Nasib kompetisi musim ini, yang gagal dijalankan secara normal, memberikan efek domino yang negatif. Meski begitu, klub-klub Liga 1 tetap berambisi mengejar target di sisa musim ini.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·5 menit baca
KOMPAS/MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
Spanduk yang mengandung pesan protes terhadap jalannya sisa Liga 1 musim ini dibentangkan pendukung Persita Tangerang pada laga menghadapi Persebaya Surabaya, Rabu (18/1/2023), di Arena Indomilk, Tangerang, Banten. Persita menelan kekalahan telak 0-5.
JAKARTA, KOMPAS — Arah kompetisi sepak bola nasional kini menjadi tidak menentu seusai dihentikannya Liga 2 dan 3 yang juga berimbas pada tidak adanya degradasi pada Liga 1 edisi 2022-2023. Keputusan penghentian liga itu memperburuk kondisi ketiga kasta kompetisi sepak bola di Indonesia itu yang selama ini telah sarat dengan masalah dan kontroversi.
Klub-klub dan pemain Liga 2 masih berharap keputusan Komite Eksekutif (Exco) PSSI pada Kamis (12/1/2023) itu bisa dianulir. Namun, peluang menganulir keputusan itu, yaitu melalui Kongres Biasa PSSI, Minggu (15/1/2023), tidak dimanfaatkan para pemilik suara.
Topik mengenai perjalanan kompetisi yang abnormal itu tidak menjadi pembahasan kongres. Padahal, kongres yang dihadiri 79 dari 87 pemilik suara PSSI ini menjadi ranah ideal dan sah untuk menganulir putusan itu.
Kurniawan Dwi Yulianto, mantan pemain tim nasional sepak bola Indonesia, menuturkan, penghentian Liga 2 dan 3 tidak bagus untuk kesinambungan pembinaan pemain. Pemain muda yang tampil di dua kasta kompetisi itu tidak lagi memiliki wadah untuk berkompetisi rutin pada musim ini.
KOMPAS/ADRIAN FAJRIANSYAH
Aksi legenda sepak bola Indonesia, Kurniawan Dwi Yulianto, dalam laga ekshibisi di sela kejuaraan kelompok usia, MILO Football Championship U-12 2019, di Jakarta, Sabtu (2/3/2019).
”Tidak hanya Liga 2 dan 3, imbas dari keputusan itu juga menghilangkan atmosfer kompetitif di sisa (laga) Liga 1 musim ini. Meskipun pemain berjuang di setiap pertandingan, ketiadaan degradasi tidak mencerminkan jalannya kompetisi yang sesungguhnya,” ujar Kurniawan di Jakarta, Rabu (18/1/2023).
Ia menambahkan, Indonesia perlu memiliki sistem kompetisi sepak bola yang baik serta dijalankan dengan komitmen besar oleh seluruh pemangku kepentingan sepak bola nasional. Mantan anggota PSSI Primavera itu memiliki pengalaman selama dua musim melatih di klub Liga Super Malaysia, Sabah FC. Kompetisi sepak bola negeri jiran itu tetap bisa berjalan di tengah pandemi Covid-19.
”Kompetisi di Malaysia berjalan sesuai dengan sistem yang ada. Itu terlihat dengan jadwal tertata baik; regulasi untuk pemain, pelatih, dan kompetisi yang jelas; serta pemain dan pelatih terlindungi dengan standar kontrak yang ada. Yang terpenting, mereka memiliki sistem kompetisi yang berjalan dan dijalankan dengan baik,” ucap Kurniawan yang menangani Sabah pada Desember 2019 hingga Agustus 2021.
Eko Noer Kristiyanto, mantan Koordinator Tim Verifikasi Liga 1 2020 di Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI), berkata, menilai, pelaksanaan liga profesional sepak bola selama ini terlalu banyak toleransi sehingga sejumlah klub yang tidak memenuhi syarat menjadi klub profesional dari Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC) tetap bisa mengikuti kompetisi.
Padahal, tambah Eko, aturan yang ketat demi memenuhi lisensi klub amat dibutuhkan untuk menciptakan iklim liga yang sehat. Tujuannya agar tidak ada klub yang mengalami kesulitan, terutama secara finansial, untuk mengarungi kompetisi semusim penuh.
