Transformasi taktik ala Stefano Pioli ampuh membawa AC Milan keluar dari fase krisisnya. Menjamu Atalanta pada pekan ke-24 Serie A, Pioli ingin mengantarkan Milan meraih kemenangan keempat beruntun mereka.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·5 menit baca
MILAN, SABTU — Meski mendapatkan sejumlah kritikan, transformasi taktik ala Pelatih Stefano Pioli terbukti ampuh membawa AC Milan keluar dari fase krisis. Menjamu Atalanta yang terluka dalam laga pekan ke-24 Liga Italia di Stadion San Siro, Senin (27/2/2023), Pioli berkesempatan mengafirmasikan taktik barunya untuk terus berada di jalur kemenangan.
Formasi tiga bek adalah solusi tambahan untuk tim. Kami harus mencoba mencari solusi dan memecahkan masalah. Dalam pekan ini, banyak hal telah berhasil, yang lainnya harus kami tingkatkan. Kami akan bersikeras untuk berusaha bekerja sebaik mungkin.
”Formasi tiga bek adalah solusi tambahan untuk tim. Kami harus mencoba mencari solusi dan memecahkan masalah. Dalam pekan ini, banyak hal telah berhasil, yang lainnya harus kami tingkatkan. Kami akan bersikeras untuk berusaha bekerja sebaik mungkin,” ujar Pioli saat ditanya mengenai perubahan taktik radikalnya seperti dilansir Football-Italia, Senin (20/2/2023).
Awal tahun ini menjadi pil pahit untuk AC Milan. Mereka tenggelam dalam fase krisis dengan rentetan hasil negatif, yakni hanya meraih satu kemenangan, dua imbang, dan tiga kekalahan sejak pekan ke-16 Serie A, 4 Januari hingga pekan ke-21, 6 Februari.
Bahkan, ”I Rossoneri” alias ”Si Merah-Hitam” cuma membukukan delapan gol dan kebobolan hingga 15 gol selama periode tersebut. Situasi kian buruk oleh gugurnya mereka di 16 besar Piala Italia usai kalah 0-1 dari Torino dan dihancurkan Inter Milan 0-3 dalam perebutan Piala Super Italia.
Pioli pun memutar otak dan menemukan ide mentransformasi taktik dari 4-2-3-1 yang menjadi pakem utamanya sepanjang musim ini menjadi 3-5-2. Perubahan taktik itu tidak serta-merta memberikan dampak positif. Terbukti, Milan kalah 0-1 dari Inter pada pekan ke-21.
Keteguhan Pioli
Sontak, kritik pedas dilayangkan kepada Pioli. Namun, pelatih berusia 57 tahun itu bergeming. Dia teguh mempertahankan taktik tiga bek dengan sedikit penyesuaian yang menjadi 3-4-2-1. Hasilnya, Milan pun memetik tiga kemenangan beruntun, yakni 1-0 atas Torino pada pekan ke-22 Serie A, 1-0 atas Tottenham Hotspur pada laga pertama 16 besar Liga Champions, dan 1-0 atas AC Monza pada pekan ke-23 Serie A.
”Kekompakan dan kekompakan. Sangat mudah untuk menjadi sebuah tim ketika segala sesuatunya berjalan dengan baik, jauh lebih mudah untuk mengatasi tiga atau empat minggu yang sulit tersebut. Kami telah menunjukkan bahwa kami adalah grup yang memiliki keinginan untuk mengatasi kesulitan dan kami tampil lebih kuat,” tegas Pioli.
Namun, rentetan hasil positif itu tetap tidak dianggap spektakuler. Salah satu yang paling sinis dengan transformasi taktik itu adalah mantan pelatih Milan Arrigo Sacchi. Bos Milan era 1987-1991 dan 1996-1997 itu menilai perubahan itu tak lebih sebagai jalan pintas Pioli yang kian takut dengan tren negatif timnya.
”Mereka tidak terbiasa menang dan Pioli mulai takut. Jadi, dia mengandalkan taktik untuk menghentikan pendarahan timnya. Oleh karena itu, ia menggunakan pertahanan tiga bek yang sebenarnya lima bek karena dua pemain sayap sering mundur. Dengan pola itu, mereka tidak memiliki keunggulan numerik (peluang mencetak gol) dan sulit bermain baik,” terang Sacchi dalam kolom La Gazzetta dello Sport, Selasa (21/2/2023).
Membangun optimisme
Kendati demikian, tidak ada tanda-tanda Pioli kembali ke pakem empat beknya. Dia telanjur terbuai dengan rentetan hasil positif yang telah membangun lagi optimisme tim. Memang, dirinya tidak lagi mengincar target mengulangi kesuksesan scudetto alias juara Serie A seperti musim lalu melainkan mengamankan posisi empat besar.
Sebab, Milan yang berada di urutan keempat dengan 44 poin dari 23 laga telah tertinggal 18 poin dari Napoli di puncak klasemen. Dengan performa yang sangat stabil, rasanya sulit mengharapkan Napoli tersandung ataupun menyia-nyiakan kesempatan merebut scudetto ketiganya di musim ini.
Peluang Milan menjaga persaingan di empat besar terbuka lebar saat menjamu Atalanta. Di atas kertas, ”Il Diavolo” diunggulkan untuk meraih tiga poin atas Atalanta. Apalagi Atalanta sedang terluka. Bermain di kandang sendiri pekan lalu, ”Sang Dewi Bergamo” itu justru kalah 1-2 dari Lecce yang notabene berkutat menghindari zona degradasi.
Jika menang atas Atalanta, Milan bisa menjaga jarak dari kejaran Lazio di peringkat kelima dengan 42 poin dari 23 laga. ”Bisa dipastikan, kami ingin memenangi setiap pertandingan hingga akhir musim ini. Sekarang, kami bersiap untuk menghadapi tantangan sulit dari Atalanta,” kata Pioli.
Suntikan tambahan
Milan semakin percaya diri menatap sisa laga akhir musim ini karena sejumlah pemain penting yang cedera mulai pulih. Kiper Mike Maignan dan bek sayap kanan Alessandro Florenzi sudah berlatih bersama tim mulai Rabu (22/2/2023) dan kemungkinan tersedia ketika bersua Atalanta. Maignan mengalami cedera betis dan Florenzi cedera paha pada September lalu.
Penyerang Zlatan Ibrahimovic yang absen menyusul operasi lutut pada Mei lalu telah berada di bangku cadangan dalam dua pekan terakhir dan boleh jadi mendapatkan menit bermain dalam laga kontra Atalanta. ”Kembalinya mereka penting, tetapi semua pemain adalah elemen penting,” tutur Junior Messias, gelandang serang Milan, kepada Sport Mediaset, Jumat (24/2/2023).
Sebaliknya, Atalanta yang berada dalam tren buruk kehilangan sejumlah pemain penting karena cedara. Gelandang Mario Pasalic cedera engkel sejak 9 Februari, bek Hans Hateboer cedera lutut sejak 11 Februari, dan ujung tombak Duvan Zapata cedera paha pada 17 Februari.
Situasi itu menjadi tantang berat untuk Atalanta bangkit. Namun, dikutip dari Corriere dello Sport seusai timnya kalah 1-2 dari Lecce, Pelatih Atalanta Gian Piero Gasperini akan menyiapkan strategi berbeda untuk mencuri tiga poin atas Milan. ”Melawan Milan akan menjadi pertandingan yang berbeda. Di San Siro, kami akan lebih siap,” ujarnya.