Indonesia kembali gagal mewujudkan mimpi untuk menjadi juara Piala AFF pertama kalinya. Karena lengah, mereka disengat dua gol cepat Vietnam dan takluk, 0-2.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·4 menit baca
AP/NGUYEN MANH QUAN
Pemain Vietnam, Nguyen Then Linh (kedua kanan) dan rekan-rekanya merayakan gol ke gawang Indonesia pada laga kedua semifinal Piala AFF 2022 di Stadion My Dinh, Hanoi, Vietnam, Senin (9/1/2023) malam. Indonesia takluk, 0-2, dan gagal ke final.
HANOI, SENIN – Indonesia harus mengubur mimpi meraih trofi juara Piala AFF untuk pertama kalinya. Dalam laga leg kedua semifinal Piala AFF 2022 di Stadion Nasional My Dinh, Hanoi, Vietnam, tim ”Garuda” takluk 0-2 dari tuan rumah. Dengan begitu, Indonesia kalah agregat 0-2 dari skuad ”Prajurit Bintang Emas” sehingga Fachruddin Aryanto dan kawan-kawan mesti angkat koper lebih dini.
Dalam laga ini, Indonesia tampak sangat berhati-hati untuk menghindari bombardir serangan Vietnam. Untuk itu, Pelatih Indonesia Shin Tae-yong kembali menerapkan formasi 5-4-1 seperti yang dijalankan pada semifinal pertama di Jakarta. Namun, ada dua perubahan taktik pemain, yakni Yakob Sayuri digeser dari sayap kanan ke gelandang tengah untuk menggantikan peran Rachmat Irianto yang dicadangkan. Adapun Saddil Ramdani mengisi posisi kanan luar tersebut.
Sebaliknya, walau bermain di hadapan pendukung sendiri, Vietnam pun sangat mewaspadai potensi kejutan Indonesia. Maka itu, Pelatih Vietnam Park Hang-seo tetap menggunakan formasi yang cenderung bertahan, yakni dari 5-4-1 dalam semifinal pertama menjadi 5-3-2 pada laga kali ini. Akan tetapi, karena gagal mencetak gol tandang yang menentukan nasib untuk meraih tiket ke final, mereka mau tidak mau harus mencuri gol kandang sehingga menempatkan dua penyerang.
Maka, sejak laga dimulai, Vietnam langsung berusaha menekan Indonesia dengan mengoptimalkan keunggulan fisik dan kelincahan para pemain mereka. Tak butuh waktu lama, pada menit ketiga, Vietnam bisa mencetak gol melalui penyerang Nguyen Tien Linh.
AFP/NHAC NGUYEN
Pemain Vietnam, Nguyen Thanh Binh (kiri), dan striker Indonesia, Ilija Spasojevic (kanan), berebut bola pada laga kedua semifinal Piala AFF 2022 di Stadion My Dinh, Hanoi, Vietnam, Senin (9/1/2023) malam. Indonesia takluk, 0-2.
Gol itu lahir dari umpan tinggi jauh gelandang Do Hung Dung dari wilayah permainan timnya ke kotak penalti lawan. Nguyen Tien Linh yang berlari kencang mampu menyambut bola di dalam kotak penalti walau dikawal oleh dua bek Indonesia, Jordi Amat dan Rizky Ridho. Usai berhasil menguasai bola, Nguyen Tien Linh langsung melepaskan tendangan keras menyusur tanah yang tidak bisa dibendung kiper Indonesia, Nadeo Argawinata.
Sehabis gol itu, Vietnam bermain disiplin yang cenderung bertahan. Kendati demikian, mereka tetap mampu melancarkan serangan ketika penguasaan bola Indonesia putus di tengah jalan karena salah umpan ataupun umpan yang terlalu mudah terbaca.
Permainan agresif Vietnam sangat mengerikan. Tim ”Negeri Paman Ho” bermain cepat dengan kombinasi permainan umpan pendek dari kaki ke kaki dan langsung melakukan terobosan tatkala ada pemain depan yang menyelinap berlari kencang menuju kotak penalti lawan.
