Bisa beradaptasi baik dengan cara bermain lawan, ganda putri Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva Ramadhanti memenangi perempat final Malaysia Terbuka. Mereka menjadi wakil pertama Indonesia yang lolos ke semifinal.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·4 menit baca
KUALA LUMPUR, JUMAT - Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva Ramadhanti, ganda putri Indonesia, tampil solid ketika berhadapan dengan pasangan Korea Selatan unggulan ketiga, Kim Se-yeong/Kong Hee-yong, pada perempat final turnamen bulu tangkis Malaysia Terbuka BWF World Tour Super 1000. Mereka bisa beradaptasi dengan situasi hingga menang dalam dua gim dan menjadi wakil pertama Indonesia yang lolos ke semifinal.
Pada perempat final yang berlangsung di Arena Axiata, Kuala Lumpur, Jumat (13/1/2022), Apriyani/Fadia menang dengan skor 22-20, 21-15. Laga ini menjadi pertemuan pertama Apriyani/Fadia dengan salah satu ganda putri terbaik dunia tersebut.
Malaysia Terbuka tahun ini menjadi kesempatan pertama Apriyani/Fadia mempertahankan gelar juara sejak tampil dalam turnamen BWF World Tour pada Indonesia Masters, Juni 2022. Namun, berbeda dengan tahun lalu ketika berlevel Super 750, kali ini, Malaysia Terbuka memiliki level lebih tinggi, yaitu Super 1000.
Dalam kalender BWF 2023, hanya empat turnamen yang memiliki level Super 1000. Tiga lainnya adalah All England, Indonesia Terbuka, dan China Terbuka.
Saat menjuarai Malaysia Terbuka 2022, pada turnamen ketiga mereka, Apriyani/Fadia mengalahkan tiga pasangan peringkat sepuluh besar dunia, yaitu Nami Matsuyama/Chiharu Shida (Jepang), Chen Qing Chen/Jia Yifan (China), dan Jeong Na-eun/Kim Hye-jeong (Korea Selatan).
Tahun ini, Apriyani/Fadia, yang tak menjadi unggulan, juga menyingkirkan Jeong/Kim, yang ditempatkan sebagai unggulan kelima, pada babak kedua. Mereka lalu mengalahkan unggulan lainnya pada perempat final. Seperti pada turnamen tahun lalu, mereka juga akan berhadapan dengan Chen/Jia, kali ini, pada semifinal. Ganda putri nomor satu dunia asal China itu lolos ke semifinal setelah mengalahkan dua bersaudara asal Bulgaria, Gabriela/Stefani Stoeva, 21-17, 21-17.
Seperti bagi pemain lain, Chen/Jia menjadi lawan terberat Apriyani/Fadia karena konsistensi kecepatan mereka dari awal hingga akhir permainan. Mereka juga jarang membuat kesalahan.
Ong/Teo adalah salah satu dari hanya dua wakil tuan rumah yang tampil pada perempat final selain ganda campuran Chen Tang Jie/Toh Ee Wei yang saat ini diasuh mantan pelatih Indonesia, Nova Widianto.
Dari empat pertemuan yang berlangsung pada 2022, Apriyani/Fadia tertinggal 1-3, termasuk kalah pada dua pertemuan terakhir, yaitu pada perempat final Jepang Terbuka dan penyisihan grup turnamen Final BWF. Apriyani/Fadia ingin mempertahankan gelar juara Malaysia Terbuka.
Akan tetapi, seiring berjalannya turnamen, mereka menghilangkan pola pikir itu untuk menghilangkan beban. Keduanya lebih fokus untuk menerapkan pola main yang tepat, beradaptasi dengan cara main lawan dan kondisi di lapangan.
Pertahanan tangguh
Melawan Kim/Kong, yang memiliki pertahanan tangguh dan serangan balik berbahaya, mereka memperagakan yang telah dilatih di pelatnas Cipayung pada akhir 2022 itu. Apriyani/Fadia bersabar menanti kesempatan menyerang.
Kesabaran itu perlu dilakukan karena saat diserang, dengan rangkaian smes, Kim/Kong bisa mengembalikannya dengan pukulan drive menyilang yang berbalik menyulitkan Apriyani/Fadia. Dari momen inilah, ganda Korea Selatan ranking ketujuh dunia itu bisa berbalik menyerang dengan mudah saat pasangan Indonesia belum berada pada posisi siap secara penuh untuk bertahan.
Dengan keunggulan lawan pada dua faktor tersebut, Apriyani/Fadia mengubah pola permainan mereka dari cepat menjadi lambat. Mereka menanti kesempatan tepat untuk menyerang, melalui smes atau dropshot, atau menanti lawan membuat kesalahan.
Cara bermain variatif seperti ini, seperti dikatakan pelatih ganda putri Indonesia, Eng Hian, disiapkan pada masa persiapan di pelatnas Cipayung untuk memasuki musim kompetisi 2023. Ini karena lawan sudah bisa mengantisipasi permainan cepat pasangan yang merupakan penerus dari Apriyani ketika berpasangan dengan Greysia Polii itu.
Empat wakil lain
Selain Apriyani/Fadia, Indonesia memiliki empat wakil lain yang tampil pada perempat final sesi Jumat sore. Pada ganda campuran, Dejan Ferdinansyah/Gloria Emanuelle Widjaja berhadapan dengan Kim Won-ho/Jeong (Korea Selatan). Adapun Anthony Sinisuka Ginting yang akan berhadapan dengan Kanta Tsuneyama, pemain Jepang yang bisa mengimbangi Anthony dengan skor 2-2 dari empat pertemuan sebelumnya.
Pada ganda putra, dua wakil Indonesia akan berhadapan dengan pasangan dari negara berbeda. Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan ditantang pasangan Korea Selatan, Kang Min-hyuk/Seo Seung-jae, adapun Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto akan berhadapan dengan tantangan berlipat. Mereka berhadapan dengan pasangan Malaysia, Ong Yew Sin/Teo Ee Yi, yang akan mendapat dukungan penuh penonton di stadion.
Ong/Teo adalah salah satu dari hanya dua wakil tuan rumah yang tampil pada perempat final selain ganda campuran Chen Tang Jie/Toh Ee Wei yang saat ini diasuh mantan pelatih Indonesia, Nova Widianto.
Dari perempat final nomor lain yang berlangsung pada Jumat sesi pagi, tunggal putra Thailand berusia 21 tahun, Kunlavut Vitidsarn, menghentikan langkah juara dunia 2021, Loh Kean Yew (Singapura). Vitidsarn mengalahkan Loh, yang berlatih bersama Viktor Axelsen di Dubai, Uni Emirat Arab, dengan skor 21-11, 2-22, 21-14. Laga melawan Kodai Naraoka (Jepang)/Prannoy H.S. (India), pada Sabtu, menjadi semifinal pertama Vitidsarn dalam turnamen Super 1000.
Pemain lain yang lolos ke semifinal adalah tunggal putri Korea Selatan, An Se-young, yang akan berhadapan dengan Chen Yu Fei (China). Kemenangan pada perempat final, juga, didapat ganda campuran asal Jepang, Yuta Watanabe/Arisa Higashino.