Napoli menunjukkan konsistensinya saat menang 5-1 atas Juventus pada pekan ke-18 Liga Italia. Kemenangan atas penantang utama perburuan juara liga itu membuat laju Napoli menuju gelar ketiganya kian terbuka lebar.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·5 menit baca
NAPOLI, SABTU — Tanpa ampun, Napoli melumat habis Juventus dengan skor 5-1 dalam laga pekan ke-18 Serie A Liga Italia di Stadion Diego Armando Maradona, Napoli, Sabtu (14/1/2023). Kemenangan bersejarah itu seolah menjadi sinyal bahwa laju Napoli menuju gelar scudetto alias juara Serie A ketiganya kian tak terbendung meskipun musim ini masih menyisakan 20 pekan.
Ini adalah malam yang luar biasa karena tim bermain sangat baik dalam menyerang dan bertahan serta terus menjaga tempo tetap tinggi.
”Ini adalah malam yang luar biasa karena tim bermain sangat baik dalam menyerang dan bertahan serta terus menjaga tempo tetap tinggi. Kalau bisa mengeluarkan semua kemampuan mereka, tim ini bisa melakukan segalanya seperti hasil laga ini. Di atas semua itu, suporter memberikan atmosfer luar biasa. Tim ini tahu bagaimana cara membalas rasa cinta dari para penggemar,” ujar Pelatih Napoli Luciano Spalletti kepada DAZN dilansir Football-Italia sehabis laga tersebut.
Sejak laga dimulai, Napoli bagaikan monster kelaparan yang buru-buru ingin menelan Juventus yang notabene pemilik gelar terbanyak di Serie A dengan 36 trofi. Terang saja, baru 14 menit laga dimulai, Napoli langsung membukukan gol melalui penyerang Viktor Osimhen. Pemain asal Nigeria itu menyambut bola muntah dengan sundulan, seusai tendangan gunting akrobatik gelandang serang Khvicha Kvaratskhelia di dalam kotak penalti ditepis kiper Juventus, Wojciech Szczesny.
Dengan dukungan suporter fanatik yang memenuhi seisi stadion, kepercayaan diri Napoli terangkat ke level lebih tinggi. Pada menit ke-39, ”Si Keledai Kecil” pun menggandakan keunggulan lewat gol Kvaratskhelia. Kali ini, giliran Osimhen yang membuka peluang untuk Kvaratskhelia. Osimhen yang mendapatkan bola di kotak penalti memberikan umpan datar kepada Kvaratskhelia yang berdiri bebas sehingga bisa melepaskan tembakan datar terarah yang mulus masuk ke gawang.
Sebagai raksasa Italia, Juventus tidak mau malu begitu saja. Dengan kerja keras setengah mati menembus pertahanan Napoli, mereka pun bisa mencuri gol melalui gelandang serang Angel Di Maria di menit ke-42. Gol itu lahir dari proses yang luar biasa. Di Maria melakukan dua kali umpan satu-dua, yakni dengan gelandang Manuel Locatelli dan penyerang Arkadiusz Milik untuk menembus kotak penalti sebelum melancarkan tendangan datar keras menghunjam gawang lawan.
Melihat Juventus berusaha bangkit, Napoli berupaya bermain lebih kencang dan spartan. Mereka akhirnya bisa kembali memperlebar jarak lewat gol bek Amir Rrahmani di menit ke-55. Rrahmani menyambut umpan sepak pojok Kvaratskhelia dengan tendangan voli yang meluncur deras bak torpedo sehingga Szczesny hanya terdiam melihat bola masuk ke gawangnya.
Kvaratskhelia dan Osimhen benar-benar duet yang mematikan. Pada menit ke-65, lagi-lagi, Kvaratskhelia mengkreasi gol untuk Osimhen. Setelah bek Juventus, Gleison Bremer, memberikan umpan yang tidak akurat, bola liar bisa dicuri Kvaratskhelia di sisi kiri luar lapangan. Kemudian, pemain asal Georgia itu membawa bola sebentar ke dalam kotak penalti sebelum memberi umpan silang yang bisa dikonversi menjadi gol melalui tandukan keras Osimhen.
