Tim pabrikan Yamaha ingin kembali memiliki tim satelit MotoGP, tetapi saat ini masih ada hambatan yang perlu diselesaikan. Tim asal Iwata, Jepang, itu menargetkan kembali memiliki tim satelit paling lambat musim 2025.
Oleh
AGUNG SETYAHADI
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS – Tim pabrikan Yamaha mengonfirmasi keinginan untuk kembali memiliki tim satelit di ajang MotoGP untuk mendukung pengembangan motor YZR-M1. Namun, musim ini mereka belum bisa menggantikan tim RNF yang bergabung dengan Aprilia karena masih ada sejumlah hambatan. Yamaha menargetkan kembali memiliki tim satelit pada 2024 dan paling lambat pada musim 2025. Meskipun musim ini tanpa tim satelit, Yamaha dan para pebalapnya, Fabio Quartararo dan Franco Morbidelli, tidak khawatir terkait pengembangan M1 2023.
Yamaha musim ini menjadi satu-satunya tim pabrikan yang tidak memiliki tim satelit, menyusul kepindahan RNF ke Aprilia. Dari sisi pengumpulan data untuk pengembangan motor, sebenarnya Yamaha tidak mengalami kerugian karena musim lalu dukungan para pebalap tim satelit kurang maksimal. Quartararo bahkan menilai musim lalu dirinya kesulitan memanfaatkan data dari tim satelit karena Andrea Dovizioso dan Darryn Binder kesulitan memaksimalkan potensi M1.
Yamaha pun akan mengerahkan seluruh sumber daya yang dimiliki untuk fokus pada pengembangan motor tim pabrikan dalam MotoGP 2023. Tim asal Iwata itu juga berusaha menyelesaikan hambatan yang mereka hadapi supaya bisa kembali memiliki tim satelit pada 2024 atau paling lambat 2025.
Tahun ini kami tanpa tim satelit. Menurut saya, itu tidak akan menjadi kerugian besar. Pada satu sisi, itu akan membuat kami bisa fokus sepenuhnya pada motor pabrikan.
”Tahun ini kami tanpa tim satelit. Menurut saya, itu tidak akan menjadi kerugian besar. Pada satu sisi, itu akan membuat kami bisa fokus sepenuhnya pada motor pabrikan. Kami ingin memastikan memiliki motor yang sepenuhnya kompetitif untuk balapan musim ini, tetapi juga untuk ke depan, 2024, 2025,” ungkap Managing Director Yamaha MotoGP Lin Jarvis saat peluncuran livery YZR-M1 2023 di Jakarta, Selasa (17/1/2023).
”Kami ingin kembali memiliki tim satelit, itu tidak perlu diragukan. Saat ini terlalu rumit untuk menjelaskan peluang dan hambatan yang kami hadapi. Tetapi, jika kami bisa mengatasi beberapa hambatan, kami mungkin mempertimbangkan pada 2024. Jika tidak, saya cukup yakin pada 2025 kami akan memiliki tim satelit lagi. Kita tunggu saja,” tutur Jarvis.
Terkait peluang tim VR46 milik Valentino Rossi menjadi tim satelit Yamaha, Jarvis menghindari menjawab dengan mengatakan, saat ini pihaknya sedang berusaha menyelesaikan hambatan yang ada. Hambatan itu kemungkinan adalah durasi kontrak antara VR46 dan Ducati yang berlangsung tiga tahun, mulai musim 2022. Artinya, VR46 baru bisa bergabung dengan Yamaha pada musim 2025, itu pun jika negosiasi terkait finansial, terutama biaya sewa motor, berjalan lancar. Sebagai gambaran, dua tahun lalu berdasarkan data boxrepsol, sewa motor lengkap untuk seorang pebalap tim satelit selama semusim mencapai 2 juta euro, sekitar Rp 32,716 miliar dengan kurs saat ini.
Tantangan lain yang dihadapai oleh Yamaha adalah mereka perlu memastikan motor M1 mereka kompetitif sehingga ada tim independen yang tertarik bekerja sama. Jika M1 2023 bisa bersaing dengan Ducati Desmosedici GP, atau Quartararo bisa juara lagi musim ini, peluang mendapatkan tim satelit akan lebih mudah.
Bagi Quartararo, tanpa tim satelit tidak terlalu memengaruhi dirinya karena musim lalu dia juga tidak bisa terlalu memanfaatkan data dari para pebalap RNF. Bahkan, dia tidak bisa leluasa bertukar data dengan rekan setimnya, Morbidelli, karena pebalap Italia itu kesulitan memaksimalkan potensi M1.
”Terkait tanpa tim satelit, menurut saya, cara kerja pada 2023 akan sangat berbeda, kami harus bekerja dengan cara yang lebih baik. Tetapi, saya tidak terlalu khawatir tidak memiliki tim satelit pada tahun ini karena pada musim lalu juga sangat sulit mengambil data dari tim satelit sebab kami memiliki rookie yang datang dari Moto3 (Darryn Binder), dan Dovi juga sempat berhenti lama balapan. Jadi, sulit untuk memperoleh informasi. Menurut saya, ini bisa lebih bagus karena Yamaha hanya fokus pada tim pabrikan,” ungkap Quartararo.
Setali tiga uang, Morbidelli pun optimistis dirinya bisa melanjutkan adaptasi dengan M1 yang mulai dia pahami dalam beberapa balapan terakhir musim 2022.
”Menurut saya, akan tetap baik-baik saja karena dalam beberapa balapan terakhir musim lalu saya bisa memahami motor dengan lebih baik, dan saya bisa memberikan masukan yang lebih baik kepada tim. Ya, dalam beberapa balapan terakhir musim lalu saya lebih baik. Saya tidak terlalu khawatir tidak memiliki tim satelit,” tutur Morbidelli yang merupakan lulusan Akademi VR46.
Untuk menjaga laju pengembangan motor tetap cepat, meskipun tanpa tim satelit, Yamaha berencana melakukan lebih banyak tes mandiri bersama pebalap penguji.
”Benar, kami tidak akan memiliki tim satelit, tetapi kami meningkatkan motor kami dengan memperkuat tim penguji kami. Kami akan memiliki jauh lebih banyak sesi tes di Eropa dan juga di Jepang. Sudah pasti kami akan bisa mempercepat pengembangan motor kami di sepanjang musim ini meskipun kami tidak memiliki tim satelit,” ungkap Direktur Tim Monster Energy Yamaha Massimo Meregalli.