harus dibayar mahal Indonesia saat Irak membuka keunggulan lewat sepakan Hayder Abdulkareem pada menit ke-27.
Saya tidak mengerti kenapa kami justru tidak bisa bermain bagus saat unggul jumlah pemain. Kami kurang bisa menjaga konsentrasi. (Shin Tae-yong)
Gol itu berawal dari kesalahan kapten Indonesia, M Ferarri, saat mengantisipasi pergerakan pemain Irak. Bola yang lepas dari sergapan Ferarri lalu mengarah kepada Hayder, pemain Irak, yang dengan tenang mengarahkan bola melewati kiper Indonesia, Daffa F Sumawijaya.
Masalah kurangnya kemampuan mengonversi peluang menjadi gol juga masih terlihat dalam diri Garuda Muda. Persoalan ini sudah muncul sejak mengikuti Turnamen Mini U-20 PSSI akhir Februari lalu. Lini depan Indonesia hanya mampu berpesta gol 4-0 ke gawang Fiji, tetapi kesulitan mencetak gol melawan Selandia Baru dan Guatemala.
HUMAS PSSI
Bek Indonesia, Donny Tri Pamungkas (kiri), menjauh dari kejaran pemain Irak pada laga penyisihan grup Piala Asia U-20 2023 di Stadion Lokomotif, Tashkent, Uzbekistan, Rabu (1/4/2023) malam. Indonesia kalah, 0-2, pada laga itu.
Jelang keberangkatan ke Uzbekistan, Hokky mengakui lemahnya lini serang Indonesia. Kepergian Dzenan Radoncic, asisten pelatih yang mengundurkan diri, sangat berdampak pada ketajaman timnya. Radoncic kerap mengasah penyelesaian akhir Garuda Muda sebelum hengkang.
Buruknya penyelesaian akhir terlihat pada laga melawan Irak. Padahal, statistik menunjukkan, Indonesia unggul penguasaan bola, yaitu 67 persen, atas Irak. Mereka juga mencatatkan tiga tembakan ke gawang lawan yang gagal berbuah gol.
Kartu merah lawan
Indonesia pun belum bisa memberikan perlawanan maksimal, padahal Irak sudah bermain dengan 10 pemain sejak menit ke-45 karena penyerang Charbeel Awin Shamoon dikartu merah wasit seusai menyikut lawannya. Meskipun unggul jumlah pemain, Indonesia tak bisa menemukan formula untuk membongkar rapatnya lini pertahanan Irak.
Beberapa kali para pemain Indonesia juga kurang progresif dan tidak cepat dalam transisi menyerang. Keterlambatan mengalirkan bola ke depan membuat para pemain Irak selalu bisa membentuk pola pertahanan lebih dulu sebelum bola memasuki jantung pertahanan mereka. Arkhan Fikri, yang biasanya piawai mengalirkan bola, seperti kurang ”bernyawa”. Pergerakannya mudah diredam para gelandang Irak.
KOMPAS/ADRIAN FAJRIANSYAH
Para tim sepak bola Indonesia U-20 melakukan pemanasan sebelum latihan di Lapangan A Kompleks Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Senin (20/2/2023). Latihan itu untuk persiapan Piala Asia U-20.
Kendati kalah jumlah pemain, Irak justru mampu menambah keunggulan melalui Mohammed Jameel Shnaa di pengujung laga. Gol itu menunjukkan buruknya koordinasi lini pertahanan Garuda Muda.
Kondisi itu juga membuat Irak dihadiahi penalti. Namun, kapten Irak, Abdulrazzaq Qasim, gagal mengonversi peluang emas itu menjadi gol. ”Kami bermain lebih baik di babak pertama. Saya tidak mengerti kenapa kami justru tidak bisa bermain bagus saat unggul jumlah pemain. Kami kurang bisa menjaga konsentrasi,” ujar Shin.
Setelah meladeni Irak, Garuda Muda akan menghadapi Suriah, Sabtu (4/3). Indonesia pantang kembali mengulangi kesalahan agar bisa tetap menjaga kans melaju ke perempat final. Shin hanya punya waktu selama tiga hari untuk memperbaiki kelemahan timnya.
”Pada ajang seperti ini, laga pertama sangat penting. Tetapi, masih ada pertandingan kedua. Sekarang saya berusaha agar suasana di internal tim tetap kondusif,” kata Shin.