Bersaing dengan Atlet Nasional, Dua Lifter Daerah Lolos Seleksi Nasional
Dua atlet angkat besi lolos seleksi nasional menuju SEA Games 2023 di Kamboja. Namun, tindak lanjut pelatihan setelahnya masih belum diputuskan.
Oleh
YOSEPHA DEBRINA RATIH PUSPARISA
·4 menit baca
KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO
Lifter putri nasional, Windy Cantika Aisah, mengikuti latihan di pelatnas angkat besi PB PABSI di Mako Marinir TNI AL, Jakarta, Senin (25/4/2022). Sebanyak 13 lifter nasional dipersiapkan untuk mewakili Indonesia dalam SEA Games XXXI Vietnam 2021.
JAKARTA, KOMPAS — Seleksi nasional atlet angkat besi memunculkan dua lifter daerah yang dapat bersaing dengan atlet nasional. Kegiatan itu menunjukkan performa pendidikan daerah yang mumpuni.
Pengurus Besar Perkumpulan Angkat Besi Seluruh Indonesia (PB PABSI) telah menyelenggarakan seleksi nasional pada Kamis (2/2/2023) di Mess Markas Komando Pasukan Marinir (Mako Pasmar) II, Kwini, Jakarta. Seleksi nasional (seleknas) ini khusus menyaring atlet-atlet pusat ataupun daerah yang akan melaju ke Pesta Olahraga Asia Tenggara (SEA Games) 2023 di Kamboja pada 5-17 Mei 2023.
Menurut manajer tim angkat besi Indonesia, Pura Darmawan, beberapa atlet daerah berpotensi memiliki kemampuan mendekati atlet pemusatan latihan nasional (pelatnas). Antusiasme atlet daerah untuk meningkatkan prestasi terlihat saat seleknas lalu.
”Pembinaan pemerintah provinsi sudah bergerak maju. Saya bisa bilang begini karena kami pantau dari kejuaraan-kejuaraan tahun lalu. Atlet-atlet remaja yunior itu bagus, berarti pembinaan di daerah berjalan bagus. Sayang kalau tidak dibina selanjutnya,” tutur Pura saat dihubungi dari Jakarta, Sabtu (4/2/2023).
Seleknas itu diikuti 22 atlet yang berlatih di tingkat nasional dan daerah. Dari jumlah itu, menurut rencana kontingen Indonesia akan diisi tujuh atlet putri dan enam putra.
KOMPAS/PRIYOMBODO
Pelatih angkat besi Indonesia, Dirdja Wiharja (kiri), mengawasi latihan lifter di Olympic Center, Cibubur, Jakarta Timur, Rabu (11/1).
Hasilnya, dua atlet daerah lolos seleknas untuk ikut bertanding di Kamboja, sesuai prediksi pelatih angkat besi Dirdja Wihardja. Luluk Diana Tri Wijayana, lifter Jawa Timur dari kelas 49 kilogram (kg), mampu mencetak total angkatan 172 kg.
Pencapaiannya terbagi atas snatch (mengangkat beban tanpa jeda dari lantai hingga di atas kepala) 75 kg serta clean and jerk (mengangkat beban dalam dua tahap) 97 kg. Luluk lolos karena bertanding tanpa pesaing. Hanya dirinya seorang yang mengikuti kelas 49 kg putri.
Selain Luluk, ada pula atlet Lampung, Muhammad Husni, yang tampil pada kelas 55 kg. Ia bersaing dengan salah satu atlet pelatnas, Satrio Adi Nugroho, juga dua atlet daerah, Joni Susanto dan Angga Romansyah.
Husni sukses mengangkat snatch 113 kg serta clean and jerk 138 kg sehingga jumlah angkatan mencapai 251 kg. Posisinya diikuti Joni (245 kg), Angga (239 kg), dan Adi (235 kg).
”Pergelangan tangan Adi sempat cedera, Desember lalu,” kata Dirdja menjelaskan performa anak didiknya yang kurang maksimal.
Namun, dinamika seleknas beserta hasilnya menjadi bahan evaluasi menghadapi SEA Games 2023. Kekurangan dan kelebihan para peserta yang lolos akan dipelajari guna mematangkan strategi menuju perhelatan olahraga Asia Tenggara itu.
