Di atas kertas, Napoli sudah tak terbantahkan bisa meraih ”scudetto” atau juara Liga Italia musim ini. Namun, tanpa menjaga konsistensi, mereka bisa saja tergelincir di sisa laga.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·5 menit baca
AFP/FILIPPO MONTEFORTE
Gelandang Napoli Stanislav Lobotka (kanan) dan penyerang Cremonese Felix Afena-Gyan beraksi dalam pertandingan Liga Italia Serie A antara Napoli dan Cremonese di Stadion Diego Maradona, Napoli, Senin (13/2/2023). Napoli mengalahkan Cremonese, 3-0.
SASSUOLO, KAMIS — Di atas kertas, Napoli diprediksi akan meraih scudetto alias juara Serie A musim ini. Namun, Napoli tidak mau tenggelam dalam ekspektasi tinggi tersebut. ”Sang Keledai Kecil” berusaha untuk membumi agar tidak tersandung dalam 16 laga sisa musim ini yang bisa mengubah nasib mereka.
”Si Biru” tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan menang sekalipun menghadapi tim semenjana, seperti tuan rumah Sassuolo pada pekan ke-23, Sabtu (18/2/2023) dini hari. Apalagi, Sassuolo yang berada di urutan ke-15 menjelma sebagai pembunuh raksasa di awal tahun ini dengan menumbangkan tuan rumah, AC Milan, 5-2, pada pekan ke-20 dan tim tamu, Atalanta, 1-0, pada pekan ke-21.
Kompetisi belum berakhir dengan 16 laga tersisa. Kami mendapatkan kabar bahwa tim-tim di belakang kami sudah fokus memikirkan cara lolos ke Liga Champions (tidak lagi memikirkan scudetto).
”Kompetisi belum berakhir dengan 16 laga tersisa. Kami mendapatkan kabar bahwa tim-tim di belakang kami sudah fokus memikirkan cara lolos ke Liga Champions (tidak lagi memikirkan scudetto). Namun, kami tidak boleh berada di bawah ilusi tersebut. Sebab, segala sesuatu bisa terjadi. Mungkin ada penyimpangan dalam konsentrasi kami yang tidak bertahan hingga akhir musim,” ujar gelandang Napoli Stanislav Lobotka kepada Il Mattino dilansir Football-Italia, Rabu (15/2).
Publik sepak bola Italia menilai Napoli di ambang merebut trofi Serie A ketiganya setelah musim 1986/87 dan 1989/90 atau di era legenda terbesarnya, Diego Maradona. Menurut Opta dikutip Football-Italia, Rabu, Napoli memiliki peluang 99,46 persen untuk menjuarai Serie A musim ini. Angka itu berasal dari analisis performa Napoli dari jumlah poin, catatan kemenangan-kekalahan, hingga selisih memasukkan-kemasukan gol terhadap lawan-lawan di paruh pertama dan paruh kedua musim ini.
Penyerang Napoli Khvicha Kvaratskhelia (kanan) berebut bola dengan bek Cremonese, Leonardo Sernicola, dalam pertandingan Liga Italia Serie A antara Napoli dan Cremonese di Stadion Diego Maradona, Napoli, Senin (13/2/2023). Napoli mengalahkan Cremonese, 3-0.
Kini, Napoli berada di puncak klasemen dengan 59 poin dari 22 laga. Sejak sistem tiga poin untuk kemenangan diterapkan Serie A mulai 1994/95, ”I Partenopei” menjadi tim pertama yang unggul 15 poin atas tim peringkat kedua dalam 22 laga yang sekarang ditempati Inter Milan. Rekor sebelumnya dicetak Inter yang unggul 11 poin dalam 22 laga atas AS Roma pada 2006/07. Secara jumlah poin, Napoli hanya kalah dari Inter pada 2006/07 dan Juventus pada 2018/19 yang sama-sama mencetak 60 poin dalam 22 laga.
Di musim ini, Napoli mengukir 19 kemenangan, dua imbang, dan cuma sekali kalah. Mereka mencatat kemenangan terbanyak dalam 22 laga di antara tim-tim di empat liga top Eropa lainnya. Hanya Barcelona yang berpeluang menyamai rekor kemenangan mereka jika menang dalam laga ke-22 pada pekan ini.
Reporter Sky Sport Massimo Ugolini dilansir Football-Italia, Senin (13/2), mengatakan, menantang takhayul adalah tipikal fans Napoli dan mereka tampaknya telah sangat yakin tim kesayangnya bisa mengakhiri paceklik scudetto dalam 33 tahun terakhir. ”Gli Azzurri” punya mentalitas yang berbeda musim ini dan sadar memiliki kapasitas untuk juara. ”Saya rasa para penggemar Napoli tidak lagi bertanya-tanya apakah mereka akan memenangi gelar, tetapi bagaimana cara merayakannya,” kata Ugolini.
Terus waspada
Namun, sebagaimana pernyataan Lobotka, pelatih Napoli, Luciano Spalletti pun tidak mau timnya terperangkap oleh semua prediksi yang membawa mereka terbang melayang. Mereka wajib terus waspada dengan segala potensi buruk yang ada.
