Kekuatan Pikiran Antarkan Fajar/Rian ke Perempat Final
Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto menunjukkan bahwa kekuatan pikiran mampu mengalahkan keletihan yang mendera tubuh. Mental petarung itu mengantar mereka melangkah ke babak perempat final Indonesia Masters.
Oleh
AGUNG SETYAHADI, Stephanus Aranditio
·7 menit baca
KOMPAS/AGUS SUSANTO
Pebulu tangkis ganda putra Indonesia, Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto, bertanding melawan pemain Taiwan, Chang Ko-Chi/Po Li-Wei, dalam babak kedua turnamen Daihatsu Indonesia Masters 2023 di Istora Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Kamis (26/1/2023). Fajar/Rian menang 13-21, 21-9, 21-14.
JAKARTA, KOMPAS — Ganda putra Indonesia, Fajar Alfian/M Rian Ardianto, bukanlah manusia super. Mereka tetap merasakan keletihan setelah mengikuti tiga kejuaraan dalam tiga pekan beruntun. Namun, mereka cerdik menyiasati tantangan itu dengan menyeimbangkan program latihan dan asupan mental, salah satunya berinteraksi dengan teman-teman dekat dan keluarga. Siasat itu jitu mengusir penat sehingga mereka bisa tetap tampil maksimal meskipun fisik mulai menurun.
Juara Malaysia Terbuka 2023 itu memetik buah kekuatan pikiran itu dengan mengalahkan Chang Ko-Chi/Po Li-Wei (Taiwan) dalam perebutan tiket ke perempat final Indonesia Masters di Istora Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Kamis (26/1/2023). Fajar/Rian terlambat panas pada gim pertama hingga kalah jauh, 13-21.
Mereka lalu bangkit dengan permainan cepat tetapi akurat untuk memenangi gim kedua, 21-9. Ritme permainan cepat yang menguras tenaga pun berlanjut di gim ketiga sehingga penonton di Istora bisa merasakan lonjakan adrenalin di setiap gebukan smes Fajar/Rian yang berbuah poin. Gemuruh teriakan dan tepukan mengiringi kemenangan Fajar/Rian, 21-14, di gim pamungkas itu.
”Kami sempat tertinggal poin sangat jauh di gim pertama karena kesalahan sendiri dan kurang siap dengan pola permainan lawan. Pada gim kedua dan ketiga, kami lebih berani di permainan depan dan lebih banyak menyerang yang membuat lawan jadi kagok,” ujar Rian.
KOMPAS/AGUS SUSANTO
Pebulu tangkis ganda putra Indonesia, Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto, melompat untuk smes ke arah pemain Taiwan, Chang Ko-Chi/Po Li-Wei, dalam babak kedua Daihatsu Indonesia Masters 2023 di Istora Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Kamis (26/1/2023). Fajar/Rian menang 13-21, 21-9, 21-14.
Fajar/Rian mampu menemukan momentum untuk bangkit karena mereka memiliki keseimbangan antara latihan teknik dan menjaga sisi humanis. Mereka sempat dilanda kelelahan tubuh dan kebosanan seusai menjalani tiga kejuaraan beruntun pada awal 2023. Namun, mereka menemukan cara untuk menyiasati tantangan sulit itu. ”Bosan pasti ada, ya, makanya saya mengajak teman dan keluarga ke hotel di sini biar tidak bosan. Biar ada hiburannya,” ungkap Fajar.
Spirit petarung ganda andalan Indonesia itu menjadi modal mereka menjalani perempat final melawan Liu Yu Chen/Ou Xuan Yi (China), Jumat (27/1/2023). ”Besok (Jumat) kami harus tetap fight meskipun yang namanya pertandingan tur semacam ini menguras tenaga. Tetapi, lawan juga sama, bermain di tiga turnamen. Kami tidak bisa jadikan itu alasan. Jadi, siapa yang siap dia yang menang. Kami tidak takut dan akan memberikan yang terbaik besok,” tutur Fajar.