Pura menambahkan, pembentukan kontingen Indonesia nantinya masih harus memenuhi persyaratan lain, termasuk tes doping. Pemeriksaannya dapat memakan waktu hingga 30 hari. Keputusan terakhir ditentukan Komite Olimpiade Indonesia (KOI) setelah menyesuaikan dengan jumlah kuota yang tersedia.
KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO
Sepatu khusus atlet angkat besi yang digunakan lifter nasional Rahmat Erwin Abdullah ketika mengikuti latihan di pelatnas angkat besi PB PABSI di Mako Marinir TNI AL, Jakarta, Senin (25/4/2022).
Tindak lanjut seleknas
Pelatnas kerap jadi incaran atlet untuk meraih dukungan yang lebih maksimal, mulai dari berlatih hingga berpartisipasi pada kejuaraan internasional. Gerbang untuk menggali potensi diri akan lebih terfasilitasi. Namun, keputusan meloloskan atlet-atlet daerah naik level ke pelatnas butuh pertimbangan matang.
Menurut Pura, Luluk dan Husni belum diputuskan kapan akan bergabung untuk latihan bersama dalam pelatnas. Alasannya, sejauh ini, mereka memang difokuskan untuk mengikuti turnamen ajang olahraga (multi-event) hanya untuk SEA Games. Mereka bisa jadi kembali ke daerah setelah acara itu usai. Hal ini berbeda dengan pelatnas yang sifatnya berkelanjutan atas pendanaan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora).
Berbeda dengan Pura, Kepala Bidang Pembinaan Prestasi PB PABSI Hadi Wihardja mengatakan akan mengupayakan dua lifter daerah lolos seleknas untuk bergabung dengan pelatnas. Mereka diharapkan dapat mengikuti program pelatnas.
”Mereka masih muda, jadi mungkin lebih banyak di daerah. Sudah kami ajukan ke Kemenpora. Namun, realisasi dukungannya menunggu Kemenpora. Kalau di pelatnas jelas terpusat, kita tinggal tunggulah (keputusannya),” kata Hadi.
KOMPAS/AGUS SUSANTO (AGS)
Asisten pelatih angkat besi Indonesia, Minan, memberikan instruksi kepada lifter Sukma Apriyani (kelas 76 kilogram) yang menjalani pemusatan latihan daerah PON 2020 cabang angkat besi Jawa Barat di Gedung Kesegaran Jasmani, Kota Bekasi, Jawa Barat, Jumat (3/7/2020).
Apabila kelas yang diikuti tersedia pada berbagai turnamen, Hadi berharap agar mereka bisa berlanjut ke Asian Games. Ia menyayangkan jika setelah SEA Games kemudian Luluk dan Husni kembali ke daerah, sebab prestasinya perlu lebih didukung.
”Sudah umum, kan, kalau habis kejuaraan, enggak dibina lagi. Kemudian, dipanggil lagi, dibina dari nol. Itu enggak akan pernah bisa maksimal,” tambahnya.
Kemampuan atlet daerah memang tak dapat dipandang sebelah mata. Hal itu memicu kegugupan pula bagi atlet pelatnas saat beradu memperebutkan kuota menuju SEA Games 2023.
Siti Nafisatul Hariroh, atlet pelatnas di kelas 45 kg, bertemu dengan atlet Kalimantan Selatan, Riska Nur Amanda. Nafis dapat mencetak snatch 72 kg serta clean and jerk 89 kg sehingga totalnya 161 kg. Sementara Riska mengantongi 71 kg dari snatch dan 84 kg untuk clean and jerk sehingga total angkatannya 155 kg.
KOMPAS/WAWAN H PRABOWO (WAK)
Lifter putri Jabar, Windy Cantika Aisah, naik podium bersama lifter putri Jawa Tengah, Siti Nafisatul (kiri), dan lifter Kalimantan Selatan, Riska Nur Amanda, seusai menyelesaikan angkatan di kelas 49 kg angkat besi PON Papua 2021 di Auditorium Universitas Cenderawasih, Kota Jayapura, Rabu (6/10/2021).
”Deg-degan karena prediksinya (untuk kelas 45 kg) bukan dia yang ikut,” ujar Nafis, peraih medali perunggu dalam SEA Games Vietnam 2021 di kelas yang sama.
Sebelumnya, Nafis dan Riska pernah bertemu dalam Pekan Olahraga Nasional Papua 2021. Kedua atlet tampil di kelas 49 kg. Medali perak berhasil diraih Nafis, kemudian disusul dengan perunggu oleh Riska.