Gemerlap Jayson Tatum dalam ”Perang Bintang” Terburuk
Jayson Tatum menyabet gelar pemain terbaik atau MVP, sekaligus memecahkan rekor poin laga NBA All-Star. Pencapaian hebat itu dicapai dalam laga yang berjalan timpang dan kurang seru.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·4 menit baca
AFP/PATRICK T FALLON
Forward Boston Celtics, Jayson Tatum, yang memperkuat tim Giannis melakukan dunk pada laga NBA All-Star antara tim Giannis dan tim LeBron di Vivint Arena, Salt Lake City, Utah, Senin (20/2/2023) pagi WIB. Tatum mencetak 55 poin dan terpilih sebagai pemain terbaik.
SALT LAKE, SENIN —Forward Boston Celtics, Jayson Tatum, bersinar sendirian saat meraih gelar Most Valuable Player pertamanya di NBA All-Star 2023. Namun, gelar itu diraih di tengah label ”perang bintang” terburuk, termasuk fakta bahwa kapten kedua tim, Giannis Antetokounmpo dan LeBron James, hanya menjadi kameo.
Duel tim Giannis versus tim LeBron hanya sebatas nama. Giannis hanya bermain dalam satu penguasaan bola pada awal laga, mencetak dua poin pertama laga, lalu ditarik keluar karena cedera pergelangan tangan. James, yang mengemas 13 poin, juga hanya turun pada paruh pertama akibat memar di jari tangan. Mereka tidak ingin mengambil risiko, karena akhir musim reguler sudah dekat.
Tanpa kedua megabintang, Tatum yang berada di tim Giannis merebut panggung All-Star. Dia mencetak 55 poin, 10 rebound, dan 6 asis untuk mengantar timnya menang atas tim LeBron, 184-175, di Vivint Arena, Salt Lake City, Utah, pada Senin (20/2/2023) pagi WIB.
Tatum hanya berkompetisi dengan rekannya sendiri, Donovan Mitchell, yang meraih 40 poin, untuk berebut gelar MVP. Tim LeBron tertinggal terlalu jauh saat kuarter keempat dimulai, 141-158. Dengan target skor final 182 poin, Tatum dan rekan-rekan hanya perlu 24 poin untuk menang, sedangkan tim LeBron perlu 41 poin.
RB MG
Donovan Mitchell (tengah), guard tim Gannis, melakukan lay up pada laga NBA All-Star antara tim Giannis dan tim LeBron di Vivint Arena, Salt Lake City, Utah, Senin (20/2/2023) pagi WIB. Mitchell bersaing dengan rekan setimnya, Jayson Tatum, untuk menjadi MVP NBA All-Star.
Format baru laga All-Star berlaku sejak 2020 untuk menghormati mendiang Kobe Bryant, mantan bintang Los Angeles Lakers yang tewas pada kecelakaan helikopter pada 26 Januari 2020. Alih-alih berbatas waktu 12 menit, kuarter keempat akan berakhir jika salah satu tim mencapai angka tertentu, yakni angka tim yang unggul pada kuarter ketiga ditambah 24 poin. Angka 24 diambil dari nomor punggung Bryant saat terakhir bermain untuk Lakers.
Pada laga kali ini, sinar Tatum terlalu terang. Sebanyak 11 dari 12 suara memilihnya untuk membawa trofi yang diberi nama Kobe Bryant itu. Mitchell hanya mendapat satu suara yang berasal dari pilihan pendukung. Adapun Tatum selalu menjadikan Bryant sosok idola sekaligus panutannya di NBA.
”Gelar ini sangat istimewa bagi saya. Pertandingan All-Star pertama saya itu di Chicago pada 2020, bersamaan dengan penggantian nama MVP dengan namanya (Bryant). Saya berkata pada diri sendiri saat itu, suatu hari akan mendapatkan salah satu dari trofi tersebut,” ujar Tatum.
Bagi Tatum, malam itu terasa sangat sempurna. Dia juga memecahkan rekor jumlah poin dalam laga All-Star. Dia melewati rekor Anthony Davis (52 poin) pada 2017. Menurut ESPN, tatum adalah pemain pertama dalam sejarah NBA yang mampu mencetak minimal 50 poin pada laga musim reguler, playoff, dan All-Star.
AFP/TIM NWACHUKWU
Jayson Tatum (tengah), forward tim Giannis, melompat melakukan lay up pada laga NBA All-Star antara tim Giannis dan tim LeBron di Vivint Arena, Salt Lake City, Utah, Senin (20/2/2023) pagi WIB.
