Pelemparan Bus Persis Solo, Wali Kota Surakarta Minta Aparat Tegas
Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka meminta aparat menindak tegas pelaku pelemparan batu Bus Persis Solo pasca laga kontra Persita Tangerang.
Oleh
NINO CITRA ANUGRAHANTO
·3 menit baca
SURAKARTA, KOMPAS – Bus yang ditumpangi skuad Persis Solo dilempari batu dalam perjalanan pulang dari Kabupaten Tangerang, Banten, Sabtu (29/1/2023) lalu. Insiden itu terjadi setelah laga lanjutan Liga 1 yang berakhir 0-0 antara Persis Solo kontra Persita Tangerang. Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka meminta aparat menindak tegas peristiwa tersebut agar tak terulang lagi mendatang.
“Saya dan Pak Kapolri (Jenderal Listyo Sigit Prabowo) terus berkoordinasi untuk masalah ini. Ini memang harus ada tindakan tegas. Kalau dibiarkan, akan ada terus tindakan seperti itu. Tidak akan pernah berhenti,” kata Gibran, saat ditemui di Kompleks Balai Kota Surakarta, Jawa Tengah, Senin (30/1/2023).
Menurut Gibran, bentuk ketegasan aparat bisa menetapkan tersangka dari kasus tersebut. Penetapan tersangka mestinya juga tanpa pandang bulu. Penindakan hukum harus berlaku bagi semua pihak yang terlibat. Adapun proses hukum tetap diserahkan sepenuhnya kepada aparat kepolisian selaku pemangku kepentingan untuk perkara-perkara semacam itu.
Sebelumnya, Gibran juga mengunggah cuitan untuk menanggapi insiden pelemparan batu tersebut, Sabtu malam. Dalam cuitannya, putra sulung Presiden Joko Widodo itu menyebut, aksi pelemparan batu termasuk rangkaian dari kurang tegasnya aparat atas pelaku kerusuhan pada tragedi Kanjuruhan. Ia memandang kejadian serupa bisa dialami oleh klub-klub lain. Itu hanya tinggal menunggu waktu saja.
Di sisi lain, beredar pula rekaman yang menunjukkan pemain dan ofisial Persis Solo yang bersikap reaksioner atas aksi pelemparan batu. Video itu diunggah oleh akun Twitter @FaktaSepakbola. Hingga Senin siang, sebanyak 5.949 pengguna menyukai video tersebut. Dalam video itu, mereka turun dari busnya untuk mengejar dan memukuli sosok yang diduga melempari batu. Adapun salah seorang pemain yang terlihat dalam video itu, yakni Ferdinan Sinaga.
“Silakan didalami kalau ada yang salah dari pemain kami. Saya mohon maaf. Kita fair saja. Silakan diperiksa. Masalah atau tidak masalah, biar Pak Kapolri dan jajarannya saja yang menentukan,” kata Gibran.
Ini memang harus ada tindakan tegas. Kalau dibiarkan, akan ada terus tindakan seperti itu. Tidak akan pernah berhenti.
Memang, Gibran tidak memungkiri jika reaksi para pemain agak berlebihan dengan insiden tersebut. Ia menganggap manajemen dan pemain hendaknya juga menyampaikan permintaan maaf atas perbuatan mereka. Namun, ia bisa memaklumi tindakan tersebut mengingat semua pemain juga berada dalam kondisi yang sangat lelah setelah berlaga hari itu.
“Sekarang dibayangkan saja. Jauh-jauh ke tempat mereka. Pulang habis tanding capek. Busnya dilempari batu. Rasane koyo piye? Wis ya. Tapi kabeh salah. (Rasanya bagaimana? Sudah ya. Tapi semua salah. Itu yang melakukan pengejaran dan pemukulan juga harus minta maaf dan kooperatif jika ada pemeriksaan,” kata Gibran.
Gibran mengharapkan supaya pertandingan sepakbola bisa dinikmati dengan rasa aman. Untuk itu, ia meminta koordinasi intensif dijalan antara pihak keamanan, manajemen, hingga suporter. Itu semua diyakininya mampu membuat laga berjalan baik. Persoalan ini sekaligus menjadi pekerjaan rumah besar bagi pengurus PSSI selanjutnya.
Dalam keterangan tertulisnya, Manajer Tim Persis Solo Erwin Widianto mengatakan, sewaktu penyerangan terjadi, bus berisikan para pemain dan ofisial. Penyerangan dialami sekitar pukul 18.17. Dampak pelemparan tersebut kaca bus pecah. Seorang ofisial juga mengalami luka ringan.
Erwin mengaku, tim sangat dirugikan dengan adanya penyerangan tersebut. Ia telah melaporkan peristiwa itu ke jajaran kepolisian. Pihaknya juga akan mengawal proses hukum yang bakal dihadapi demi menuntaskan permasalahan ini.
“Insiden ini telah ditangani oleh pihak berwenang yang tidak jauh dari lokasi kejadian. Polres Tangerang Selatan langung bergerak untuk mengusut kejadian hari ini,” kata Erwin.