Memasuki babak kedua, Indonesia seolah mengulangi kesalahan pada awal babak pertama. Mereka lengah dengan serangan cepat Vietnam sehingga memicu petaka kedua.
Saat serangan mereka putus di tengah jalan atau bolanya direbut lawan, Vietnam melakukan transisi menyerang ke bertahan dengan cepat. Para pemainnya disiplin untuk kembali menjaga posnya masing-masing dan lugas untuk memotong aliran bola ataupun menjegal pergerakan pemain Indonesia.
ANTARA/ADITYA PRADANA PUTRA
Pemain Indonesia, Pratama Arhan (kiri), bersama rekan-rekannya berlatih dalam sesi latihan resmi jelang pertandingan leg kedua babak semifinal Piala AFF 2022 di Stadion Nasional My Dinh, Hanoi, Vietnam, Minggu (8/1/2023).
Provokasi
Vietnam benar-benar di atas angin dengan kecerdikan para pemainnya memprovokasi emosi lawan yang cukup mengganggu konsentrasi maupun mental. Seringkali mereka melakukan gerakan tambahan sekalipun wasit sudah meniup pluit pelanggaran ataupun berpura-pura kesakitan ketika tubuh sedikit saja tersentuh lawan.
Di sisi lain, Indonesia tidak bisa membangun serangan sesuai rencana. Skema serangan tim ”Merah-Putih” dengan umpan-umpan lambung jauh kepada pemain sayap atau penyerang tengah terlalu monoton sehingga mudah dipatahkan oleh gelandang atau bek lawan. Bahkan, tidak ada sama sekali serangan mereka yang mengancam pertahanan lawan.
Memasuki babak kedua, Indonesia seolah mengulangi kesalahan pada awal babak pertama. Mereka lengah dengan serangan cepat Vietnam sehingga memicu petaka kedua. Pada menit ke-46, bek sayap kiri Vietnam, Doan Van Hau, memberikan umpan tinggi jauh kepada penyerang Pham Tuan Hai di kotak penalti. Setelah bisa menguasai bola, Pham Tuan Hai melakukan tembakan keras, tetapi bisa dihalau Jordi.
Begitu bola keluar, Vietnam mendapatkan tendangan sudut. Do Hung Dung, yang mengambil tendangan sudut itu, melepaskan umpan silang kencang yang bisa disambut dengan sundulan mematikan oleh Nguyen Tien Linh. Bola tandukan itu pun meluncur deras masuk ke gawang lawan di menit ke-47.
Usai gol itu, Indonesia seperti kurang motivasi untuk mengejar ketertinggalan. Serangan lebih banyak dilakukan secara individu oleh beberapa pemain yang membawa bola dan berlari sendiri tanpa didukung rekan-rekannya. Cara itu tak lain akibat transisi bertahan ke menyerang skuad Garuda yang terlalu lambat.
Tak pelak, bola yang dikuasai pemain Indonesia sangat gampang dihentikan atau direbut pemain lawan. Belum lagi, kualitas umpan sangat buruk dan minim kreativitas gerakan tanpa bola untuk mengelabui lawan. Situasi kian sulit karena para pemain nyaris tidak berani melakukan tendangan spekulasi dari luar kotak penalti.
Oleh karena itu, kedudukan 2-0 untuk Vietnam tidak berubah hingga wasit asal Jepang, Yusuke Araki, meniupkan peluit panjang tanda pertandingan berakhir. Skuad Bintang Emas pun menembus final keempat mereka di Piala AFF seusai menjadi runner-up pada 1998 serta juara pada 2008 dan 2018.
Kendati demikian, Vietnam masih menunggu calon lawan di final antara Malaysia dan Thailand yang baru menjalani semifinal kedua di Thailand, Selasa (10/1/2023). Nantinya, final juga berlangsung dua kali, yakni pada 13 Januari dan 16 Januari 2023.
Sementara Indonesia kembali gagal mewujudkan target merebut juara Piala AFF. Sejak ajang dua tahunan itu digelar perdana pada 1996, prestasi terbaik Indonesia adalah enam kali menjadi runner-up, yakni pada 2000, 2002, 2004, 2010, 2016, dan 2020.