Aldila Sutjiadi, bersama pasangannya asal Jepang, Miyu Kato, tersingkir pada babak ketiga Grand Slam Australia Terbuka. Meski kalah dari Cori Gauff/Jessica Pegula, Aldila memiliki antusiasme bertemu mereka kembali.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·5 menit baca
AFP/DAVID ROWLAND
Petenis Indonesia Aldila Sutjiadi (kanan) dan petenis Jepang Miyu Kato mengangkat trofi setelah menjuarai nomor ganda putri turnamen WTA 250 Auckland di Auckland, Selandia Baru, Senin (9/1/2023). Aldila/Kato mengalahkan Leylah Fernandez (Kanada) yang berpasangan dengan Bethanie Mattek-Sands (Amerika Serikat).
MELBOURNE, SENIN — Satu-satunya petenis Indonesia di ajang Grand Slam Australia Terbuka, Aldila Sutjiadi, mendapat pengalaman tak ternilai ketika bersama Miyu Kato (Jepang) berhadapan dengan Cori ”Coco” Gauff/Jessica Pegula. Kurang puas dengan penampilannya, Aldila pun ingin bertemu lagi dengan duet petenis top dunia asal Amerika Serikat itu.
Pertemuan itu terjadi pada babak ketiga ganda putri Australia Terbuka di KIA Arena, Melbourne Park, Australia, Senin (23/1/2023). Aldila/Kato kalah 4-6, 2-6.
Meski kalah straight sets, penampilan Aldila/Kato tidaklah buruk. Mereka empat kali mematahkan servis lawan dari sepuluh kesempatan. Aldila/Kato, bahkan, mematahkan servis lawan terlebih dulu pada set pertama meski setiap kali setelah melakukan itu, lawan langsung membalasnya.
Aldila/Kato pun bisa mempersulit Coco/Pegula, yang menjadi unggulan kedua, dengan berbekal antusiasme mereka berhadapan dengan petenis bintang. Mereka, juga, punya keberanian beradu voli saat berada di dekat net.
Petenis Indonesia Aldila Sutjiadi (kanan) dan petenis Jepang Miyu Kato mengangkat trofi setelah menjuarai nomor ganda putri turnamen WTA 250 Auckland di Auckland, Selandia Baru, Senin (9/1/2023). Aldila/Kato mengalahkan Leylah Fernandez (Kanada)/Bethanie Mattek-Sands (AS). Aldila/Kato menghadapi pasangan AS, Cori Coco Gauff/Jessica Pegula, pada babak ketiga ganda putri Australia Terbuka di Melbourne Park, Senin (23/1/2023). Aldila/Kato kalah 4-6, 2-6.
Aldila, misalnya, membuat tiga winner saat mempertahankan servis pada gim keenam set pertama. Dia melakukan voli di depan net ketika berhadapan dengan Coco, passing shot yang bolanya melewati Pegula, dan lob yang tak dapat dijangkau Coco dan Pegula. Lob itu dilakukan ketika berada pada posisi bertahan.
Namun, pengalaman bersaing dalam ajang elite bersama nama-nama besar di arena tenis profesional menjadi perbedaan di antara kedua pasangan. Coco/Pegula banyak mendapat poin dengan cepat.
Pegula begitu jeli dalam melihat celah saat mengembalikan servis. Berkali-kali dia membuat winner melalui pukulan down the line hingga tak dapat ditahan Kato yang berada di depan net. Adapun Coco memiliki servis yang berkecepatan hingga 187 km/jam.
Fakta bahwa Coco dan Pegula adalah petenis berperingkat sepuluh besar dunia, pada nomor tunggal dan ganda, semakin terlihat pada set kedua. Mereka semakin mudah mengontrol permainan dan langsung unggul 4-0. Coco adalah petenis berperingkat ketujuh dunia pada nomor tunggal dan keempat pada ganda, sedangkan Pegula di peringkat ketiga tunggal dan keenam ganda.
Petenis Indonesia Aldila Sutjiadi (kanan) dan petenis Jepang Miyu Kato mencium trofi setelah menjuarai nomor ganda putri turnamen WTA 250 Auckland di Auckland, Selandia Baru, Senin (9/1/2023). Aldila/Kato mengalahkan Leylah Fernandez (Kanada) yang berpasangan dengan Bethanie Mattek-Sands (Amerika Serikat).
Meski demikian, kemenangan mereka sempat diperlambat Aldila/Kato saat servis dipatahkan pada gim kelima dan ketujuh. Break point pada gim ketujuh terjadi saat Coco/Pegula mendapat serving for the match, yaitu ketika mendapat kesempatan servis untuk memenangi pertandingan. Keunggulan 5-1 berubah menjadi 5-2, sebelum akhirnya menjadi 6-2.
