Unjuk Rasa "Aremania" Berbuntut Rusaknya Kantor Arema FC
Unjuk rasa "aremania" terkait Tragedi Kanjuruhan, Minggu, berbuntut ricuh. Toko suvenir kantor Arema FC di Malang dirusak massa.
Oleh
DEFRI WERDIONO
·3 menit baca
MALANG, KOMPAS-Unjuk rasa kelompok suporter aremania, yang menuntut Arema FC memerjuangkan keadilan untuk korban terkait Tragedi Kanjuruhan, di depan Kantor Arema FC, Jalan Mayjen Panjaitan, Kota Malang, Jawa Timur, Minggu (29/1/2023), berakhir ricuh.
Massa yang mengatasnamakan "Arek Malang Bersatu" melempari kantor Arema FC dengan pecahan paving, botol, dan kantong plastik berisi cat. Akibatnya, tiga orang terluka dan dilarikan ke RS Syaiful Anwar Malang. Dua di antara korban luka itu adalah karyawan Arema FC, adapun satu lainnya warga. Bagian toko merchandise rusak.
Unjuk rasa berlangsung selepas pukul 12.00. Masa datang dari arah timur atau Jalan Bogor. Begitu sampai di dekat kantor Arema FC, massa langsung menyalakan suar. Jumlah mereka lebih dari 100 orang. Seperti tindakan turun ke jalan sebelumnya, mereka juga membentangkan spanduk dan berorasi.
Saat itu, di kantor Arema FC ada beberapa orang, termasuk pihak manajemen. Mereka berjaga karena sebelumnya telah mendapat informasi akan ada demo Aremania terkait penuntasan Tragedi Kanjuruhan.
Dari pengamatan, kerusakan terparah terjadi di bagian toko di sisi timur. Kaca utama dengan ketebalan di atas 5 milimeter dengan ukuran sekitar 1,8 meter x 2,5 meter hancur. Sedangkan kantor manajemen di sisi barat masih utuh.
“Begitu datang mereka melakukan lemparan, flare lalu batu. Kaca store pecah semua. Manajer tim sempat maju, namun terkena lemparan di bagian telinga,” kata Sando dan Farid yang merupakan tenaga keamanan di kantor Arema FC.
Menurut Farid, pihaknya tidak pernah menduga unjuk rasa hari ini akan berakhir dengan kerusakan fasilitas. Pada aksi-aksi sebelumnya, aremania tidak sampai merusak. Mereka hanya menempelkan stiker dan segel sebagai bentuk kekecewaan terhadap sikap klub atas tragedi 1 Oktober 2022 lalu yang menewaskan 135 orang.
Manajer Arema FC Wibi Andreas mengatakan, dirinya sudah menghubungi pihak yang akan berunjuk rasa untuk berkomunikasi dan duduk bersama membicarakan masalah yang dihadapi. “Kalau terjadi chaos, ini, kan, saya tidak tahu,” katanya.
Menurut Wibi, hingga sore ini masih dilakukan pendataan terkait kerusakan dan korban luka oleh pihak kepolisian. Peristiwa ini, lanjut dia, tidak mengganggu kegiatan manajerial Arema FC. Manajemen tetap berkantor di tempat ini.
Disinggung soal rencana ke depan setelah peristiwa ini, Wibi kembali menjelaskan pihaknya ingin duduk bersama. Menurutnya, bagaimana pun juga, klub dan supporter sama-sama warga Malang. Sedangkan dirinya juga baru saja menjadi manajer Arema FC.
Begitu datang mereka melakukan lemparan, flare lalu batu. Kaca store pecah semua.
Hingga Minggu sore, sejumlah polisi masih berjaga di seberang jalan di depan kantor Arema FC. Pita polisi masih dibentangkan. Sejumlah orang, termasuk manajemen, masih bertahan di lokasi. Situasi yang sebelumnya sempat mencekam berangsur kondusif. Arus kendaraan yang melintas di Jalan Mayjend Panjaitan juga telah normal.
Kepala Kepolisian Resor Malang Kota Komisaris Besar Budi Hermanto menyayangkan perusakan terhadap kantor Arema FC. Menurut Budi, rencana aksi tersebut sebenarnya sudah dikomunikasikan. Polres Malang Kota juga sudah melakukan pendekatan.
“Kita lakukan pendekatan seperti beberapa waktu lalu, (aksi sebelumnya) hanya menempel leaflet, stiker di kantor Arema. (Sedangkan) Ini langsung dilakukan penyerangan,” ujarnya.
Menurut Budi, pihaknya telah mengevakuasi korban luka. Untuk sementara korban luka ada tiga orang.
“Kami juga akan melakukan penangkapan, upaya-upaya paksa terhadap pelaku yang melakukan tindak kekerasan, perusakan di wilayah Kota Malang,” ujarnya.
Polres Malang telah melakukan identifikasi (olah TKP) dan menginventarisir kerusakan.