Kian tak menarik
Kemudian, tidak adanya degradasi di Liga 1 semakin menghilangkan makna sportivitas dan semangat kompetitif di Liga 1 pada musim ini. Lalu, secara komersial, Liga 1 pun semakin tidak menarik di mata sponsor.
”Untuk menjalankan Liga 1 dalam dua musim terakhir, PSSI dan PT Liga Indonesia Baru amat bergantung bantuan (sponsor) pemerintah lewat Kementerian BUMN (Badan Usaha Milik Negara). Dengan keputusan Liga 1 tanpa degradasi dan aturan yang keliru, maka Liga 1 semakin tidak laku (secara komersial),” ucap Eko.
Adapun Sekretaris Jenderal PSSI Yunus Nusi menuturkan, keputusan dihentikannya Liga 2 dan 3 musim ini serta tidak adanya degradasi di Liga 1 sudah final sesuai rapat komite eksekutif. Keputusan itu, ungkapnya, didasari tidak adanya kesepakatan konsep lanjutan kompetisi antara klub dengan PT Liga Indonesia Baru. Selain itu, sejumlah klub Liga 2 belum memenuhi syarat sarana-prasarana dan izin dari kepolisian.
KOMPAS/ADRIAN FAJRIANSYAH
Menteri Pemuda dan Olahraga Zainudin Amali menerima perwakilan klub Liga 2 serta pemain dalam audiensi di Kantor Kemenpora, Jakarta, Senin (16/1/2023). Menpora berjanji akan mencari jalan keluar agar Liga 2 dan Liga 3 yang dihentikan PSSI bisa dilanjutkan kembali.
Namun, keputusan itu memberikan efek domino ke masa depan. Pertama, wakil Indonesia di kompetisi antarklub Asia musim 2023-2024 akan ditentukan lewat playoff yang mempertemukan juara Liga 1 2021-2022, yakni Bali United, dengan juara Liga 1 musim ini. Hal itu baru pertama kali terjadi.
Dengan keputusan Liga 1 tanpa degradasi dan aturan yang keliru, maka Liga 1 semakin tidak laku (secara komersial). (Eko Noer K)
Kedua, ditiadakannya putaran nasional Liga 3 pada musim ini akan berimbas pada penambahan jumlah peserta di musim depan. Penyebabnya, sejumlah asosiasi provinsi PSSI telah merampungkan putaran provinsi, salah satunya Jawa Tengah. Maka, jatah Asprov PSSI itu di putaran nasional Liga 3 edisi 2023-2024 akan bertambah.
Tampil maksimal
Meski kompetisi musim ini tanpa degradasi, mayoritas klub Liga 1 berkomitmen untuk tetap tampil maksimal di putaran kedua musim ini. Tekad itu ditunjukkan Persebaya Surabaya yang melibas Persita Tangerang, 5-0, pada laga pembuka pekan ke-19, Rabu (18/1/2023), di Arena Indomilk Arena, Tangerang, Banten.
Kemenangan tim ”Bajul Ijo” disumbangkan Marselino Ferdinan, pemain muda terbaik Piala AFF 2022, yang tampil menawan dan mencetak dua gol. Pesta gol Persebaya dilengkapi sumbangan gol dari Rizky Ridho, Paulo Victor, dan Sho Yamamoto.
Pelatih Persebaya Aji Santoso, seusai laga, menegaskan, timnya ingin mengejar target menembus peringkat tiga besar. Untuk itu, ia meminta anak asuhannya untuk menjaga konsistensi di putaran kedua musim ini serta mengesampingkan fakta kompetisi tanpa degradasi.
”Tim bermain impresif hari ini, tetapi kami harus mampu menjaga performa baik ini di laga-laga selanjutnya. Saya tegaskan kepada pemain untuk selalu memberikan penampilan maksimal demi mengejar target tim,” kata Aji.
Setelah membawa kemenangan mutlak dari Tangerang, Persebaya naik dua peringkat ke posisi kedelapan berkat perolehan 25 poin. Mereka berjarak 12 poin dari PSM Makassar di puncak klasemen.
Dadang Apridianto, gelandang Persita, bertekad untuk membantu timnya segera bangkit setelah menelan empat kekalahan beruntun. Kebangkitan itu penting agar tim ”Pendekar Cisadane” tidak keluar dari persaingan di posisi 10 besar.