Pemain asing IBL tidak hanya lebih tinggi dari musim-musim sebelumnya. Mereka juga membawa kualitas yang bisa memacu perkembangan liga.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·5 menit baca
Liga Bola Basket Indonesia musim 2023 memang baru berlangsung dua hari. Namun, para pemain asing sudah terlihat naik kelas dari musim-musim sebelumnya. Tidak hanya lebih tinggi, mayoritas para raksasa asing itu juga lebih baik dalam teknik dan pemahaman bola basket.
Seperti dalam laga Elang Pacific Caesar Surabaya versus Satya Wacana Salatiga di GOR Merpati, Bali, Minggu (15/1/2023). Pacific Caesar memainkan center asing setinggi 2,09 meter, Morakinyo Williams. Ditambah postur gempal, dia sudah seperti sosok raksasa yang membuat pemain lain terlihat mungil.
Munculnya raksasa seperti Williams baru terjadi musim ini. Pada musim-musim sebelumnya, peraturan IBL membatasi tinggi pemain asing maksimal dua meter. Peraturan diubah pada musim 2023. IBL membebaskan maksimal tinggi badan untuk satu dari dua pemain asing di setiap klub.
Dengan keunggulan fisik, Williams sukses mendominasi area dalam. Dia mengantar Pacific Caesar menang 88-68 dengan sumbangan 21 poin dan 10 rebound. Uniknya, Pacific Caesar yang musim lalu lebih banyak mengandalkan lemparan jauh, lebih banyak mengincar area dalam.
Pelatih asing Pacific Caesar Sung Jae-sik mengatakan, akan menyesuaikan gaya bermain tim dengan kelebihan pemainnya. Kebetulan, mereka memiliki dua pemain asing dengan tinggi di atas rerata tim lain. “Karena itu kami harus lebih fokus bermain di bawah keranjang, mengurangi tiga angka,” ucapnya.
Menariknya, pemain asing yang tampil di IBL musim ini sangat variatif. Tidak hanya modal tinggi seperti Williams yang bertipe center tradisional. Beberapa pemain punya tinggi lebih dari 2 meter, tetapi bisa bermain di beberapa posisi sekaligus. Termasuk piawai dalam dribel dan tembakan tiga angka.
Misalnya center asing Mountain Gold Timika Jarrid Jerome Famous. Pemain setinggi 2,08 meter itu punya senjata lengkap seperti center modern pada umumnya. Dalam debut menghadapi Dewa United Banten, dia bersinar lewat sumbangan dobel-dobel 25 poin dan 10 rebound hanya dalam 17 menit.
Famous tidak seperti pemain lokal setinggi 2 meter lebih yang cenderung kaku. Dia begitu ahli mengolah bola dari area luar, sering melakukan aksi satu lawan satu. Sementara itu, dia juga mencetak 3 kali dari 5 percobaan tembakan tiga angka.
Pastinya tantangan tersendiri buat saya. Kalau musim lalu kan dibatasin tingginya. Tahun ini lebih sulit.
Para pemain Dewa United sampai kebingungan menghadapi Famous. Forward Kaleb Ramot Gemilang berkata, tidak tahu harus fokus menjaga di area luar atau dekat keranjang. Setiap gerakannya serba salah karena kemampuan lengkap lawan.
“Pastinya tantangan tersendiri buat saya. Kalau musim lalu kan dibatasin tingginya. Tahun ini lebih sulit. (Dengan tinggi itu) kalau mereka masuk ke dalam gimana. Karena saya pasti kalah tinggi, tidak terlalu atletis juga. Akan lebih menarik ke depannya,” kata mantan pemain tim nasional itu.
Kehadiran pemain asing yang lebih variatif tidak terlepas dari perubahan peraturan gaji. Tahun ini, maksimal gaji salah satu pemain asing naik dari 3.000 dollar AS menjadi 4.000 dollar AS. Sementara itu, gabungan total gaji dua pemain asing naik dari 4.000 dollar AS jadi 5.000 dollar AS.
Sebelumnya, Direktur Utama IBL Junas Miradiarsyah berkata, peningkatan maksimal batas gaji itu dilakukan untuk memperluas kolam kandidat pemain asing. Dengan gaji lebih besar, pemain berkualitas yang sebelumnya tidak bisa ikut serta, akan terfasilitasi musim ini.
Tim seperti Amartha Hangtuah Jakarta pun bisa mendapat pemain berkualitas seperti Emmanuel Malou. Center setinggi 2 meter itu bisa bermain di empat posisi sekaligus. Malou yang mencetak 23 poin dalam debut pada Sabtu lalu, membawa banyak ilmu dari pengalaman main di luar negeri.
Adapun musim lalu, Malou sempat tampil di divisi teratas Liga Autralia (NBL) bersama klub ternama Adelaide 36ers. Dia bermain bersama kapten timnas Australia, Mitchell McCarron, yang menjuarai Piala Asia FIBA 2022 di Jakarta.
Kans belajar
Menurut pelatih Hangtuah AF Rinaldo, peningkatan level dan variasi pemain asing bisa sangat berpengaruh positif terhadap pemain lokal, terutama para center. Center lokal dipaksa untuk berpikir cara menghadapi lawan yang terbilang komplit. Mengingat, mereka kalah tinggi dan atletis.
Satu-satunya cara adalah mereka harus lebih pintar. Mereka harus memaksimalkan cara berpikir untuk meredam pemain asing. Saat bersamaan, mereka perlu menambah teknik-teknik baru dalam serangan. Tidak bisa lagi hanya sebatas menunggu rebound.
“Pasti akan sangat menantang. Itu akan bagus untuk kita semua (bola basket Indonesia). Jadi kita tidak kaget menghadapi pemain seperti itu. Kalau pemain lokal pastinya harus paham kapan untuk melakukan double team saat bertahan. Mereka juga harus punya kemampuan menembak dari luar untuk bersaing,” ucap Inal, mantan kapten timnas pada era 1990-an.
Inal merupakan sosok pebasket lokal yang bisa membuktikan tinggi bukanlah segalanya. Mantan point guard itu hanya punya tinggi 1,7 meter, tetapi mampu menjadi salah satu pemain terbaik pada zamannya. “Sang jenderal”, julukannya, tidak lebih tinggi. Namun, jauh lebih pintar dan berteknik dari yang lain.
Di sisi lain, tantangan lebih besar juga akan dihadapi staf pelatih. Khususnya para pelatih lokal. Mereka bisa lebih teruji menghadapi pertarungan strategi lebih kompleks. Sebab, setiap tim punya strategi masing-masing dengan kelebihan pemain asing. Adapun seperti musim lalu, hanya satu pemain asing yang boleh berada di lapangan.
Contoh terbarunya adalah Satya Wacana. Center asing mereka, Mervyn John, belum bisa tampil di laga versus Pacific Caesar. Pelatih Jerry Lolowang pun terpaksa menggunakan rencana darurat dengan center lokal untuk menghentikan Williams. Satya Wacana memang kalah pada akhirnya, tetapi hasil itu akan menjadi pelajaran pada masa depan.
Harapannya, peningkatan kualitas pemain asing di IBL musim ini bisa turut memacu pemain dan pelatih lokal. Mereka mesti berlari secepat mungkin agar tidak kaget ketika menghadapi level lebih tinggi, terutama untuk bisa bersaing di level internasional.