”Speed”, Tumpuan Panjat Tebing Indonesia Dongkrak Nomor Lain
Tim nasional panjat tebing Indonesia, khususnya nomor kecepatan, masih jadi andalan. Alhasil, beragam dukungan masih terpusat pada nomor itu. Namun, prestasi ”speed” dapat menyokong nomor lain untuk berkembang.
Oleh
YOSEPHA DEBRINA RATIH PUSPARISA
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Nomor speed atau kecepatan masih menjadi tumpuan tim panjat tebing Indonesia sehingga berbagai dukungan masih berpusat pada nomor ini. Dalam perjalanannya, nomor adu cepat itu diharapkan dapat menjadi contoh guna mengembangkan nomor-nomor lainnya.
Tim panjat tebing Indonesia, khususnya nomor speed (kecepatan), masih diandalkan untuk berpartisipasi dalam berbagai ajang kompetisi tingkat Asia hingga dunia. Dalam tahun ini saja, agenda para atlet telah penuh untuk mengikuti rangkaian seri kejuaraan dunia yang mulai pada April mendatang.
”Kalau speed itu, saat ini memang bisa dibilang istimewa. Kita harus tetap mempertahankan karena itu ikon bersama. Prestasi internasional kita di situ sehingga mau-tidak mau, suka-tidak suka, speed jadi andalan kita di tiap kompetisi yang diselenggarakan (secara) internasional,” tutur Penasihat Pengurus Pusat Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) Sapto Hardiono saat dihubungi dari Jakarta, Jumat (13/1/2023).
Oleh karena itu, FPTI selama ini terus mendorong atlet-atlet speed untuk mengasah kemampuan mereka melalui beragam kompetisi internasional. Nomor ini pun tak memakan banyak investasi seperti nomor lead (panjat tebing dengan pengaman tali) dan boulder (nomor teka-teki pemanjatan tanpa pengaman tali dengan ketinggian maksimal empat meter).
Menurut Sapto, jalur, dinding, serta sarana dan prasarana pada nomor speed tak banyak berubah dari waktu ke waktu. Hal itu menguntungkan nomor ini, sebab menekan pembiayaan fasilitas-fasilitas pelatihan.
”Panjat tebing untuk speed hampir bisa dikatakan, seluruh kebutuhan latihan mereka dan kompetisi sudah terpenuhi oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) maupun pengurus pusatnya (FPTI) sendiri,” lanjutnya.
Dinamika ini berpengaruh pada pola regenerasi atlet speed yang lebih terstruktur dibandingkan dengan lead dan boulder. Hal ini terjadi karena pembentukan tim speed telah berlangsung belasan tahun ketimbang kedua nomor lainnya.
Pelatih panjat tebing Indonesia, Hendra Basir, menambahkan, ketika tim speed menorehkan prestasi, maka berbagai bantuan dan dukungan akan terus mengalir. Sokongan-sokongan ini akan membantu nomor-nomor lain untuk berkembang pula, sebab dukungan secara langsung pada lead dan boulder tak semasif speed.
”Kalau atlet-atlet speed dapat medali emas, pasti negara akan bantu panjat tebing juga. Negara akan support pelatihan jangka panjang, tetapi kategori lead juga akan terbantu secara otomatis,” ujar Hendra di Stadion Wibawa Mukti, Cikarang, Bekasi, Jawa Barat, Kamis (12/1/2023).
Target pecah rekor
Kini, tim panjat tebing Indonesia nomor speed tengah fokus untuk merebut tiket ”emas” menuju Olimpiade Paris 2024. Program latihan disesuaikan guna mematangkan persiapan mereka, khususnya pada seri pertama babak kualifikasi Olimpiade yang akan berlangsung di Seoul, Korea Selatan, pada April 2023.
Menurut atlet speed, Rahmad Adi Mulyono (22), persiapan dirinya untuk beradu dalam babak kualifikasi Olimpiade 2024 dimulai sejak 2020. Latihan fisik dan teknik terus diasah setiap hari sejak saat itu.
”Sekarang belajar untuk mengontrol ambisi agar enggak terlalu menggebu-gebu karena nafsu yang berlebih juga enggak baik,” kata Adi yang mengalungi medali perunggu dalam seri Piala Dunia Panjat Tebing 2022 di Korea Selatan.
Ia juga menilai fasilitas dan pola latihan cukup mendukung persiapannya menghadapi berbagai karakter lawan di kancah internasional. Selain itu, Adi juga mendapat jam terbang yang bahkan lebih dari cukup untuk berlaga pada tingkat dunia. Targetnya kali ini lolos kualifikasi Olimpiade 2024, sambil terus berupaya ”mengalahkan” dirinya sendiri.
Berbeda dengan target Adi, atlet putri Rajiah Sallsabillah (23) masih terus berusaha memperbaiki kecepatan waktunya saat memanjat. Selama ini, catatan waktunya berkisar pada 6,8-6,9 detik ketika bertanding. Ia menargetkan dapat stabil pada kecepatan 6,6 detik.
”Semoga nanti saat pertandingan bisa mendekati rekor dunia atau bahkan melewati (rekor itu),” tambah Billa, yang meraih medali emas nomor speed relay putri dalam Asian Games 2018.
Dalam laman Federasi Olahraga Panjat Tebing Internasional (IFSC), Aleksandra Miroslaw merupakan atlet perempuan asal Polandia yang memegang rekor dunia nomor speed. Ia memecah rekornya sendiri dalam Kejuaraan Dunia IFSC di Salt Lake City, Utah, Amerika Serikat, pada Mei 2022 dengan catatan waktu 6,53 detik.