Suporter Ricuh Memaksa Masuk ke Stadion Jatidiri, Polisi Tembakkan Gas Air Mata
Bentrok antara suporter sepak bola dan polisi terjadi di depan pagar Stadion Jatidiri Semarang, Jawa Tengah. Bentrok dipicu suporter yang memaksa masuk dalam pertandingan yang digelar tanpa penonton tersebut.
Oleh
KRISTI DWI UTAMI
·4 menit baca
SEMARANG, KOMPAS — Kericuhan terjadi di depan pintu masuk Stadion Jatidiri Kota Semarang, Jawa Tengah, Jumat (17/2/2023) petang. Sekitar 1.500 suporter memaksa masuk ke stadion untuk menonton pertandingan antara PSIS Semarang dan Persis Solo. Pertandingan itu digelar tanpa penonton demi alasan keamanan.
Peristiwa itu bermula pada Jumat sekitar pukul 15.00 saat sejumlah suporter berpakaian serba hitam mencoba memaksa masuk ke area stadion. Aksi para suporter yang mayoritas tanpa atribut itu dihadang oleh petugas kepolisian.
Awalnya, para suporter yang kesal terlibat cekcok dengan polisi. Baik polisi maupun panitia pelaksana pertandingan sudah mencoba menjelaskan terkait alasan pertandingan itu digelar tanpa penonton. Namun, massa yang mengaku sudah membeli tiket merasa tidak terima dan tetap ingin bisa menonton pertandingan dari dalam stadion.
Kondisi memanas setelah ada salah satu di antara suporter yang melempar batu ke arah stadion. Tindakan itu memicu suporter lain melakukan aksi serupa. Selain melempari polisi dengan batu, mereka juga melempari polisi dengan botol kaca.
Gas air mata
”Ketika serangan kepada petugas semakin brutal, tembakan gas air mata diluncurkan ke luar pagar stadion. Tembakan gas air mata ini tahapan terakhir setelah tahapan-tahapan sebelumnya, yakni imbauan lisan yang berkali-kali disampaikan petugas ataupun panitia pelaksana,” kata Kepala Kepolisian Resor Kota Besar Semarang Komisaris Besar Irwan Anwar.
Gas air mata disebut sempat masuk ke lapangan karena terbawa angin. Akibatnya, derbi Jateng itu sempat dihentikan sekitar 10 menit. Pertandingan itu pun berakhir dengan skor imbang 1-1.
Irwan menyebut, tidak ada korban jiwa dalam kejadian itu. Kendati demikian, sejumlah orang menderita luka ringan akibat terkena lemparan batu dan botol kaca. Hingga Jumat malam, jumlah dan identitas korban luka belum diketahui.
Dari awal tidak pernah ada penjualan tiket. Makanya, tadi saat kami tanya di mana tiketnya mereka beralibi bahwa tiketnya dibawa temannya.
Beberapa hari belakangan, panitia penyelenggara sudah mengumumkan bahwa pertandingan antara PSIS Semarang dan Persis digelar tanpa penonton. Manajemen PSIS Semarang dan pengurus suporter PSIS Semarang, yakni Panser Biru dan Snex, juga sudah mengimbau para suporter untuk tidak datang ke stadion.
Awalnya, pertandingan sempat akan digelar dengan jumlah penonton maksimal 1.000 orang. Namun, rencana itu dibatalkan setelah penyelenggara mempertimbangkan sejumlah hal, antara lain faktor keamanan.
Sebelumnya, suporter PSIS Semarang pernah mendapatkan serangan seusai menghadiri pertandingan antara Persis Solo dan PSIS Semarang di kandang Persis Solo, yakni Stadion Manahan, Kota Surakarta. Setelah adanya serangan itu, sejumlah orang memprovokasi suporter PSIS Semarang untuk melakukan balas dendam saat suporter Persis Solo berkunjung ke Semarang. Hal itu diketahui polisi saat mereka melakukan patroli.
Pertimbangan lainnya adalah suporter dari Persis Solo berencana datang ke Kota Semarang dengan berkonvoi menggunakan sepeda motor. Hal itu dianggap membahayakan keselamatan mereka. Suporter Persis Solo tidak bisa berangkat menggunakan bus karena tidak ada bus yang mau disewa suporter.
”Selanjutnya, pernah ada suatu insiden saat pertandingan PSIS Semarang melawan Persib Bandung, beberapa waktu lalu. Kala itu, pintu Stadion Jatidiri dibobol oleh suporter PSIS Semarang,” ujar Irwan.
Tiket
Yoga (21), suporter PSIS Semarang asal Kecamatan Semarang Utara, mengaku kesal karena tidak bisa menonton pertandingan secara langsung di stadion. Padahal, ia mengaku sudah telanjur membeli tiket.
”Tadi, kami datang rombongan berenam. Kami semua sudah membeli tiket, tetapi tidak bisa masuk jadi kami kesal,” tuturnya.
Sementara itu, Pujiono dari pihak panitia pelaksana pertandingan mengatakan, pihaknya tidak pernah melakukan penjualan tiket untuk pertandingan PSIS Semarang melawan Persis Solo, Jumat. Pujiono sempat meminta penonton yang mengaku telah membeli tiket untuk menunjukkan tiket mereka. Namun, mereka tidak bisa menunjukkan tiket tersebut.
”Dari awal tidak pernah ada penjualan tiket. Makanya, tadi saat kami tanya di mana tiketnya mereka beralibi bahwa tiketnya dibawa temannya. Artinya tidak bisa menunjukkan buktinya,” ucap Pujiono.
Ia mengaku prihatin dengan peristiwa yang terjadi pada Jumat petang itu. Ia berharap, ke depan, kejadian seperti itu tidak terulang. Sebab, insiden seperti itu dinilai akan membuat nama PSIS Semarang jelek.
Berdasarkan pantauan, pada Jumat sekitar pukul 16.50 massa telah meninggalkan stadion. Sekitar satu jam setelahnya, para pemain PSIS Semarang dan Persis Solo juga meninggalkan Stadion Jatidiri. Rombongan pemain dan ofisial Persis Solo menaiki bus yang dikawal ketat oleh anggota Brimob dan Polrestabes Surakarta.