”Pastinya, saya mendapat banyak pengalaman dari pertandingan tadi. Banyak faktor yang harus dilatih lagi,” kata Aldila yang tiba di Melbourne Park dengan gelar juara WTA 250 Auckland bersama Kato.
Berdasarkan perlawanan yang bisa diperlihatkan pada set pertama dan menjelang akhir set kedua, petenis berusia 27 tahun itu pun memiliki rasa penasaran ingin bertemu kembali Coco/Pegula. Antuasime yang sama, juga, dia katakan sehari sebelum pertandingan.
Sebenarnya, saya kurang puas dengan permainan tadi. Kalau ketemu lagi, saya yakin bisa bermain lebih baik hingga perlawanan pada mereka pun akan lebih baik lagi.
”Sebenarnya, saya kurang puas dengan permainan tadi. Kalau ketemu lagi, saya yakin bisa bermain lebih baik hingga perlawanan pada mereka pun akan lebih baik lagi,” lanjut Aldila.
Petenis Jawa Timur Aldila Sutjiadi, mengembalikan bola ke arah lawannya, petenis Kalimantan Selatan Fadona Titalyana, dalam final Mandiri Tennis Open 2022 di Jakarta, Minggu (13/2/2022). Aldila meraih juara pertama seusai mengalahkan Fadona dua set langsung, 7-5, 6-0.
Antusiasme itu menambah rasa senangnya karena mendapat kesempatan tampil di KIA Arena yang merupakan lapangan terbesar keempat di Melbourne Park, dengan kapasitas 5.000 penonton. Itu adalah lapangan terbesar yang pernah menjadi tempat bertanding anak bungsu dari tiga bersaudara tersebut.
Pada dua babak sebelumnya, Aldila/Kato bermain di lapangan luar dengan kapasitas penonton lebih sedikit, yaitu di Lapangan 17 pada babak kedua dan Lapangan 8 dalam babak pertama. Tak pelak, rasa senang tersebut menutup rasa gugup sebelum pertandingan.
”Waktu sebelum main, memang terasa gugup, tapi setelah masuk lapangan, gugupnya sudah hilang. Mungkin karena sudah fokus ke pertandingan, jadi terasa tenang,” tutur Aldila.
Bermain melawan Coco/Pegula pada babak ketiga Australia Terbuka, yang merupakan pencapaian terbaik di arena Grand Slam, akan menjadi bekal untuk perjalanan tahun ini, termasuk pada ajang berikutnya. Setelah Australia Terbuka, Aldila/Kato akan bermain pada WTA 250 Hua Hin, Thailand, pada 30 Januari-5 Februari.
Aksi petenis Serbia Novak Djokovic saat pertandingan babak keempat Australia Terbuka melawan petenis Australia Alex de Minaur, Senin (23/1/2023). Djokovic menang 6-2, 6-1, 6-2.
Peringatan dari Djokovic
Juara tunggal putra sembilan kali Novak Djokovic untuk pertama kalinya merasa nyaman bermain di Melbourne Park Arena tahun ini. Djokovic bermain dengan cedera hamstring kiri, sejak babak pertama, yang didapatnya saat bertanding pada salah satu turnamen pemanasan, yaitu di ATP 250 Adelaide, dua pekan sebelum Australia Terbuka.
Namun, petenis Serbia itu bahagia ketika merasa dalam kondisi terbaik saat melawan Alex de Minaur pada babak keempat. Rasa nyaman itu datang pada waktu yang tepat karena De Minaur, yang merupakan petenis Australia, mendapat dukungan lebih banyak penonton di Rod Laver Arena. Djokovic pun menang 6-2, 6-1, 6-2.
”Ini adalah hari terbaik saya. Saya tak merasa sakit apa pun sejak hari pertama tiba di sini. Terima kasih untuk tim medis di tim saya. Namun, saya tak akan merayakan ini terlalu cepat karena kondisi selalu berubah setiap hari,” tuturnya saat diwawancara mantan petenis nomor satu dunia, Jim Courier.
Komentar itu bisa menjadi peringatan bagi tujuh tunggal putra lain, salah satunya petenis Rusia yang akan menjadi lawan pada perempat final, Andrey Rublev. Rublev melangkah ke babak delapan besar setelah bermain ketat melawan Holger Rune dan menang 6-3, 3-6, 6-3, 4-6, 7-6 (11-9).
Petenis Serbia Novak Djokovic memberikan tanda tangan setelah pertandingan babak keempat Australia Terbuka melawan petenis Australia Alex de Minaur, Senin (23/1/2023). Djokovic menang 6-2, 6-1, 6-2.
Jika menang atas Rublev, calon lawan berikutnya adalah salah satu di antara dua petenis AS non-unggulan, Tommy Paul atau Ben Shelton. Adapun pada paruh atas undian, persaingan perempat final akan terjadi antara Karen Khachanov dan Sebastian Korda serta Stefanos Tsitsipas dengan Jiri Lehecka. (AFP/AP)