Walau sudah memimpin 4-1, Napoli tidak mau mengendurkan serangan. Di menit ke-72, mereka menambah pundi-pundi gol lewat gelandang serang pengganti Eljif Elmas. Gol itu lahir dari permainan kolektif dari sisi kiri luar ke sisi kanan luar lapangan. Bek sayap kanan Giovanni Di Lorenzo menjembatani perpindahan sisi permainan itu dengan memberi umpan terobosan kepada Elmas yang sedang berlari kencang menuju kotak penalti.
Sesampai di kotak penalti, Elmas mengelabui pemain sayap kiri Juventus, Filip Kostic, sebelum melepaskan tembakan keras ke gawang. Arah bola itu sempat berubah karena tersentuh bek Juventus, Alex Sandro, sehingga Szczesny mati langkah untuk mengamankan gawangnya.
Hasil bersejarah
Menurut Transfermarkt.com, kemenangan 5-1 itu adalah kemenangan terbesar Napoli atas Juventus di Serie A setelah kemenangan 4-1 di Serie A musim 1938/39, 19 Februari 1939. Hasil itu menyamai skor kemenangan Napoli atas Juventus pada Piala Super Italia 1990/91, 1 September 1990. Akan tetapi, itu masih di bawah kemenangan 5-0 Napoli atas Juventus dalam babak kedua Piala Italia 1977/78, 14 Mei 1978.
Raihan tiga poin itu otomatis mengantarkan Napoli kokoh di puncak klasemen dengan 47 poin dari 18 laga. ”Gli Azzurri” alias ”Si Biru” unggul 10 poin atas juara bertahan AC Milan di urutan kedua yang baru memainkan 17 laga dan Juventus di peringkat ketiga. Kendati Serie A masih menyisakan 20 pekan, kalau bisa mempertahankan performa sensasionalnya, Napoli boleh jadi sulit dibendung untuk meraih scudetto ketiganya seusai musim 1986/87 dan 1989/90.
Menurut Osimhen, masih terlalu dini berbicara mengenai scudetto. Perjalanan Napoli menuju tujuan itu masih terbentang panjang dengan beragam tantangan yang menanti. Namun, kemenangan atas Juventus yang menjadi salah satu penantang utama scudetto telah memberikan kepercayaan diri tinggi.
”Saya selalu mengatakan, kami memiliki skuad yang hebat dengan pemain berkualitas. Yang harus dilakukan sekarang, kami patut terus menjalankan instruksi pelatih. Kalau bisa terus seperti ini, saya pikir kami akan mendapatkan peluang yang bagus di akhir musim nanti,” kata Osimhen.
Sebaliknya, kebobolan lima gol itu menjadi yang pertama kali untuk Juventus sejak kekalahan 1-5 dari tuan rumah Pescara di Serie A 1992/93, 30 Mei 1993. Hasil itu turut mencoreng grafik positif Juventus yang menang delapan laga beruntun tanpa kebobolan dari pekan ke-10 hingga pekan ke-17 musim ini.
Kini, posisi ”Sang Nyonya Besar” pun melorot dari urutan kedua menjadi ketiga. Memang koleksi poin dan selisih kemasukan-memasukkan gol mereka sama dengan Milan, tetapi ”Si Zebra” kalah produktivitas gol dengan Milan yang baru memainkan laga pekan ke-18 kontra tuan rumah Lecce, Minggu (15/1/2023).
Walau menjadi kekalahan paling menyakitkan dalam kariernya, Pelatih Juventus Max Allegri mengakui Napoli sepenuhnya pantas meraih kemenangan telak tersebut. Sebab, Juventus tidak dalam kondisi terbaik untuk menghadapi Napoli yang konsisten memimpin klasemen sejak awal musim ini.
Akan tetapi, Allegri tidak ingin timnya larut dalam kekecewaan. Mereka mesti segera bangkit karena perjalanan masih panjang. ”Kami tidak perlu berkecil hati karena kami pernah menang delapan kali berturut-turut tanpa kebobolan. Kami harus terus bekerja, meningkatkan diri, dan mencoba mengembalikan pemain yang cedera. Semua situasi negatif juga punya sisi positifnya,” ungkap Allegri.