Newcastle dan kegagalan seperti hal yang tidak terpisahkan di Wembley. MU kembali berpesta di balik ironi Newcastle setelah 24 tahun berselang.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·4 menit baca
LONDON, SENIN — Keberanian bermain terbuka ternyata tidak cukup bagi Newcastle United untuk mengakhiri paceklik trofi kompetisi domestik selama 67 tahun. Manchester United yang tampil tenang dan disiplin sepanjang laga hanya butuh enam menit untuk meraih trofi pertama sejak 2017. Ironi Newcastle menjadi seremoni MU di Stadion Wembley.
MU menjuarai Piala Liga Inggris setelah menang atas Newcastle, 2-0, dalam partai puncak di Stadion Wembley, Kota London, Senin (27/2/2023) dini hari WIB. Kualitas kelas dunia gelandang Casemiro dan penyerang Marcus Rashford yang turut berkontribusi terhadap sepasang gol menjadi pembeda duel ketat tersebut.
”Setan Merah” pun meraih trofi pertama di era Manajer Erik ten Hag. Mereka berpesta di depan 87.000 penonton Stadion Wembley. ”Rasanya luar biasa. Kami pantas mendapatkannya. Ini memang trofi pertama musim ini, tetapi kami ingin mendapatkannya lagi. Standar (tim) menuntut lebih dari ini,” kata kapten MU Bruno Fernandes.
Newcastle lebih berinisiatif menyerang sejak awal laga. Manajer Eddie Howe yang tampil di final pertama sepanjang karier tidak ragu menginstruksikan anak asuhnya untuk membangun serangan dari bawah dan memeragakan pertahanan blok tinggi. Dipimpin gelandang Bruno Guimaraes, mereka menyulitkan MU lewat serangan sayap pada setengah jam pertama.
Namun, MU memang tampak lebih siap juara. Mereka tidak tergesa-gesa. Manajer Erik ten Hag meminta anak asuhnya tampil disiplin, lebih banyak mengandalkan umpan-umpan panjang dalam transisi serangan balik. Mereka bagai kelompok hyena yang menunggu momen tepat untuk membunuh.
Setan Merah yang lebih pasif justru unggul lebih dulu pada menit ke-33 lewat bola mati. Casemiro memanfaatkan umpan bek sayap Luke Shaw dengan sundulan kerasnya.
Gol pembuka itu meruntuhkan semangat skuad Newcastle. MU pun menggandakan keunggulan hanya dalam rentang 6 menit. Kali ini lewat tendangan Rashford yang berujung gol bunuh diri Sven Botman.
Hasil laga itu seperti déjà vu. Terakhir bertemu di Stadion Wembley, Setan Merah juga menaklukkan Newcastle pada final Piala FA 1999. Mirisnya, pertemuan 24 tahun lalu tersebut merupakan terakhir kali Newcastle berada di partai puncak kompetisi domestik. Penantian Newcastle selama dua dekade untuk membalas dendam kembali berujung ironis.
”Kami bermain sangat baik di kedua kotak (penalti). Kami memberikan segalanya, tetapi gagal memanfaatkan peluang. Permainan bagus kami tidak tecermin di papan skor. Sepak bola memang bisa berakhir kejam, seperti yang kami alami hari ini,” tutur Howe.
Newcastle, menurut Opta Joe, bagai dikutuk ketika bermain di Stadion Wembley. Mereka selalu kalah dalam sembilan laga terakhir saat berlaga di stadion terbesar di Inggris tersebut. Kisah kekalahan bermula dari final Piala FA 1974. Tidak ada tim lain yang melebihi jumlah rentetan kekalahan itu.
Rasanya luar biasa. Kami pantas mendapatkannya. Ini memang trofi pertama musim ini, tetapi kami ingin mendapatkannya lagi.
Casemiro dan Rashford menjadi pemain terbaik MU. Casemiro dengan segudang pengalaman juara bersama Real Madrid mampu menjaga kestabilan di lini pertahanan. Dia membuat semua pemain ikut tenang. Gol pertamanya juga sangat krusial dalam mengubah peruntungan.
”Casemiro membuat perbedaan besar dengan kepemimpinan dan pengalaman miliknya saat laga besar. Ketika dia di lapangan, Anda akan merasa nyaman,” kata Rashford, yang sempat tercatat sebagai pencetak gol kedua, sebelum gol tersebut dinyatakan sebagai bunuh diri Botman.
Rashford terlibat dalam dua gol MU. Tendangan bebas pada gol pertama bermula dari pelanggaran bek lawan terhadapnya. Sementara itu, gol kedua juga berasal dari kecepatannya dalam transisi. Dia selalu membuat bek Newcastle tidak tenang sepanjang 90 menit.
Perjudian Howe
Sulit bagi Newcastle untuk mengembalikan ketertinggalan dua gol setelah turun minum. Ten Hag sudah menyadari sisi lemah pertahanannya. Bek sayap kanan Diogo Dalot sering dieksploitasi penyerang sayap Newcastle, Allan Saint-Maximin. Dalot langsung diganti pada awal babak kedua oleh Aaron Wan-Bissaka, yang dikenal sebagai pemain spesialis bertahan satu lawan satu.
Howe terpaksa berjudi. Dia mengganti taktik dari 4-3-3 menjadi 3-4-3 setelah turun minum. Penyerang Alexander Isak masuk menggantikan gelandang Sean Longstaff demi berburu gol. Akibatnya, mereka kesulitan menguasai lini tengah karena tidak unggul jumlah gelandang lagi. Adapun MU memakai dua gelandang jangkar, Casemiro dan Fred, dalam formasi 4-2-3-1.
Perjudian Newcastle tidak berhasil. Sebab, pertahanan MU begitu kokoh dan tenang. Casemiro seperti ada di seluruh area sepertiga akhir sendiri untuk membatasi tusukan Newcastle. Sementara itu, penyerang tambahan Newcastle tidak berguna karena duet bek Lisandro Martinez dan Raphael Varane yang sangat solid.
Ten Hag melancarkan strategi berikutnya saat waktu normal tersisa 20 menit. Ketika itu, Newcastle mulai mendapat momentum dengan serangan bertubi-tubi. Sang manajer memasukkan dua gelandang jangkar, Marcel Sabitzer dan Scott McTominay, untuk mendampingi Casemiro. Sejak itu, MU lebih bisa mengontrol laga.
Adapun Newcastle mampu unggul dalam jumlah tembakan, 15-14, dan penguasaan bola, 61,4 persen. Namun, mereka kalah efektif dari Rashford dan rekan-rekan. MU mencatat 9 tembakan tepat sasaran saat Newcastle hanya berhasil 2 kali mengarah ke gawang.
MU terakhir kali meraih trofi saat juara Liga Europa 2017 bersama manajer eksektrik Jose Mourinho. Penantian hampir enam tahun itu diakhiri oleh Ten Hag yang baru memimpin tim sejak musim panas lalu. ”Saya pikir kami sedang mengembalikan MU ke tempat asalnya,” jelas Ten Hag. (AP/REUTERS)