Para atlet seperti mereka mulai merasakan tekanan fisik yang besar begitu memasuki perempat final Indonesia Masters. Kondisi otot mereka mendekati titik jenuh setelah mengikuti Malaysia Terbuka dan India Terbuka yang berlangsung beruntun dalam dua pekan sebelumnya. Proses pemulihan fisik serta mengatasi kebosanan menjadi krusial untuk menjaga performa tidak merosot drastis dalam perburuan gelar juara.
Dukungan penonton di Istora membuat saya lebih bersemangat. Saat masuk, saya melihat sudah banyak yang dukung, jadi lebih tenang.
Para pemain lain yang lolos ke perempat final Indonesia Masters juga mengakui, fisik mereka menurun akibat jadwal padat. Tunggal putra Jonatan Christie menilai, pemain yang mampu memulihkan kondisi fisik dengan cepat akan memiliki peluang lebih baik untuk menang. Kondisi ini membuat peta persaingan tidak lagi bisa diwakili oleh status unggulan ataupun posisi di peringkat dunia.
”Sekarang unggulan sekadar bagan (turnamen). Jadi, semuanya sudah merata. Yang gak unggulan pun bagus-bagus juga, terlebih lagi kami habis (mengikuti) rangkaian beberapa laga. Pasti ada faktor kelelahan, segala macam,” ujar Jonatan yang lolos ke perempat final setelah menang 21-16, 21-15 atas sesama penghuni pelatnas bulu tangkis Indonesia, Shesar Hiren Rhustavito.
KOMPAS/AGUS SUSANTO
Pebulu tangkis tunggal putra Indonesia, Jonatan Christie, bertanding melawan sesama pemain Indonesia, Shesar Hiren Rhustavito, dalam babak kedua Daihatsu Indonesia Masters 2023 di Istora Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Kamis (26/1/2023). Jonatan menang 21-16, 21-15.
Di perempat final, atlet yang biasa disapa ”Jojo” itu akan menghadapi Lakshya Sen (India), tunggal putra peringkat ketujuh dunia, yang mengalahkan NG Tze Yong (Malaysia), 19-21, 21-8, 21-17, di 16 besar. ”Balik lagi gimana kami menyikapi rasa lelah itu, bagaimana recovery-nya, maksimal gak? Karena itu berpengaruh. Misal, sama-sama capek nih, tapi yang satu recovery-nya benar-benar 100 persen, makan dijaga, istirahat dijaga. Yang satu mungkin 50 persen doang. Itu, kan, berdampak beda. Jadi, bukan soal unggulan atau non-unggulan karena semua sudah merata, sih,” ungkap Jojo.
Jojo bakal berusaha bermain tenang karena belajar dari momen saat melawan Sen pada 2020. Ketika itu, ia kalah 18-21, 20-21 dalam Kejuaraan Asia Bulu Tangkis Beregu (BATC). Waktu itu, performanya sedang turun karena kepercayaan diri yang sulit pulih setelah menjalani pertandingan kurang bagus sebelumnya. Kini, dia sedang dalam kondisi mental yang bagus serta mendapat dukungan suporter tuan rumah untuk meraih gelar.
Peran suporter
Dukungan suporter memang menjadi salah satu cara wakil Indonesia menutupi kelelahan fisik. Suntikan motivasi suporter di Istora itu juga dirasakan tunggal putra Chico Aura Dwi Wardoyo sehingga bisa bermain tenang saat mengalahkan wakil Singapura, Loh Kean Yew, 21-18, 21-15.
”Dukungan penonton di Istora membuat saya lebih bersemangat. Saat masuk, saya melihat sudah banyak yang dukung, jadi lebih tenang,” ungkap Chico yang akan melawan Brian Yang (Kanada) di babak delapan besar. ”Dia (Brian) punya stroke yang baik. (Soal) Peluang lawan Brian, pastinya (setiap) pemain punya kesempatan yang sama, 50-50,” ujarnya.
Di tunggal putri, harapan meraih gelar tinggal tertumpu pada Gregoria Mariska Tunjung yang mengalahkan He Bing Jiao (China), 21-19, 21-17. Sementara Putri Kusuma Wardani disingkirkan An Se-young (Korea Selatan), 18-21, 21-7, 21-10.
