Novak Djokovic kembali meraih status yang tidak bisa dicapai tahun lalu, yaitu juara Australia Terbuka pada 2023 ini. Dengan gelar kesepuluh di Melbourne Park, ia menyamai rekor Rafael Nadal berupa 22 gelar Grand Slam.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·5 menit baca
MELBOURNE, MINGGU — Trofi Norman Brookes Challenge, lambang juara tunggal putra Grand Slam Australia Terbuka, kembali ke ”pemiliknya”, Novak Djokovic. Baginya, gelar juara di Melbourne pada tahun ini adalah yang terbaik menyusul momen-momen pahit yang sempat dialaminya di luar lapangan.
Kemenangan atas Stefanos Tsitsipas, 6-3, 7-6 (4), 7-6 (5), pada final di Arena Rod Laver, Melbourne, Australia, Minggu (29/1/2023), membawa Djokovic (35) meraih gelar juara kesepuluh di Australia Terbuka. Dia menambah rekor tidak terkalahkan di final Grand Slam awal musim itu, yaitu setelah 2008, 2011, 2012, 2013, 2015, 2016, 2019, 2020, dan 2021.
Djokovic juga menyamai rekor Rafael Nadal sebagai tunggal putra dengan gelar Grand Slam terbanyak. Dua petenis dari era ”Big Three” itu masing-masing memiliki 22 gelar. Kedua petenis itu masih berkompetisi dan saling memotivasi melalui pencapaiannya masing-masing setelah Federer pensiun pada September 2022.
Sebagai bonus atas gelar itu, Djokovic akan kembali ke puncak peringkat dunia, yaitu naik dari posisi kelima. Dalam posisi yang terakhir kali ditempatinya pada 11 Juni 2022 itu, Djokovic mencatatkan diri sebagai tunggal putra terlama di peringkat nomor satu dunia. Dia berada pada posisi itu selama total 373 pekan dan akan memperpanjangnya sejak awal pekan ini.
Gelar juara 2023 juga menjadi penebusan Djokovic setelah tidak berkesempatan mempertahankan gelar pada 2022. Dia dideportasi karena datang ke Australia tanpa pernah divaksin Covid-19 yang saat itu masih menjadi syarat kedatangan internasional di negara itu.
Upaya Djokovic membawa kembali trofi dari turnamen favoritnya itu hampir terganjal cedera hamstring kiri ketika dia tampil pada turnamen ATP 250 Adelaide, dua pekan sebelum Australia Terbuka 2023. Dalam enam laga di Melbourne Park, dia selalu bertanding dengan bebat tebal di paha kirinya.
Turnamen ini (Australia Terbuka 2023) yang paling menantang dalam karier saya berdasarkan situasi yang dilalui. Saya tidak main pada 2022, lalu kembali tahun ini. Untuk itu, ini menjadi kemenangan terbesar. (Novak Djokovic)
Djokovic mulai merasa nyaman sejak babak keempat. Ia pun bermain hampir sempurna saat berturut-turut mengalahkan Alex de Minaur, Andrey Rublev, dan Tommy Paul. Saat menghadapi Tsitsipas di final, hanya sehelai plester yang menempel pada paha kiri Djokovic untuk mengurangi nyerinya.
Menangis
Maka, ketika merayakan kemenangan itu bersama tim pelatih dan keluarganya di tribune penonton, emosinya meledak. Djokovic menangis sesenggukan dikelilingi tim pelatih, ibu, dan adiknya yang juga petenis, Marko Djokovic. Sambil menutup wajahnya dengan handuk, Djokovic kembali menangis di kursi sisi lapangan. Di tribune, timnya merayakan capaiannya dengan mengenakan kaus bertuliskan angka 10 yang telah disiapkan sebelumnya.
Setelah menerima trofi, seraya mengenakan jaket dengan angka 22 di dada kirinya, Djokovic lalu mengutarakan perasaannya. Dia beberapa kali tercekat ketika menceritakan tantangan yang dilaluinya sejak dideportasi pada Januari 2022.
”Turnamen ini yang paling menantang dalam karier saya berdasarkan situasi yang dilalui. Saya tidak main pada 2022, lalu kembali tahun ini. Untuk itu, ini menjadi kemenangan terbesar,” kata Djokovic yang mempersembahkan trofi itu untuk tim pelatih dan keluarganya.
Di depan sekitar 15.000 penonton yang memenuhi stadion, ditambah mereka yang menyaksikan melalui layar lebar di taman di luar Rod Laver, Djokovic menyampaikan pesannya untuk para petenis muda.