”Saya mengetahui pada pertengahan kuarter keempat (tentang rekor itu). Ketika itu, saya sudah mencatat 49 poin dan Dame (Damian Lillard) seperti berharap saya untuk memecahkan rekor tersebut,” kata Tatum, yang memasukkan 22 dari 31 lemparan, di antaranya 10 dari 18 lemparan tiga angka.
Lebih istimewa lagi, Tatum meraih gelar MVP pertama pada usia yang cukup muda, yaitu 24 tahun. Sebagai pembanding, ikon NBA dalam satu dekade terakhir, Stephen Curry, baru meraih penghargaan serupa untuk pertama kali saat berusia 33 tahun, musim lalu.
Sebelum laga
Berbeda dengan musim terdahulu, pemilihan pemain oleh kapten tim dilakukan sebelum laga. Tatum merupakan pemain starter pertama yang dipilih Giannis. ”Saya tahu dia akan bermain sekeras mungkin dan akan serius. Jadi, saya memilihnya,” ucapnya.
AFP/TIM NWACHUKWU
Giannis Antetokounmpo, kapten tim Giannis, memandangi trofi juara seusai memenangi laga NBA All-Star antara tim Giannis dan tim LeBron di Vivint Arena, Salt Lake City, Utah, Senin (20/2/2023) pagi WIB. Tim Giannis menundukkan tim LeBron, 184-175.
Tim LeBron diperkuat oleh duet baru Dallas Mavericks sebagai starter, yaitu Kyrie Irving dan Luka Doncic. Namun, rekan Tatum di Celtics, Jaylen Brown, justru mampu lebih berkontribusi dari bangku cadangan. Brown memproduksi 35 poin, 14 rebound, dan 5 asis.
Terlepas dari dominasi Tatum, Pelatih LeBron Michael Malone menilai laga itu kurang kompetitif. Pertandingan tidak seperti beberapa musim terakhir saat pemain bertahan serius terutama pada kuarter keempat. Laga kali ini lebih seperti kontes menembak tanpa penjagaan ketat.
Saya tahu dia akan bermain sekeras mungkin dan akan serius. Jadi, saya memilihnya.
”Laga itu adalah pertandingan bola basket terburuk yang pernah dimainkan. Saya memberikan kredit kepada Joel Embiid dan Irving. Hanya mereka pemain yang serius untuk bersaing. Joel bahkan meminta beberapa pemain untuk bermain lebih keras, terutama saat bertahan. Saya tidak berbohong, permainan tadi sangat sulit dilalui,” jelas Malone.
AP/RICK BOWMER
Bintang Los Angeles Lakers, LeBron James (tengah), diapit dua legenda NBA, Kareem Abdul-Jabbar (kanan) dan Karl Malone, tiga pencetak angka terbanyak NBA, berfoto bersama pada saat jeda pada laga NBA All-Star antara tim Giannis dan tim LeBron di Vivint Arena, Salt Lake City, Utah, Senin (20/2/2023) pagi WIB.
Di sisi lain, semarak laga juga berkurang karena beberapa pemain megabintang cedera. Di antaranya peraih dua kali MVP All-Star, Kevin Durant, dan Curry. Posisi mereka digantikan oleh bintang muda, Anthony Edwards dan De’Aaron Fox.
Laga sempat berlangsung ketat pada kuarter pertama yang berakhir imbang 46-46. Setelah itu, tim Giannis mulai menjauh dengan keunggulan di kuarter kedua, 53-36, dan kuarter ketiga, 59-49. Tim LeBron menipiskan jarak dengan unggul 8 poin pada kuarter terakhir, tetapi tidak cukup karena tim Giannis terlebih dulu melewati target skor 182 poin.
Akibat hasil itu, James pun merasakan kekalahan pertama sebagai kapten sejak format kapten tim diberlakukan sejak 2018. Pemain berjuluk ”Sang Raja” itu sebelumnya berhasil memimpin tim menang dalam lima edisi sebelumnya. Rekornya sebagai kapten kini menjadi 5 menang dan 1 kalah.
James tetap bersyukur karena bisa mengakhiri All-Star tanpa cedera parah. Dia tidak bermain lagi pada paruh kedua hanya untuk pencegahan. ”Tadi jari saya terkena keranjang saat melakukan blok. Namun, semua baik-baik saja. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan,” tuturnya. (AP/REUTERS)