Kemenangan Gregoria itu sangat dipengaruhi proses panjang perbaikan fisik serta penguatan mental. Dirinya lantas berani mengubah pola permainan saat mengalami kebuntuan. Herli Djaenuddin, pelatih tunggal putri Indonesia, mengungkap perubahan dalam diri Gregoria itu sejak mengalahkan Sung Shuo Yun (Taiwan) di babak 32 besar. Saat itu, Gregoria mengubah pola menyerang menjadi reli.
Gregoria kini memiliki fisik yang lebih baik sehingga permainannya tidak menurun di gim kedua. Bahkan, di gim ketiga pun, ia masih bisa menyerang. Program latihan peningkatan kondisi fisik Gregoria itu dimulai oleh pelatih Rionny Mainaky sejak persiapan menghadapi Olimpiade Tokyo 2020.
Kini, program itu menunjukkan hasilnya. Foot work Gregoria lebih hidup. Ia pun aktif mengejar kok yang sulit dijangkau. Pola permainan Gregoria itulah yang muncul dalam dua pertandingan melawan Shung Shuo Yun dan He Bing Jiao. Capaian itu merupakan perempat final pertama Gregoria di Indonesia Masters. Sebelumnya, dia selalu terhenti di babak 16 besar.
Gregoria akan menghadapi lawan yang lebih kuat di perempat final, yaitu wakil China, Han Yue, yang mengalahkan Saina Nehwal (India), 21-15, 21-7. ”Pada 2022 sempat dua kali ketemu di semifinal Jerman dan semifinal Australia Open. (Rekor pertemuan) 1-1. Pastinya dia bukan pemain yang gampangdikalahkan. Terus, dia juga satu negara dengan lawan saya tadi. Pastinya pelatihnya juga ngasih evaluasi dan mungkin sudah tahu cara melawan saya seperti apa. Saya punya target untuk menang,” tutur Gregoria yang bertekad menandai 2023 dengan gelar juara.
KOMPAS/AGUS SUSANTO
Pebulu tangkis tunggal putri Indonesia, Gregoria Mariska Tunjung, bertanding melawan pemain China, He Bing Jiao, dalam babak kedua Daihatsu Indonesia Masters 2023 di Istora Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Kamis (26/1/2023). Gregoria menang 21-19, 21-17.
Di nomor ganda putra, Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon gagal melangkah ke perempat final karena cedera otot perut Marcus dalam gim ketiga melawan ganda China, Liu Yu Chen/Ou Xuan Yi. ”Saya lihat Gideon sudah tertarik otot perutnya di gim pertama. Baru di gim kedua saat break, Gideon mulai bilang dan berbicara ada masalah di bagian perut,” ujar pelatih ganda putra Indonesia, Herry Iman Pierngadi.
Pasangan berjuluk ”The Minions” itu mengundurkan diri dalam kedudukan 21-19, 8-21, 6-11. ”Saya sudah melakukan yang terbaik di laga ini. Sayangnya, di tengah jalan terjadi masalah. Saya ingin memaksa, tapi belum tentu meraih kemenangan juga. Saya sudah berbicara dengan Kevin mengenai hal ini di tengah jalan dan saya tidak mau memaksa,” ungkap Marcus.
Perburuan juara di ganda putra kini ada di pundak putra Bagas Maulana/Muhammad Shohibul Fikri, Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto, serta Leo Rolly Carnando/Daniel Marthin yang mengalahkan ganda senior Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan. Bagas/Fikri akan melawan wakil Jepang, Takuro Hoki/Yugo Kobayashi, juara dunia 2021.
Di sektor ganda campuran, Dejan Ferdinansyah/Gloria Emanuelle Widjaja akan berhadapan dengan pasangan Jepang, Yuki Kaneko/Misaki Matsutomo. Di ganda putri, Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva Ramadhanti akan bertemu dengan ganda Thailand, Jongkolphan Kititharakul/Rawinda Prajongjai.
”Pastinya setiap pasangan punya kekuatan dan mereka juga (pasangan Thailand) di sepuluh besar. Kami akan siapkan strategi, hafalin dulu keunggulan mereka, cara mainnya seperti apa. Kami akan olah video melihat kelebihan mereka dulu, baru kelemahan mereka,” ungkap Apriyani.