Jalan Rifda Menuju Asa Mentas di Panggung Olimpiade
Rifda saat ini fokus menatap Kejuaraan Senam Asia di Singapura sebagai syarat berlaga di Kejuaraan Senam Dunia di Belgia yang juga merupakan kualifikasi menuju Olimpiade Paris 2024.
Oleh
NASRUN KATINGKA
·5 menit baca
JAKARTA, KOMPAS – Panggung Olimpiade menjadi mimpi besar pesenam putri andalan Indonesia, Rifda Irfanaluthfi. Pesenam berusia 23 tahun ini, terus mempersiapkan diri menuju ajang impiannya tersebut. Keberhasilan berprestasi di kancah Asia Tenggara dan mampu bersaing di level Asia menjadi peneguh hati Rifda, bahwa Olimpiade Paris 2024 juga menjadi pentas yang layak bagi peraih medali perak Asian Games 2018 tersebut.
“Bagi saya, setelah memenangi emas SEA Games dan perak Asian Games, serta berbekal penampilan baik tahun kemarin di kejuaraan dunia dan Asia, sudah saatnya menuju ke sana (Olimpiade),” kata Rifda, usai sesi latihan di GOR Radin Inten, Jakarta, Kamis (2/2/2023).
Suasana penuh semangat terlihat saat Rifda melakukan rangkaian latihan sesi pagi di GOR Raden Inten Kamis, 2 Februari 2023, di bawah arahan pelatih senam putri Indonesia, Eva Novalina T Butar Butar. Sering kali Eva memberikan acungan jempol tanda kepuasan hati, saat Rifda, peraih empat medali emas pada tiga edisi SEA Games tersebut berhasil menyelesaikan gerakan-gerakan di sejumlah alat.
Eva berharap, semangat Rifda tetap terjaga bahkan bisa terus meningkat. Dalam upaya tersebut, berbagai program telah disiapkan untuk mematangkan teknik dan mental Rifda. Dengan program yang telah dilakukan secara berkelanjutan sejak lama, Eva merasa Rifda hanya perlu membuktikan kematangan gerakannya dalam berbagai kejuaraan senam internasional.
Apalagi sebelum menatap jauh ke panggung Paris 2024, Rifda harus melewati Kejuaraan Asia Senam di Singapura pada Juni 2023. Dia harus kembali menembus delapan besar nomor all-around sebagai syarat berlaga di Kejuaraan Dunia Senam di Belgia, Oktober 2023. Adapun pada ajang kualifikasi Olimpiade 2024 ini Rifda harus menembus posisi 50 besar dunia.
Sejumlah ajang telah disiapkan, seperti tampil di dua seri Piala Dunia Senam yakni di Baku, Azerbaijan (Maret 2023) dan Kairo, Mesir (April 2023). Jika Rifda bisa mengulang sukses di Kejuaraan Asia 2023, seperti yang dilakukan Rifda di Qatar pada 2022, dia diagendakan kembali tampil di kejuaraan Olimpiade Mahasiswa atau Universiade di China pada Agustus 2023.
"Jika melihat peta kekuatan dan regulasi baru, dengan kembali tampil dengan gerakan sama, apalagi sekarang semakin halus, seharusnya peluang lolos Rifda dari Kejuaraan Asia sangat terbuka," kata Eva.
Setelah itu, Rifda direncanakan akan mengikuti kamp pelatihan di Heerenven, Belanda. Kota tersebut dipilih karena telah menjadi langganan Rifda berlatih sebelum mengikuti kejuaraan internasional sebelumnya. Apalagi pelatih-pelatih di sana dianggap bisa mematangkan gerakan dan mental Rifda. Kota tersebut juga berdekatan dengan kota Antwerpen, tempat penyelenggaraan kejuaraan dunia senam di Belgia.
Di sisi lain, Eva turut mensyukuri tekad Rifda menuju ke pentas Olimpiade, juga turut terbantu oleh keputusan tim review Kementerian Pemuda dan Olahraga memberikan lampu hijau bagi tim senam untuk fokus berlaga di kualifikasi Olimpiade. Sebelumnya, tim senam mengahdapi situasi dilematis, karena waktu penyelenggaraan Asian Games 2023 di China dan Kejuaraan Dunia Senam Belgia yang berdekatan.
