Perwakilan klub Liga 2 dan APPI meminta pemerintah memastikan pengurus baru PSSI bisa melanjutkan Liga 2. Penghentian Liga 2 telah berdampak pada nasib para pemain dan keluarganya.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·4 menit baca
KOMPAS/ADRIAN FAJRIANSYAH
Menteri Pemuda dan Olahraga Zainudin Amali (ujung kanan) menerima perwakilan klub Liga 2 dan Asosiasi Pemain Profesional Indonesia dalam konferensi pers di kantor Kemenpora, Jakarta, Senin (30/1/2023).
JAKARTA, KOMPAS — Dengan masa tugas tinggal menghitung hari jelang kongres luar biasa pada 16 Februari, tidak ada jaminan pengurus Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia atau PSSI saat ini bisa melanjutkan Liga 2. Maka dari itu, perwakilan klub Liga 2 dan Asosiasi Pemain Profesional Indonesia atau APPI meminta Kementerian Pemuda dan Olahraga memastikan kepengurusan baru PSSI berkomitmen untuk melanjutkan Liga 2.
”Teman-teman tadi sampaikan hasil pertemuan mereka dengan PSSI dan PT LIB (Liga Indonesia Baru selaku operator). Secara garis besar, sampai dengan kongres luar biasa, tampaknya kompetisi ini belum bisa jalan. Untuk itu, teman-teman berharap kepada pemerintah agar berkomunikasi dengan siapa pun pengurus baru PSSI agar melanjutkan kompetisi dengan waktu tersisa sebelum Juli (sebelum musim baru),” ujar Menteri Pemuda dan Olahraga Zainudin Amali dalam konferensi pers usai menerima perwakilan klub Liga 2 dan APPI di kantor Kemenpora, Jakarta, Senin (30/1/2023).
Zainudin mengatakan, posisi pemerintah tetap hanya bisa membantu mencari jalan keluar terbaik dengan cara memfasilitasi pihak-pihak terkait. Maka dari itu, pemerintah tidak bisa mengganggu gugat hasil pertemuan antara klub Liga 2 dengan PSSI dan PT LIB di Jakarta, Selasa (24/1/2023). Dalam pertemuan itu, Direktur PT LIB Ferry Paulus menjanjikan Liga 2 berlanjut dengan sistem gelembung mulai 24 Februari.
Kami tidak bisa paksakan PSSI atau PT LIB untuk melanjutkan kompetisi karena itu namanya intervensi. Oleh karena itu, yang bisa kami lakukan adalah membantu menyampaikan harapan perwakilan klub Liga 2 dan APPI kepada pengurus baru nanti.
”Kami tidak bisa paksakan PSSI atau PT LIB untuk melanjutkan kompetisi karena itu namanya intervensi. Oleh karena itu, yang bisa kami lakukan adalah membantu menyampaikan harapan perwakilan klub Liga 2 dan APPI kepada pengurus baru nanti. Kami akan sampaikan semua catatan yang ditinggalkan pengurus lama kepada pengurus baru. Tugas kami sebatas mengingatkan dan memberikan dukungan kalau dibutuhkan,” kata Zainudin.
Menteri Pemuda dan Olahraga Zainudin Amali bersama perwakilan klub Liga 2 dan Asosiasi Pemain Profesional Indonesia dalam konferensi pers di kantor Kemenpora, Jakarta, Senin (30/1/2023). Dengan masa tugas tinggal menghitung hari jelang kongres luar biasa pada 16 Februari, tidak ada jaminan pengurus PSSI saat ini bisa melanjutkan Liga 2.
Menanti kepengurusan baru
Manajer Persipura Jayapura Yan Permenas Mandenas menuturkan, mereka sudah tidak menaruh harapan dan kepercayaan kepada pengurus PSSI saat ini. Sebab, pengurus saat ini penuh dengan kebohongan. Dalam pertemuan antara klub Liga 2 dengan PSSI dan PT LIB kemarin, terbukti tidak benar ada 20 klub dari 28 peserta yang menolak Liga 2 dilanjutkan.
Nyatanya, 15 klub ingin kompetisi dilanjutkan, tiga klub abstain, dan sembilan klub menghendaki kompetisi dihentikan sebelum operator diganti. ”Saya pikir itu sudah terang benderang dan jelas bahwa ada pembohongan publik. Dokumen tanda tangan 20 klub yang sepakat kompetisi dihentikan itu tidak benar. Dokumen dan tanda tangan palsu itu yang jadi acuan Exco (Komite Eksekutif) PSSI menghentikan kompetisi (pada 12 Januari lalu),” tuturnya.
Bahkan, hingga saat ini, tidak ada iktikad dari PSSI untuk menindaklanjuti pertemuan itu dengan mengadakan rapat bersama Exco PSSI guna membatalkan keputusan penghentian kompetisi. ”Selain itu, dalam pertemuan kemarin, Ferry bilang kompetisi akan dilanjutkan pada 24 Februari. Namun, dia sering tidak konsisten. Dia bilang kompetisi akan dilanjutkan Desember, kemudian mundur 14 Januari, mundur lagi ke 4 Februari, dan akhirnya dihentikan,” ujar Yan.
Untuk itu, kata Yan, langkah paling tepat adalah datang dan meminta pemerintah menyampaikan harapan klub Liga 2 kepada pengurus baru PSSI. Walaupun PSSI sifatnya independen, mereka tetap berada di bawah naungan pemerintah sehingga pemerintah wajib memediasi semua persoalan yang ada. ”Transisi menjelang KLB tidak bisa menjamin pengurus PSSI saat ini dan PT LIB mau melanjutkan kompetisi. Jadi, yang kami harapkan adalah pengurus baru berkomitmen melanjutkan kompetisi, bukan menghentikannya dan membuka musim baru,” katanya.
CEO Asosasi Pemain Profesional Indonesia Mohamad Hardika Aji dalam konferensi pers di kantor Kemenpora, Jakarta, Senin (30/1/2023). Ketidakpastian kapan berlanjutnya Liga 2 hingga pertemuan antara klub Liga 2 dengan PSSI dan PT LIB kemarin telah berimplikasi besar terhadap nasib para pemain maupun keluarga pemain. Namun, fakta mayoritas klub Liga 2 ingin kompetisi dilanjutkan membuka harapan yang positif.
Membuka harapan
CEO APPI Mohamad Hardika Aji mengutarakan, ketidakpastian kapan berlanjutnya Liga 2 hingga pertemuan antara klub Liga 2 dengan PSSI dan PT LIB kemarin telah berimplikasi besar terhadap nasib para pemain maupun keluarga pemain. Namun, fakta mayoritas klub Liga 2 ingin kompetisi dilanjutkan membuka harapan yang positif.
Sekarang, APPI menanti realisasi semua janji manis yang disampaikan oleh Ferry dan dukungan nyata dari pemerintah untuk keberlanjutan Liga 2. Mereka tidak ingin semua janji itu cuma menjadi omong kosong. ”Jangan sampai semua ini menjadi harapan palsu,” ujarnya.
Terlepas dari itu, kata Aji, masalah Liga 2 sudah menjadi perhatian internasional. Sebab, persoalan itu telah diketahui oleh Federasi Internasional Asosiasi Pemain Profesional (FIFPRO) per 26 Januari. Bahkan, FIFPRO mendesak AFC dan FIFA untuk mendorong PSSI memperhatikan keberlangsungan Liga 2. ”Kami terus bergerak memperjuangkan nasib pemain-pemain Liga 2. Dari sisi nasional bergerak, dari sisi internasional juga bergerak,” katanya.