”Saya berasal dari Serbia dan Stefanos dari Yunani, dua negara yang tidak punya tradisi kuat di tenis. Semoga apa yang kami lakukan ini menjadi inspirasi petenis muda di seluruh dunia. Dari mana pun kamu berasal, jangan biarkan orang lain menggagalkanmu untuk mewujudkan mimpi,” ujarnya.
Djokovic menyampaikan pesannya itu berdasarkan pengalamannya. Mulai bermain tenis pada usia empat tahun, dengan raket dan bola hadiah dari orangtuanya, dia mulai berlatih di klub pada usia enam tahun.
Karena kemampuannya berkembang sangat cepat, Jelena Gencic, pelatih pertamanya, merekomendasikan Djokovic agar dilatih Nikola Pilic yang memiliki akademi di Jerman. Maka, pada usia 12 tahun, Djokovic berusaha mewujudkan mimpinya menjadi petenis dengan pindah ke Jerman dan berlatih di sana selama empat tahun. Dia menjalani debut internasional pada usia 14 tahun.
Penampilannya di arena profesional dimulai pada 2003. Saat Djokovic mulai memantapkan diri di pentas tersebut, Federer dan Nadal telah berada di depannya. Alih-alih tersingkir, Djokovic menjadi bagian dari persaingan kedua petenis berjuluk ”Fedal” tersebut. Setelah Federer tidak lagi menjuarai Grand Slam setelah Australia Terbuka 2018, sebanyak 16 dari 19 Grand Slam terakhir dikuasai Nadal dan Djokovic. Sepuluh gelar di antaranya diraih Djokovic.
”Saya dan Rafa selalu bermain pada level A pada setiap Grand Slam. Regenerasi tenis berada di tangan petenis-petenis yang bagus. Namun, kami masih di sini, masih memiliki motivasi untuk bersaing dengan yang muda dan menjuarai ajang besar,” tutur Djokovic.
Tsitsipas kesulitan
Para petenis Next Gen, yang lahir melalui program ATP untuk petenis berusia 21 tahun ke bawah sejak 2017, masih kesulitan menggeser dominasi senior mereka di Grand Slam. Hanya ada satu petenis dari program itu yang bisa menjuarai Grand Slam, tolok ukur prestasi petenis profesional, yaitu Daniil Medvedev. Dia menjuarai AS Terbuka 2021 setelah mengalahkan Djokovic di final.
Petenis Rusia Karen Khachanov pun sampai melontarkan gurauan terkait fakta itu. ”Untuk bisa mengalahkan Novak di final Grand Slam, panggil saja Daniil. Dia satu-satunya petenis generasi kami yang bisa mengalahkannya,” katanya.
Tsitsipas (24), petenis Next Gen lainnya, sebenarnya punya dua kans masuk daftar juara Grand Slam. Namun, dia selalu gagal. Selain kalah di Rod Laver, dia juga takluk di lapangan tanah liat Roland Garros pada final Perancis Terbuka 2021. Sempat menang pada dua set lebih dulu, Djokovic lantas bangkit mengalahkannya saat itu.
Saya dan Rafa selalu bermain pada level A pada setiap Grand Slam. Regenerasi tenis berada di tangan petenis-petenis yang bagus. Namun, kami masih di sini, masih memiliki motivasi untuk bersaing dengan yang muda dan menjuarai ajang besar.
Walaupun datang dengan kepercayaan diri tinggi, kemarin, Tsitsipas tetap kesulitan mengatasi solidnya permainan Djokovic. Tsitsipas kesulitan mewujudkan salah satu kata kunci untuk menang di tenis, yaitu mematahkan servis lawan. Ia baru bisa mematahkan servis Djokovic pada gim pertama set ketiga. Namun, itu langsung dibalas Djokovic pada gim berikutnya.
Tantangan mempertahankan servis juga tidak kalah sulit karena Djokovic adalah petenis dengan pengembalian servis terbaik. Dia bisa menyerang melalui pukulan tersebut, bahkan membuat tiga winner. Tsitsipas dua kali menggagalkan match point Djokovic pada tie break set ketiga, yaitu dari skor 3-6 menjadi 5-6, tetapi tak lagi bisa menahannya ketika Djokovic melakukan servis.
Djokovic mendapat poin terakhir ketika bola pengembalian dari dari forehand down the line jatuh di luar lapangan. Arena Rod Laver pun lantas riuh dengan teriakan ”Nole! Nole! Nole!” dari pendukung Djokovic. (AP/AFP)