Pelatih Napoli Luciano Spalletti memberi instruksi kepada pemain dalam pertandingan Liga Italia Serie A antara Napoli dan Cremonese di Stadion Diego Maradona, Napoli, Senin (13/2/2023). Napoli mengalahkan Cremonese, 3-0.
Sebab, kini, semua mata tertuju kepada Napoli. Maksudnya, semua tim terus mempelajari cara bermain Napoli untuk mencari celah mencuri kemenangan. Seperti saat mereka menang 3-0 atas tim tamu Cremonese yang notabene juru kunci pada pekan ke-22. Dalam laga itu, Napoli mendapatkan perlawanan hebat dan perlu kerja ekstra untuk mencuri gol lewat gelandang serang Khvicha Kvaratskhelia di menit ke-21, penyerang Victor Osimhen di menit ke-65, dan gelandang Elif Elmas di menit ke-79.
Contoh lain adalah tim urutan ke-13 Lecce. Di awal tahun ini, ”I Salentini” menjelma sebagai tim yang sulit ditaklukan oleh tim papan atas. Terbukti, mereka bisa menang 2-1 atas tim tamu Lazio pada pekan ke-16, menahan imbang 2-2 tim tamu Milan pada pekan ke-18, dan menahan imbang 1-1 tim tamu AS Roma pada pekan ke-22. Sebelumnya, Lecce menahan imbang tuan rumah Napoli pada pekan keempat dan menang 2-1 atas tim tamu Atalanta pada pekan ke-14.
Demikian Sassuolo. Klub berjuluk ”Si Hitam-Hijau” ini adalah salah satu pembunuh raksasa yang efektif. Selain Milan dan Atalanta, tak menutup kemungkinan korban mereka selanjutnya ialah Napoli. Maka itu, Spalletti mewanti-wanti timnya untuk tidak meremehkan semua tim yang akan dijumpai di akhir musim ini.
”Beberapa pihak mencoba membuat kami berpikir bahwa kami sudah menang, kami akan mendapatkannya (scudetto). Tetapi, kami harus tetap fokus dan tetap memperhatikan setiap detail. Seperti yang saya katakan sebelumnya, Anda hidup di masa sekarang, bukan di masa depan,” tegas Spalletti kepada DAZN dikutip Football-Italia, Minggu (12/2).
Pemain Napoli Mario Rui (kedua dari kiri) berduel di udara dengan pemain Cremonese, Frank Tsadjout (kanan), dalam pertandingan Liga Italia Serie A antara Napoli dan Cremonese di Stadion Diego Maradona, Napoli, Senin (13/2/2023). Napoli mengalahkan Cremonese, 3-0.
Momentum Sassuolo
Sementara itu, Sassuolo disinyalir akan menjadi lawan berat untuk Napoli. ”I Neroverdi” baru saja mendapatkan momentum lepas dari fase krisisnya. Mereka sempat mengalami empat kekalahan beruntun dari pekan ke-15 hingga pekan ke-18 sebelum bangkit meraih satu poin dari tuan rumah Monza pada pekan ke-19.
Usai itu, Sassuolo memperoleh dua kemenangan dan satu imbang dalam tiga laga terakhir. Hasil positif itu membuat pelatih mereka, Alessio Dionisi, memperpanjang nafas kariernya. Dionisi ingin timnya meneruskan tren tersebut hingga akhir musim. ”Saya tidak ingin musim ini kami cuma dikenang oleh kemenangan 5-2 atas Milan. Saya minta para pemain untuk menutup musim ini dengan lebih baik,” tutur Dionisi dilansir Sassuolonews.net, Rabu.
Kendati demikian, Sassuolo patut melampaui batas kemampuannya untuk merebut poin atas Napoli. Lagi pula, secara rekor pertemuan, mereka inferior dari Napoli. Berdasarkan data Transfermarkt, mereka hanya meraih dua kemenangan, tujuh imbang, dan 10 kekalahan dari Napoli dalam 19 pertemuan di Serie A.
Pada pertemuan pertama musim ini, Sassuolo kalah 0-4 dari Napoli. Belum lagi, dalam laga kali ini, mereka berpotensi tidak diperkuat gelandang serang sekaligus kapten tim Domenico Berardi. Dia mengalami cedera otot dan keluar di menit ke-12 tatkala mereka imbang 2-2, dengan tuan rumah Udinese pada pekan ke-22.
Pemain Napoli Victor Osimhen (tengah) melakukan selebrasi setelah mencetak gol kedua dalam pertandingan Liga Italia Serie A antara Napoli dan Cremonese di Stadion Diego Maradona, Napoli, Senin (13/2/2023). Napoli mengalahkan Cremonese, 3-0.
”Napoli jelas yang terkuat, mereka terlatih dengan baik, terorganisir, dan dapat dipercaya. Mereka bisa tertinggal dua gol dan membatalkan kekalahan tanpa terlalu bersemangat (mengeluarkan energi besar). Saya memberi tahu para pemain bahwa Napoli adalah tim yang paling sulit untuk kami kalahkan dengan selisih gol yang sangat buruk. Saya ingin mengubah banyak hal tetapi Napoli setara dengan tim-tim besar Eropa saat ini,” ungkap Dionisi.