Spekulasi bahwa Novak Djokovic berpura-pura cedera saat menjuarai Australia Terbuka diluruskan oleh Direktur Turnamen Craig Tiley. Djokovic meraih gelar ke-10 dalam turnamen itu dengan robekan 3 cm di ”hamstring” kiri.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·4 menit baca
MELBOURNE, RABU — Suara-suara negatif yang menyatakan Novak Djokovic berpura-pura cedera muncul ketika petenis Serbia itu tampil dalam turnamen Grand Slam Australia Terbuka. Fakta bahwa Djokovic mengalami robekan sekitar 3 sentimeter pada otot hamstring kiri akhirnya diungkap, tiga hari setelah dia menjuarai turnamen itu untuk kesepuluh kalinya.
Djokovic bersaing dalam turnamen Australia Terbuka di Melbourne Park, 16-29 Januari, dalam kondisi cedera hamstring kiri. Cedera itu dialami ketika tampil dalam salah satu turnamen pemanasan, ATP 250 Adelaide, dua pekan sebelum Australia Terbuka. Djokovic menjuarai ATP Adelaide itu.
Sejak babak pertama hingga semifinal Australia Terbuka, petenis berusia 35 tahun tersebut bertanding dengan bebat tebal di paha kiri. Bebat itu digunakan untuk menahan peradangan dan sakit pada bagian belakang paha, posisi otot hamstring berada.
Setiap kali bertanding, Djokovic sering terlihat menyeringai menahan sakit. Dia baru merasakan nyaman sejak bertanding pada babak keempat. Tak pelak, penampilan yang kian membaik sejak mengalahkan petenis tuan rumah, Alex de Minaur, memunculkan suara negatif. Djokovic dikatakan berpura-pura cedera.
Saat melawan Stefanos Tsitsipas di final, Minggu (29/1/2023), bebat tebal berganti hanya dengan sehelai plester pada bagian belakang pahanya. Atlet dengan cedera, meski kondisinya membaik, tetap membutuhkan proteksi untuk menahan sakit dan agar cederanya tidak bertambah parah. Djokovic pun menang dengan skor 6-3, 7-6 (7/4), 7-6 (7/5) untuk meraih gelar juara Australia Terbuka kesepuluh kalinya.
Dengan gelar itu, Djokovic menyamai Rafael Nadal sebagai tunggal putra dengan gelar Grand Slam terbanyak, yaitu 22 gelar. Dia juga kembali menempati posisi puncak peringkat dunia sejak Senin.
Kemenangan itu membuat Djokovic begitu emosional. Selain menang dalam kondisi cedera, Djokovic menangis tersedu-sedu karena dia tak bisa bertanding pada Australia Terbuka 2022. Saat itu, dia dideportasi, bahkan, sempat ditahan sebelum dipulangkan karena tiba di Australia tanpa vaksin Covid-19.
Di depan penonton di Rod Laver Arena, Djokovic berterima kasih pada keluarga dan tim pelatih yang telah memberi dukungan dalam momen pahit. ”Hanya mereka yang tahu apa yang menimpa saya dalam beberapa pekan terakhir,” katanya.
Tiga hari setelah Djokovic juara, Direktur Turnamen Australia Terbuka Craig Tiley mengungkapkan apa yang menimpa ayah dari dua anak itu. Pada media di Australia, SEN Sportsday, Rabu, Tiley bercerita bahwa hamstring kiri Djokovic robek sekitar 3 cm.
”Saya melihat hasil pindainya. Apa yang dikatakan dokter pasti benar,” kata Tiley.
Tiley pun memuji apa yang dilakukan Djokovic dalam kondisi cedera. ”Banyak spekulasi tentang cederanya. Saya sendiri sulit percaya dengan apa yang telah dilakukannya. Dengan cedera seperti itu, dia tampil dengan luar biasa. Dia menghadapi situasi sulit dengan cara profesional,” ujarnya.
Saya melihat dia banyak melakukan penyesuaian dalam bergerak. Itu tidak pernah saya lihat kecuali ada sesuatu yang salah padanya.
Tiley juga bercerita, Djokovic sangat fokus pada yang harus dilakukannya untuk tetap bisa bertanding. ”Dia sangat perhatian pada setiap menitnya. Pada apa yang harus dimakan, diminum, kapan dan bagaimana harus melakukan sesuatu. Mentalnya tak pernah turun,” lanjutnya.
Berbeda
Pelatih Djokovic Goran Ivanisevic juga bercerita tentang kondisi petenis yang dilatihnya sejak 2019 itu. ”Setelah melihat MRI, saya yakin bahwa 97 persen petenis akan mundur dari turnamen jika mengalami hal yang sama. Tetapi, Novak adalah ‘spesies’ berbeda,” katanya.
Mantan petenis Kroasia itu juga menuturkan bahwa dirinya sangat khawatir ketika Djokovic berhadapan dengan Grigor Dimitrov pada babak ketiga. ”Novak tidak bisa bergerak, tetapi dia masih bisa bermain dan menang. Grigor bermain dengan taktik yang salah. Dia hanya melakukan dua atau tiga dropshot. Jika saya menjadi dia, saya akan melakukan 300 kali dropshot,” ujarnya pada laman tennismajors.com.
Jim Courier, mantan petenis nomor satu dunia, adalah salah satu yang membela Djokovic dengan munculnya tuduhan ”memalsukan” cedera. Sejak awal, Courier yakin Djokovic cedera karena pergerakannya tidak seperti biasanya.
”Saya melihat dia banyak melakukan penyesuaian dalam bergerak. Itu tidak pernah saya lihat kecuali ada sesuatu yang salah padanya. Apalagi, dengan melakukan gerakan berbeda, Novak memiliki risiko cedera pada bagian tubuh yang lain,” ujar Courier, juara Australia Terbuka 1992 dan 1993.
Djokovic juga bercerita bahwa dirinya telah mencoba menggunakan berbagai mesin agar tetap bisa menggerakkan kaki. ”Saya tidak merasa harus membuktikan apa pun kepada orang lain. Namun, apa yang saya lakukan memang sangat berpengaruh. Sejak babak keempat, kondisi saya membaik. Saya bisa berlari tanpa berpikir rasa sakit,” katanya. (REUTERS)