Novak Djokovic belum juga lepas dari dampak sikapnya untuk tak mau menerima vaksin Covid-19. Nasibnya masih terkatung-katung untuk bisa mengikuti ATP Masters 1000 Indian Wells dan Miami.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·4 menit baca
BELGRADE, RABU — Meski telah menyamai rekor Rafael Nadal sebagai tunggal putra dengan gelar Grand Slam terbanyak, yaitu 22 gelar, Novak Djokovic masih terkendala dengan masalah vaksin Covid-19 untuk bertanding di Amerika Serikat. Dalam buruan Carlos Alcaraz untuk menjadi petenis nomor satu dunia, Djokovic harus menanti kepastian untuk bisa bertanding dalam dua turnamen ATP Masters 1000 pada waktu dekat.
Turnamen level tinggi dalam struktur turnamen ATP itu akan dibuka oleh dua ajang di Amerika Serikat, yaitu Indian Wells Masters pada 6-19 Maret dan Miami Masters (20 Maret-2 April). Tanpa vaksin Covid-19, Djokovic tak akan bisa memasuki AS yang masih memberlakukan syarat vaksinasi untuk pendatang internasional. Pemerintah AS memang berencana mencabut syarat tersebut, tetapi akan dilakukan, paling cepat, sejak pertengahan April.
Semuanya dalam proses. Saya berterima kasih kepada panitia turnamen Indian Wells dan Miami, serta masyarakat yang telah memberi dukungan karena ingin saya bermain di sana.
Djokovic dan timnya meminta izin khusus kepada Pemerintah AS untuk memasuki negara tersebut meski tak pernah divaksinasi. ”Semuanya dalam proses. Saya berterima kasih kepada panitia turnamen Indian Wells dan Miami, serta masyarakat yang telah memberi dukungan karena ingin saya bermain di sana,” tutur Djokovic di Serbia, Rabu (22/2/2023) tengah malam waktu Indonesia.
Jika izin tak didapat, Djokovic pun akan melewatkan dua turnamen dengan julukan ”Double Sunshine” itu untuk tiga tahun beruntun. Pada 2021, dia absen di Miami setelah menjuarai Australia Terbuka karena ingin beristirahat. Indian Wells Masters, yang penyelenggaraannya digeser menjadi Oktober, juga dilewatkan karena Djokovic tak ingin melakukan banyak perjalanan pada masa pandemi Covid-19.
Pada 2022, petenis yang memiliki 38 gelar turnamen Masters 1000 tersebut tak bisa bertanding di Indian Wells dan Miami karena tak bisa memenuhi syarat vaksin. Akibat sikap tersebut, dia tak bisa tampil dalam empat turnamen Masters 1000 dari delapan turnamen yang digelar pada tahun tersebut. Djokovic juga melewatkan Grand Slam Australia dan AS Terbuka.
Baru pada tahun ini, Australia membuka pintu kembali bagi pendatang internasional tanpa vaksin Covid-19. Djokovic dapat bertanding meski dengan cedera hamstring kanan dan menjadi juara. Dia menyamai prestasi Nadal sebagai tunggal putra dengan gelar Grand Slam terbanyak. Dia pun kembali menempati posisi sebagai petenis peringkat teratas dunia yang dimiliki Alcaraz sejak 12 September 2022.
Dikejar Alcaraz
Cedera Djokovic telah pulih, tetapi masalah vaksin Covid-19 yang berkaitan dengan kariernya belum selesai. Dia belum mendapat kepastian bermain di AS di kala Alcaraz membidik kembali posisi puncak dunia.
Petenis berusia 19 tahun itu mengawali musim kompetisi 2023 tanpa tampil di Australia Terbuka karena cedera. Tiga bulan absen dari kompetisi, sejak November 2022-Januari 2023, dia tampil lagi pada turnamen ATP 250 Buenos Aires, pekan lalu, dan menjadi juara. Pekan ini, Alcaraz bersaing di ATP 250 Rio de Janeiro dan berhadapan dengan Fabio Fognini pada babak kedua, Jumat dini hari waktu Indonesia.
Jika bisa mempertahankan performa, setidaknya hingga Miami Masters, Alcaraz berpeluang merebut status petenis nomor satu dunia dari Djokovic. ”Tentu saja, saya akan menghadapi sedikit tekanan pada tahun ini karena harus mempertahankan gelar juara dari turnamen penting. Saya harus bermain dalam level tinggi. Saya juga punya target menambah gelar Grand Slam dan kembali ke puncak peringkat dunia,” tutur Alcaraz yang menjuarai Grand Slam AS Terbuka 2022.
Dari turnamen putri WTA 1000 Dubai, petenis nomor satu dunia, Iga Swiatek, mendapat kemenangan tanpa bertanding (walkover/WO) pada perempat final setelah Karolina Pliskova mengundurkan diri karena sakit. Laga itu seharusnya berlangsung Kamis setelah mereka bertemu dua tahun lalu dalam final WTA 1000 Roma. Saat itu, Swiatek menang telak dengan skor 6-0, 6-0.
Kemenangan WO dalam perempat final ini terjadi untuk kedua kalinya secara beruntun. Pekan lalu, petenis Polandia itu tak jadi bertanding melawan Belinda Bencic pada perempat final WTA 500 Doha karena lawannya itu cedera. Meski demikian, kemenangan WO itu tak menutup ketangguhan Swiatek yang akhirnya menjadi juara dengan hanya kehilangan lima gim dalam tiga pertandingan.
Lawan Swiatek pada semifinal, Jumat, adalah Cori ”Coco” Gauff atau Madison Keys. Mereka bertanding pada perempat final, Kamis malam WIB. Siapa pun pemenang dari laga itu akan menghadapi tantangan bagai tembok tebal ketika menghadapi Swiatek.
Dari lima pertemuan sebelumnya, Coco selalu kalah. Hanya pada pertemuan pertama, yaitu semifinal WTA 1000 Roma pada 2021, Coco bisa memberi perlawanan ketat meski kalah 6-7 (3), 3-6. Setelah itu, Swiatek hanya memberi kesempatan petenis berusia 18 tahun itu memenangi, maksimal, empat gim.
Sementara, Keys memiliki pengalaman yang lebih baik, yaitu menang pada pertemuan terakhir dengan Swiatek yang terjadi pada babak ketiga WTA 1000 Cincinnati 2022. Itu menjadi kemenangan pertama Keys setelah selalu kalah dalam dua pertemuan lain. (AP/AFP)