“Dalam pertemuan dengan tim review kami diizinkan untuk memprioritaskan kualifikasi Olimpiade. Akan tetapi, kami tetap meminta detail jelas jadwal penyelenggaraan senam di Asian Games 2023, jika penyelenggaraan punya rentang waktu sekitar satu minggu, kami bersedia kembali tampil di sana” ujar Eva.
Mental Olimpiade
Adapun kelolosan Rifda ke Olimpiade juga akan sangat berarti untuk mental pesenam Indonesia. "Ini akan menjadi dampak baik bagi senam Indonesia. Misi lolos Olimpiade tidak lagi menjadi angan-angan, bahkan akan menjadi tradisi bagi generasi di bawah Rifda,” kata Eva.
Eva mengungkapkan, menciptakan mental ingin berlaga di Olimpiade bukan tugas yang mudah. Apalagi, pesenam seperti Rifda saja sempat terhalang stigma usia emas pesenam yang cenderung singkat. Setelah kegagalan menembus Olimpiade Tokyo 2020, Rifda sempat berpikir untuk mengakhiri karir senam setelah PON Papua pada Oktober 2021 saat usianya menginjak 22 tahun.
Setelah memenangi emas SEA Games dan perak Asian Games, serta berbekal penampilan baik tahun kemarin di Kejuaraan Dunia dan Asia, sudah saatnya menuju ke sana.
“Dulu, setelah PON Papua, kami beranggapan akan menjadi akhir karier Rifda. Apalagi dia sempat berujar bahwa usia tersebut akan berhenti. Tetapi saat itu, sebagai pelatih saya justru melihat gerakan dia semakin matang. Saat itu, juga merasa bisa bersaing ke level yang lebih tinggi,” ujar Eva.
Hal tersebut terbukti saat tampil di SEA Games Vietnam pada Mei 2022. Meskipun dengan kondisi cedera yang didapati sebelum PON, Rifda berhasil menyabet dua medali emas dari nomor senam lantai dan all around. Menurut Eva, pencapaian tersebut semakin menjadi alasan kuat dirinya membangunkan kembali mimpi menuju Olimpiade.
Tak sampai sebulan setelah SEA Games Vietnam, saat berlaga Kejuaraan Senam Asia di Qatar, Juni 2022 dengan kondisi cedera yang belum sepenuhnya pulih, Rifda kembali berhasil meraih hasil bagus dengan menempati posisi ke-10 pada pada nomor all around, yang membawanya ke urutan kedua pada klasemen akhir. Hasil ini memastikan Rifda lolos ke Kejuaraan Senam Dunia di Liverpool pada Oktober 2022.
Meskipun hanya finis di posisi ke-65 babak kualifikasi di Liverpool, keikutsertaan justru semakin menambah rasa penasaran Rifda. Apalagi dengan bertemu dengan pesenam dunia dan seusia dengan dirinya, Rifda semakin yakin untuk kembali mengejar mimpi berlaga di Olimpiade.
Penerus Rifda
Meskipun tidak bisa memastikan sampai kapan Rifda terus menggeluti olahraga senam, Eva sebagai pelatih telah menyiapkan penerus, yakni Ameera Rahmajani Hariadi. Pesenam berusia 17 tahun ini juga bergabung dengan Rifda di pelatnas untuk berpartisipasi di Kejuaraan Asia Senam di Singapura.
Eva merasa, bibit penerus itu sudah terlihat dari Ameera. Tampil di kejuaraan Asia di Qatar, dia menempati urutan ke-17. Hasil tersebut membuat Ameera menjadi cadangan satu untuk tampil di kejuaraan Liverpool. Federasi Senam Internasional (FIG) sempat memberikan kuota kepada Ameera jelang dua minggu kejuaraan, namun karena waktu yang terlalu singkat, kesempatan tersebut urung diambil.
Menurut Eva, hal tersebut telah menjadi bukti bahwa Ameera punya potensi besar menjadi suksesor Rifda. Namun, dia tetap mendorong Ameera tampil lebih banyak di kejuaraan level senior, baik nasional maupun internasional untuk mengejar level Rifda.
Apalagi pandemi Covid-19 sempat membuat Ameera tidak bisa tampil di sejumlah kejuaraan dalam negeri. Dia juga sempat terkendala umur saat ingin tampil di PON Papua 2021. Kendala tersebut turut mengganggu program untuk Ameera.
“Hal tersebut membuat program untuk mencapai level Rifda juga ikut tertunda. Dalam dua tahun ke depan dengan program yang terjaga, saya harap Ameera bisa mencapai level Rifda atau bahkan melampauinya,” kata Eva.